Energi Dzikir
Meningkatkan Imun Jiwa Raga
Laduni.ID Jakarta - Dzikir merupakan ibadah ringan yg
bisa dilakukan oleh umat Islam, untuk mengingat kebesaran Allah subhanahu wa
ta'ala. Selain meningkatkan keimanan dan taqarrub ilallah, dzikir juga bisa membawa
manfaat besar, dalam meningkatkan imunitas jiwa seorang manusia.
Dalam Islam, dzikir berarti mengingat Allah subhanahu wa
ta'ala di dalam hati dan menyebut-Nya dgn lidah. Dzikir adalah cara yang sangat
ampuh dan sederhana, untuk beribadah kepada Allah subhanahu wa ta'ala ketika
kita kekurangan waktu, yang membawa banyak manfaat dan kebajikan.
Perintah berdzikir
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًاوَسَبِّحُوهُ
بُكْرَةً وَأَصِيلًاهُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ
لِيُخْرِجَكُم مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ۚ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ
رَحِيمًا
“Wahai
orang-orang beriman, berdzikirlah kepada Allah dgn dzikir yang banyak, dan
bertasbihlah kepada-Nya pagi dan petang, Dia-lah yang bershalawat atas kamu dan
malaikat-Nya, untuk mengeluarkan kamu dari kegelapan menuju cahaya, dan Dia
sangat penyayang terhadap orang-orang beriman.” (QS. Al-Ahzab: 41-43)
Salah satu
manfaat berdzikir adalah mendapatkan perlindungan dan keberuntungan dari Allah
subhanahu wa ta'ala. Orang yang senantiasa memuji kebesaran Allah subhanahu wa
ta'ala, akan selalu terlindung dari keburukan. Dzikir juga bisa membuka pintu
keselamatan dunia akhirat.
Mengaitkan
keberuntungan dengan banyak berdzikir dan konsisten di atasnya.
وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا
لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Berdzikirlah
kepada Allah, sebanyak-banyaknya mudah-mudahan kamu beruntung.” (QS.
Al-Jumu’ah/62: 10)
Regulasi
Imun
Selain itu,
dgn berdzikir secara istiqamah, insya Allah hati dan pikiran seseorang menjadi
lebih rileks dan tenang. Hal ini pula, mendasari pemikiran
"psikoneuroimunologi" atau konsep mengenai fungsi
"regulasi-imun", untuk mempertahankan "hemeostasis".
Hemeostasis
merupakan proses dan mekanisme otomatis, yg dilakukan makhluk hidup, untuk
mempertahankan kondisi konstan, sehingga tubuh terus berfungsi dgn normal dan
stabil, meski terjadi perubahan lingkungan internal atau eksternal (di dalam
atau di luar tubuh) manusia.
Energi
Positif dan Negatif
Setiap
manusia memiliki energi. Yang mana energi tersebut terbagi menjadi dua jenis,
yaitu energi positif dan energi negatif. Nah, untuk energi negatif ini
merupakan kekuatan tak terlihat yang bisa membuat hidup manusia jadi lebih
sulit. Biasanya akan mempengaruhi suasana hati maupun perilaku.
Sedangkan
energi posfitif adalah kebalikannya. Banyak yg mendambakan memiliki energi
positif untuk meningkatkan hidup lebih berarti. Meskipun pada kenyataannya,
energi negatif akan selalu ada di tubuh manusia. Yang membedakan adalah besar
dan kecilnya.
Mengenai
energi negatif, ada kalanya seseorang mengalami gelombang emosi negatif atau
pikiran yg tiba-tiba di mana tubuh, pikiran, dan jiwanya bereaksi terhadap
hal-hal yang buruk. Biasanya, adanya energi negatif berujung pada depresi.
Meskipun tidak menutup kemungkinan memiliki efek lain yang tak kalah merugikan.
Tanda-tanda
berikutnya adalah sistem kekebalan tubuh melemah, sehingga tubuh sering sakit,
atau kerap terjadi infeksi virus berbahaya. Tiba saatnya, kita akan mudah
terserang infeksi, seperti kulit, infeksi saluran pernapasan, dan lain
sebagainya. Ini adalah bentuk dari penurunan sistem kekebalan tubuh lantaran
terlalu banyak energi negatif yang mengelilingi kita.
Cara
Peningkatan Imunitas
Dalam suatu
riset, Keajaiban Dzikrullah Terhadap Imunitas Tubuh, kondisi psikis kadar hormon
dan imunitas ini, memiliki kaitan yg erat sekali. Allah subhanahu wa ta'ala
menitipkan tubuh penuh dgn potensi bahaya. Dari beberapa riset, diketahui,
tidak kurang dari 1,5 juta bakteri ada dalam 1 cm kulit manusia. Yang Allah
subhanahu wa ta'ala titipkan, bukan hanya yang berbahaya, tapi juga ada yang
menjadi pelindung.
