Allah tidak akan
Menurunkan Penyakit tanpa Obatnya
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak ada manusia yang keluar
dari ketetapan Allah. Telah menjadi ketetapan Allah SWT bahwa manusia pada
suatu waktu akan tertimpa musibah atau penyakit. Ini juga yang membedakan
manusia di hadapan Allah, yakni tingkat ketakwaan mereka.
Ahli Tafsir Alquran dan Ilmu Qiraat, KH. Ahsin Sakho
Muhammad mengatakan penyakit di dalam Alquran disebutkan marobun. Penyakit
sendiri terbagi dalam dua macam, penyakit hati dan penyakit jasmani.
Penyakit ini juga pernah menimpa hidup seorang nabi,
yakni Nabi Ayyub as. Penyakit yang bersarang pada raga Nabi Ayyub selama 18
tahun lamanya. Tidak ada bagian tubuh nabi Ayyub yang tidak sakit kecuali
mulutnya yang senantiasa digunakan berzikir kepada Allah SWT. Setelah 18 tahun
menerima penyakit tersebut dengan penuh rasa sabar, Nabi Ayyub kemudian memohon
kepada Allah agar penyakitnya segera diangkat.
"Nabi Ayyub memohon pada Allah dengan mengucapkan
'Wa ayyuba 'idz naada rabbahu 'annii massaniiyaddhurru wa 'anta
arhamurrohimin'," kata Ahsin melalui sambungan telepon, Rabu (8/7).
Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia berdoa kepada
Tuhannya : "(Ya Tuhanku) sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal
Engkau Maha Penyayang dari semua yang penyayang. (QS. Al Anbiya ayat 83).
Kemudian doa Nabi Ibrahim terkait penyakit, sebagaimana
tertulis dalam surat Asy-Syuraa ayat 80 : "Wa idzaa maridhtu fahuwa
yasyfiini", yang artinya "Dan apabila aku sakit, Dialah (Allah) yang
menyembuhkan aku".
Begitu juga disebutkan dalam hadits, "Ma’anzalallahu
daa an, illa anzala lahu syifaan," (HR. Bukhori), artinya "Allah
tidak akan menurunkan satu penyakit kecuali Allah turunkan juga obatnya".
"Jadi setiap penyakit ada obatnya kecuali satu saja,
kematian. Kematian tidak bisa disembuhkan artinya kalau sudah mati ya sudah.
Tapi kalau penyakit-penyakit fisik dan psikis ada penangkalnya. Banyak,"
kata Ahsin.
Obat-obatan ada yang bersifat kimiawi dan herbal.
Selanjutnya ada juga penyembuhan penyakit dari jalur ruqyah.
Ahsin bercerita, ada seorang sahabat Nabi yang terkenal
pandai mengobati orang yang terkena sengatan kalajengking. Sahabat tersebut
hanya membaca surat Al-Fatihah, namun racun-racun kalajengking tersebut mampu
dikeluarkan dari tubuh orang yang sakit.
"Secara logika apa kaitannya antara tersengat
kalajengking, racun yang sudah masuk ke dalam diri seseorang bisa dihilangkan
dengan ruqyah," kata Ahsin.
Tapi inilah pengobatan. Atas izin Allah seseorang
tersebut dapat sembuh dari penyakitnya. Begitu juga dengan penyakit yang
datang, kata Ahsin, tanpa izin Allah tidak mungkin penyakit tersebut akan
menginfeksi seseorang.
"Semuanya atas izin Allah. Kalau seandainya
seseorang dengan tawasul, membacakan kalamullah dengan Fatihah saja atas izin
Allah itu bisa," ucapnya.
Nabi Muhammad pada saat perang Uhud wajahnya terluka
karema dihantam batu sampai gigi Nabi pun retak dan berdarah. Ketika Nabi saw
pulang ke rumah, oleh Siti Aisyah langsung diberikan obat dengan membakar tikar
yang kemudian diberikan minyak.
Selain itu, kata Ahsin, Habbatus Sauda' juga dipercaya
menyembuhkan penyakit. "Apabila seseorang selalu mengkonsumsi
habatussauda' itu bisa menjadi daya tangkal terhadap penyakit," kata
Ahsin.
Hadits dari Abu Huraira berkata bahwa Rasulullah saw
bersabda : "Gunakanlah Habbah As Saudah karena mengandung obat bagi segala
penyakit, kecuali kematian,"
Seperti dikutip dalam buku Terapi Herbal dan Pengobatan
Cara Nabi SAW karya Prof Dr. Abdul Bashit Muhammad Sayyid, Habbatus Saudah
dianggap mampu menambah kekuatan tubuh dengan cara meningkatkan kemampuan dan
konsentrasi protein yang dibutuhkan tubuh manusia. Bijinya yang diaduk dengan
madu dapat mencegah penurunan suhu tubuh (daya tahan tubuh) dan influenza yang
berulang.
Adapun minyaknya dapat meredakan bronkitis dan batuk.
Caranya, campurkan dua gram habbatus saudah dengan madu lebah setiap hari
sebanyak lima tetes minyak untuk pengidap bronkitis atau batuk.
"Konsumsi kurma ajwa setiap hari juga bisa menangkal
penyakit. Kata Nabi, siapa orangnya yang sarapan dengan tujuh butir kurma maka
dia akan diselamatkan dari penyakit lepra atau sihir," kata Ahsin.
Begitu juga dengan corona. Virus tersebut tidak akan
menginfeksi seseorang kecuali atas izin Allah. Adapun menjauhi virus tersebut
kata Ahsin, jauh lebih baik ketimbang mengobatinya.
"Jadi patuhi protokol kesehatan, jaga jarak, jangan
kumpul-kumpul, pakai masker. Ini merupakan pelajaran bagi kita, bahwa manusia
punya Tuhan, di samping manusia harus mencari obat, mereka juga harus kembali
pada Allah, beristigfar, (kemudian baca) a’uzubika limatilla hitammaati
min’syarima kholaq," kata Ahsin
Doa tersebut artinya aku berlindung dengan
kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluknya. "Corona
juga makhluk Allah. Karena selain Allah (maka) disebut makhluk Allah,"
kata dia.
Kemudian juga dianjurkan membaca, "Bismillahilladzi
la yadhurru ma’asmihi syai’un fil ardhi wa laa fis sama’i wa huwas sami’ul
‘slim,” artinya "Dengan nama Allah yang bersama Nama-Nya sesuatu apa pun
tidak akan celaka baik di bumi dan di langit. Dialah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui".
Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
0 komentar:
Posting Komentar