Jumat, 16 Juli 2021

Imunitas Tubuh dalam Perspektif Ajaran Islam

Imunitas Tubuh dalam Perspektif Ajaran Islam

 

Apa itu Imunitas Tubuh?

Sistem imunitas merupakan sistem pertahanan atau kekebalan tubuh yang memiliki peran dalam mengenali dan menghancurkan benda-benda asing atau sel abnormal yang merugikan tubuh kita. Sistem imunitas tidak memiliki tempat khusus di tubuh kita dan tidak dikontrol oleh otak. Sistem imunitas ini berbentuk sel-sel tertentu yang berfungsi sebagai pasukan pertahanan tubuh kita dalam memerangi patogen yang berpotensi menyebabkan gangguan pada tubuh kita. Saat Patogen masuk ke tubuh kita, antigen atau molekul yang terletak pada dinding sel bakteri atau lapisan organisme, merangsang sistem imunitas kita untuk menghasilkan antibodi untuk melawan dan melindungi tubuh kita.

Allah Subhaanahu wata’ala Menciptakan Manusia dengan Sempurna, Allah membekali tubuh kita dengan sistem pertahanan yang menjaga tubuh kita dari paparan virus-virus yang bisa menjadi ancaman serius. Allah memberikan kita Sistem kekebalan tubuh yang kita butuhkan,  Allah memerintahkan semua unsur yang berada di dalam tubuh kita menjalankan tugasnya dengan benar sesuai fungsinya. “Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (Q.S. Adz-Dzariyat: 20-21).

Imunitas atau kekebalan tubuh merupakan mekansime perlindungan yang dilakukan oleh tubuh dalam menghindari kerusakan atau penyakit. Ada dua pandangan sistem kekebalan tubuh ditinjau dari Islam yaitu:

a.         Imunologi ditinjau dari sisi Akidah Islam

Sistem imun melawan berbagai patogen yang berdatangan, tidaklah mungkin semua sistem yang sangat rapi itu bergerak dengan sendirinya, padahal mereka tidak memiliki akal apalagi mempelajarinya sebelumnya, tetapi Allah Subhaanahu wata’ala lah yang mengatur semua itu dengan rapi.

Namun ada beberapa hal yang bisa membuat kaum muslimin terjatuh dalam masalah akidah ketika berhadapan dengan produk pengembangan imunologi, yaitu vaksin. keyakinan bahwa seseorang yang telah divaksinasi pasti akan kebal dari berbagai macam penyakit, khususnya penyakit infeksi. Tetapi sesungguhnya Allah-lah yang mempunyai kekuasaan dalam menolak mudharat, termasuk menolak datangnya penyakit. Sebaliknya, Dia pulalah yang mempunyai kekuasaan dalam mendatangkan manfaat. (Sumber Jurnal Oleh : Sindi Rahmawati*, Isnaeni Khaerunnisa, Nur Indah Nugraheni, Retno Ariyani, 2018)

Allah Subhaanahu wata’ala berfirman: Katakanlah: ”Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya. Katakanlah: ”Cukuplah Allah bagiku”. Kepada-Nya lah bertawakkal orang-orang yang berserah diri”. (Q.S. Az-Zumar: 38).

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh mahfuz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”(Q.S. Al-Hadiid: 22).

Karena itu yakinlah bahwa dunia dan seisinya hanyalah milik Allah, tubuh kita dan semua organ dalam tubuh kita yang bekerja dengan baik semata-mata hanya Allah yang mengkehendakinya.

b.         Imunologi ditinjau dari sisi Syari’at Islam.

Islam yang dibawa dan diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dengan dua dasar utamanya, Al-Quran dan Hadis-Hadis shahih, sudah menyiapkan banyak elemen dalam ajaran-ajaran praktis, petunjuk, bimbingan, dan kaidah-kaidah dasar yang bisa dikembangkan menjadi kemaslahatan bukan saja bagi kaum muslimin, tapi bagi seluruh umat manusia. Termasuk di dalamnya penanganan masalah kesehatan yang terus berkembang.  Oleh karena itu, berbagai perkembangan tersebut tidak akan pernah  lepas dari tinjauan dan bimbingan syari’at Islam, termasuk imunologi di dalamnya (Artikel Islam, Kedokteran Islam oleh :Abdi Dzul Ikram & Husni F. Ramdan, 2013)

Upaya penanganan masalah kesehatan merupakan muamalah yang sifatnya mubah atau boleh untuk dikerjakan selama tidak bertentangan dengan syari’at. Hal ini sesuai dengan kaidah fikih yang telah digariskan dan diberlakukan bahwa “asal dari semua muamalah adalah mubah, kecuali ada dalil yang mengharamkannya”. Maka hal ini berlaku pula untuk segala hasil yang diperoleh pada pengembangan imunologi sebagai sebuah ilmu baru yang sedang marak dikembangkan dalam menangani masalah kesehatan (Yahya, 2002).