Ada tujuh
cara meningkatkan imunitas tubuh manusia. Yaitu sikap yang selalu bersyukur
kepada Allah, berbaik sangka kepada Allah subhanahu wa ta'ala dan sesama
manusia, mengeluarkan infaq atau sedekah,
selalu tersenyum, meyakini selalu ada jalan kemudahan dari Allah
subhanahu wa ta'ala, berpuasa, dan dzikirullah secara istiqamah dan mudawamah.
Energi
Dzikir Dan Pasien
Dari
penelitian-penelitian yang ada, diketahui ketika seseorang kondisi hatinya
tenang dan bisa mengelola stres, maka imun yang dimiliki akan meningkat lebih
kuat dan lebih kebal terhadap perubahan buruk penyakit.
Secara
tidak langsung, dzikir berpengaruh pada kualitas relaksasi, ketenangan, dan
kualitas tidur. Pengendalian 'mood' juga berpengaruh pada sistem imun dalam
tubuh.
Contoh :
ada suatu penelitian dilakukan kepada seorang pasien, yang akan melakukan
operasi. Sebelum operasi disuruh mengucapkan dzikir kalimat 'Subhanallah
Walhamdulillah Walailahaillallah Wallahu akbar' berulang-ulang selama kurang
lebih 30 menit, hasilnya sungguh menakjubkan, ternyata diketahui respon stres
pasien tsb menurun dua kali lipat lebih rendah dari sebelumnya.
Totalitas
Dzikir
Sebenarnya,
laku dzikir itu sederhana, tergantung kemauan yang melakukan, namun sarat makna
yang luar biasa. Dzikir menandakan bahwa seorang hamba hanya pasrah kepada
Allah subhanahu wa ta'ala dan menjadikan Allah subhanahu wa ta'ala sbg tempat
bersandar. Dzikir, wirid dan doa memang memiliki energi yg dipancarkan Allah
subhanahu wa ta'ala, dalam bentuk nur (cahaya). Nur Allah subhanahu wa ta'ala
itu merupakan energi mutlak, yang mengalahkan semua energi lainnya. Sifat
energi yang bersumber dari Nur Allah subhanahu wa ta'ala, itu bermacam-macam.
Ada yang halus, lembut, keras, kasar, lentur, panas, dingin dan lainnya.
Dzikrullah
adalah cara terbaik untuk memulihkan kekuatan kita, mengakses sumber daya tanpa
batas yg ada di sisi Allah subhanahu wa ta'ala, asalkan dzikir yg kita
dilakukan dgn ikhlas dan pasrah sepenuh-penuhnya kepada Allah subhanahu wa
ta'ala. Sudah lupa dan tidak perduli lagi apakah doanya dikabulkan, karena
telah larut dalam kenikmatan dzikrullah. Saat seperti itu, kita memasuki
wilayah kepasrahan total-mutlak kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
Bioenergi Dzikir
Seluruh
rangkaian kegiatan rutinitas dzikir, yang kita lakukan, dimaksudkan bertujuan
untuk mencari ridho Allah subhanahu wa ta'ala semata. Dalam membahas hubungan
dzikir dan fisika, energinya zikir tsb kita sebut dgn "bioenergi",
yang artinya energi hidup yang terus menerus mengalir dan menyusupi kedalam
struktur anatomis dari suatu anatomi dan fisiologi tubuh pedzikir dan termasuk
juga kedalam sistem atmosfir disekitar pedzikir (lingkungannya).
Selanjutnya,
dalam pelaksanaan dzikir oleh pedzikir, maka yang terjadi dalam prosesnya
adalah fisika klasik (newtonian) yaitu fisika mekanika atau biomekanika dan
fisika kuantum kita sebut juga dengan istilahnya adalah fisika einstein, bahwa
setiap benda yang bergerak atau diam didalam tubuh pedzikir, akan memiliki atau
mengeluarkan energi atau bioenergi.
Oleh karena
dzikir itu sendiri adalah sebuah bioenergi, dan bernilai kuantum, maka
disebutkan bahwa peristiwa pedzikir tersebut telah melaksanakan loncatan
pemercepat (accelarator) yang disebut fisika kuantum bioenergi.
Dari
peristiwa demikian dzikirullah secara istiqamah dan pasrah ikhlas karena Allah
subhanahu wa ta'ala, maka daya fisika kuantum bioenergi bergerak intensitas
secara terus menerus ada dan kontinyu, seterusnya terus mengalir menyusupi
sampai kedalam mikro dan nano struktur anatomis dan memiliki dampak fisiologis dalam tubuh manusia yg dilalui
dalam proses berdzikir tsb.
Selanjutnya,
daya energi tsb, dapat segera memancarkan dan menghubungkan energinya ke semua
arah sel-sel tubuh serta seluruh aspek diluar tubuh pedzikir yang dilaluinya
(environment sekitarnya).
Dari
deskripsi diatas maka diketahuilah bahwasanya semua yg tampak (kalimah Allah)
berasal dari sesuatu yang tidak tampak (fenomena nur ilahiyah = nur 'alan nur).