Ajaran Agama Islam yang menguatkan sistem Imun

Akhir-akhir ini ada banyak penelitian yang membahas tentang dampak amaliah ibadah yang rutin dilakukan oleh umat Islam terhadap kesehatan. Adapun dampak kesehatan yang bisa dirasakan atau telah tebukti secara ilmiah hanyalah sebagai dampak sekunder yang seharusnya semakin meningkatkan kualitas keimanan kita kepada syari’at islam yang begitu sempurna yang telah Allah Subhaanahu Wata’ala turunkan.

1.         Shalat

Imunitas Tubuh dalam Perspektif Ajaran Islam

Gerakan Shalat terbukti mamiliki manfaat yang sangat besar terhadap kesehatan, gerakan–gerakan shalat adalah gerakan paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Bahkan dari sisi medis, shalat adalah gudangnya obat dari berbagai macam penyakit. Gerakan pada shalat meningkatkan kebugaran fisik dan kesejahteraan emosional serta mengurangi kecemasan dan depresi. Energi yang dihabiskan dalam melakukan shalat lebih kecil. Seperti diketahui, seseorang bisa berolahraga atau latihan, membuat tubuh mereka lelah dan membakar 500-700 kalori. Akan tetapi shalat membutuhkan energi lebih kecil, namun meningkatkan daya tahan tubuh dan mengurangi kelelahan. Shalat bisa meningkatkan efisiensi pernapasan, sirkulasi di pembuluh darah yang mengelilingi 'alveoli' (atau kantung udara) dalam paru-paru. Sehingga, salat meningkatkan pertukaran gas dan manusia dapat bernapas lebih dalam. Peningkatan konsumsi oksigen ini membuat orang merasa lebih baik. Gerakan yang diulang-ulang dan teratur selama salat meningkatkan kekuatan otot.

Umat Islam sebenarnya telah memberikan investasi kesehatan yang cukup besar bagi yang melakukan shalat tersebut. Gerakan sholat sampai dengan salam memiliki makna yang luar biasa baik untuk kesehatan fisik, mental bahkan keseimbangan spiritual dan emosional.

Tidak hanya shalat tahajjud saja yang dapat meningkatkan sistem imun. Shalat apapun yang dilakukan yang dapat mendatangkan ketenangan jiwa, menurut beberapa riset dari lembaga penelitian Islam Amerika dapat memperkuat sistem imun. Bahkan shalat dapat mengembalikan kesehatan secara cepat pada orang-orang yang sakit, terlebih pada mereka yang menderita penyakit autoimun.

2.         Al-Qur’an

Imunitas Tubuh dalam Perspektif Ajaran Islam (1)

Rasulullah menggunakan Al Quran sebagai obat, ketika beliau sakit maka beliau membaca Al Quran, ini diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah R.A. Membaca Al Quran juga memberikan efek positif karena gelombang suara dari tilawah Al Quran berada pada resonansi yang sama sehingga mampu meningkatkan dan melejitkan potensi seluruh sistem sel-sel tubuh. Metode penyembuhan ini dikenal oleh masyarakat sebagai Ruqyah Syariyyah, hal ini dilakukan dengan membaca ayat-ayat pilihan (ma’tsur) sesering mungkin, rutinkan tadarrus bersama keluarga di rumah, perdengarkan murattal Al Quran di rumah, usahakan membaca Al Quran sebelum tidur. Lakukan semua amalan tersebut untuk menjadikan Al Quran sebagai solusi.

Ada banyak sekali kalimat dalam Al-Quran yang secara keseluruhan memiliki satu efek penting bagi tubuh, yaitu sebagai imunostimulan. QS As-Syu’ara ayat 80 (Allah maha penyembuh). QS At Taubah ayat 124 (Al Quran memberi kabar gembira dan senang), QS At Taubah Ayat 14 (Al Quran Penyembuh), QS Yunus, ayat 57 (Al Quran Penyembuh), QS Al Isra Ayat 82 (Al Quran Penyembuh), QS Fusshilat Ayat 44 (Al Quran Penyembuh).

“Apabila Al-Quran dibacakan, maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat,” QS Al-Araf, ayat 204.

Imunostimulan berbasis Al Quran dapat berhasil dengan ketentuan harus dilakukan berdasarkan pada keyakinan yang kuat, didampingi dengan rutinitas membaca, mendengarkan, serta memahami makna Al-Qur’an setiap hari dan sesering mungkin. Sehingga pada akhirnya, diharapkan melalui rutinitas membaca Al Quran akan terbentuk imunostimulan alami di dalam tubuh  yang dapat menangkal paparan virus-virus yang mengancam Tubuh. (Dr.Budi Yanti & Dr. Teuku Zulfikar, 2020)

Konten ini diproduksi oleh Siti Fatimah

https://kumparan.com

0 komentar:

Posting Komentar