Dan semua yang bisa dilihat berasal dari sesuatu yang tidak bisa dilihat juga.
Oleh sebab
itu, semakin cepat pergerakan kalimah dzikir terutama dzikir Allah, yang di
lafazhkan pedzikir, maka fisika bioenergi kuantum yang dikeluarkan tersebut
semakin halus, semakin sangat terhalus dan seterusnya, sampai tidak tampak pula
lagi dengan penglihatan kasat mata.
Dengan
demikian pedzikir selalu berada dalam posisi yang sangat menguntungkan. Sebab
menurut konsep keagungan dzikir, fadhilahnya dan keutamaan kalimah thayyibah,
kalau diamalkan pedzikir bisa membentengi dirinya. Meraih segala apa yg
diharapkan, akan lapang hidupnya serta akan cerdas dan seperti hasil analisis
diatas yakni dapat mencapai kepuasan dan kesuksesan serta kebahagiaan lahir dan
batin di dunia maupun diakhirat kelak.Insya Allah dgn ridhoNya pula.
Jangan
Berhenti
Oleh itu
melalui sarana ini diharapkan pedzikir janganlah sekali-kali berhenti untuk
berdzikir, karena dzikir menjadi bioenergi yg menguatkan bioenergi pedzikir
sendiri. Melalui proses berdzikir, pedzikir telah membuka pintu untuk
menyelaraskan jiwa dan raga (lahir dan batin) serta alam semesta / universal
yang penuh dengan karunia Allah subhanahu wa ta'ala.
Seluruh isi
alam, penuh dengan variasi bentuk dan sifatnya mengandung energi. Satu dengan
lainnya saling berkait, saling mendukung sesuai dengan kadar kapasitas yang
diperlukan dalam keselarasan yang didasari pada keta’atan dalam keteraturan
wajib sehingga terbentuk keharmonisan dalam keabadian.
Manusia,
salah satu bagian isi alam memiliki peran sangat penting terhadap keselarasan
dan keharmonisan elemen-elemen alam semesta, terutama pada dirinya sendiri yang
merupakan miniataur isi alam semesta. Pada dirinya memiliki dimensi “basyar”
dan dimensi “ruh”. Masing-masing dimensi sudah mengandung energi kehidupan luar
biasa dahsyatnya, jika keduanya difungsikan paralel, seiring sejalan sesuai
dengan kata kunci setiap dimensi
Sehingga
hidup dalam keseimbangan karena
berjuta-juta dan bahkan bermiliar-milyar sel dalam tubuhnya saling
berinteraksi dan bersinergi, sehingga mencapai kondisi yang damai dan harmonis
dalam diri dgn lingkungannya, serta dalam hidup dan kehidupan ini.
Perbanyak
Dzikir
Seorang
muslim membutuhkan Allah subhanahu wa ta'ala setiap saat. Maka, Allah subhanahu
wa ta'ala memperkenankan setiap hamba untuk berdoa dan meminta pertolongan dan
segala sesuatu kebutuhan kepada-Nya.
Allah subhanahu wa ta'ala memberikan segala kebutuhan manusia dalam
menjalani hidupnya. Meski demikian, manusia diminta untuk memintanya kepada
Allah subhanahu wa ta'ala dgn cara berdzikir dan berdoa. Seperti janji Allah
subhanahu wa ta'ala dalam Surat Al Mukmin ayat 60, “Mintalah kepada-Ku, niscaya
akan Aku kabulkan”
Mumpung ada
kesempatan, jadilah kita sbg hamba Allah subhanahu wa ta'ala yg memiliki dan
menggunakan akal sehat secara sadar, dgn memperbanyak doa dan dzikir kepad-Nya
فَإِذَا قَضَيْتُمُ
الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمْ
“Maka
apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri,
di waktu duduk dan di waktu berbaring.” (QS. An-Nisa/4: 103)
Orang yg
berdzikir, bahwa mereka adalah orang yang mampu mengambil manfaat dari
ayat-ayatNya, dan mereka adalah orang-orang yang berakal, bukan selain mereka.
إِنَّ فِي خَلْقِ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ
لِّأُولِي الْأَلْبَابِ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا
وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ
“Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda2 bagi orang2 yg berakal, (yaitu) orang-orang yg mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring.” (QS. Ali Imran/3:
190-191)
Sebagai
orang yg mengaku beriman, kita harus terus melakukan upaya-upaya batiniyah,
memperbanyak dzikir dan doa kepada Allah subhanahu wa ta'ala sbg upaya batin,
khususnya melawan pandemi virus covid-19, tetap harus melakukan ikhtiar sebagai
bentuk doa nyata lahiriyah, sebagai wujud keyakinan kepada-Nya.
Wallahu
a'lam Bish Shawab
---------
Oleh: Al-Faqir Ahmad Zaini Alawi Khodim
Editor: Nasirudin Latif
0 komentar:
Posting Komentar