Orang Sakit Sering Sering Membaca Hauqalah (Laa Haula
Wala Quwwata Illa Billah)
Ketika badan berbaring tak berdaya karena sakit, akan
tetapi lisan kita terkadang masih bisa digunakan. Oleh karena itu sebaiknya
lisan kita digunakan untuk berdzikir, selain doa-doa kesembuhan dan kebaikan
dunia-akhirat ada juga wirid selama sakit yang sering kita baca dan mudah
diucapkan yaitu “Hauqalah” atau mengucapakan (لا حول ولا قوة
إلا بالله)
“laa haula wala quwwata illa billah”. Bisa jadi dengan dzikir ini kita diberikan
kesembuhan dan kemudahan dunia-akhirat.
Beberapa
Keutamaan hauqalah
Sebaiknya
kami bawakan beberapa keutamaan hauqalah sebelumnya:
-Merupakan
tabungan/simpanan untuk surga
Rasulullah
Shallalahu ’alaihi Wasallam bersabda,
يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ
قَيْسٍ أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى كَنْزٍ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ ». فَقُلْتُ بَلَى
يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ « قُلْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ
»
“Wahai
Abdullah bin Qais, maukah engkau kuberitahu tentang salah satu
tabungan/simpanan dari simpanan-simpanan surgawi? Abdullah bin Qais menjawab:
‘Tentu, wahai Rasulullah’. Ia bersabda: ‘Ucapkanlah laa haula wa laa quwwata
illa billah’”[1]
Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,
أنَّ النبي صلى الله عليه
وسلم قال:”هي كنز من كنوز الجنة” والكنز مال مجتمع لا يحتاج إلى جمع؛ وذلك أنَّها
تتضمن التوكل والافتقار إلى الله تعالى.
“Nabi
Shallalahu ’alaihi Wasallam mengatakan
“salah satu tabungan/simpanan dari simpanan-simpanan surgawi “, lafadz (الكنز) “al-Kanzu” maknanya adalah harta yang
terkumpul dan tidak membutuhkan lafadz
jamak (كنوز), hal tersebut karena hauqalah mengandung
makna tawakkal dan iftiqar (membutuhkan) Allah Ta’ala.”[2]
-Merupakan
salah satu dari pinta surga
Rasulullah
Shallalahu ’alaihi Wasallam berkata
kepada Abu Musa radhiallahu ‘anhu,
ألا أدلك على باب من أبواب
الجنة ؟ قلت بلى ، قال: لا حول ولا قوة إلا بالله )) ، رواه الترمذي وأحمد
“Maukah
engkau aku tunjukkan salah satu dari pintu surga? Aku berkata, ‘tentu’. Beliau
bersabda, ‘ Laa haula wala quwwata illa billah”[3]
-Amalan
yang dianjurkan untuk sering dibaca
عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ قَالَ:
أَوْصَانِيْ خَلِيْلِي بِسَبْعٍ : بِحُبِّ الْمَسَاكِيْنِ وَأَنْ أَدْنُوَ
مِنْهُمْ، وَأَنْ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلُ مِنِّي وَلاَ أَنْظُرَ إِلَى
مَنْ هُوَ فَوقِيْ، وَأَنْ أَصِلَ رَحِمِيْ وَإِنْ جَفَانِيْ، وَأَنْ أُكْثِرَ
مِنْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، وَأَنْ أَتَكَلَّمَ بِمُرِّ
الْحَقِّ، وَلاَ تَأْخُذْنِيْ فِي اللهِ لَوْمَةُ لاَئِمٍ، وَأَنْ لاَ أَسْأَلَ
النَّاسَ شَيْئًا.
Dari Abu
Dzar Radhiallahu ‘anhu , ia berkata: “Kekasihku (Rasulullah) Shallallahu
‘alaihi wa sallam berwasiat kepadaku dengan tujuh hal: (1) supaya aku mencintai
orang-orang miskin dan dekat dengan mereka, (2) beliau memerintahkan aku agar
aku melihat kepada orang yang berada di bawahku dan tidak melihat kepada orang
yang berada di atasku, (3) beliau memerintahkan agar aku menyambung
silaturahmiku meskipun mereka berlaku kasar kepadaku, (4) aku dianjurkan agar
memperbanyak ucapan lâ haulâ walâ quwwata illâ billâh (tidak ada daya dan upaya
kecuali dengan pertolongan Allah), (5) aku diperintah untuk mengatakan
kebenaran meskipun pahit, (6) beliau berwasiat agar aku tidak takut celaan
orang yang mencela dalam berdakwah kepada Allah, dan (7) beliau melarang aku
agar tidak meminta-minta sesuatu pun kepada manusia”.[4]
Hauqalah
hendaknya sering-sering dibaca oleh orang sakit
Syaikh
Abdullah bin AL-Jibrin rahimahullah ditanya,
س: يوصي بعض الزائرين المريض
بالإكثار من الحوقلة ( لا حول ولا قوة إلا بالله ) فهل لنا أن نعرف من فضيلتكم
أهمية هذه الكلمة وهل ورد فيها شيء من السنة؟
“Sebagian
penjenguk orang yang sakit memberikan nasihat agar si sakit banyak-banyak
membaca hauqalah (laa haula wala quwwata illa billah), apakah urgensi dari
kalimat ini dan apakah terdapat dalam sunnah?”
Beliau
menjawab,
نعم …ومعنى هذه الجملة اعتراف
الإنسان بعجزه وضعفه إلا أن يقويه ربه، فكأنه يقول: يا رب ليس لي حول ولا تحول من
حال إلى حال ولا قدرة لي على مزاولة الأعمال إلا بك، فأنا محتاج إلى تقويتك
وإمدادك، ففيها البراءة من الحول والقوة، وإن الرب تعالى هو الذي يملك ذلك، ويمد
عباده بما يعينهم على أمر دنياهم ودينهم، والله أعلم وصلى الله على محمد وآله
وصحبه وسلم.
“iya…Makna
kalimat ini (hauqalah) adalah pengakuan manusia akan tidak berdaya serta
lemahnya dirinya dan berharap agar Rabb-nya memberikan kekuatan padanya,
seakan-akan ia (si sakit) berkata, ‘wahai
Rabb-ku, hamba tidak memiliki daya dan tidak bisa mengubah keadaan, tidak pula
memiliki upaya dalam melakukan amal kecuali dengan bantuan-Mu, Hamba
membutuhkan taufik dan bantuan-Mu. Dalam kalimat ini terdapat pengakuan
ketidakmampuan dalam daya dan upaya karena hanya Allah Ta’ala yang memilikinya.
Ia membantu dan menolong hamba-Nnya dalam urusan agama dan dunia.”[5]
Penyakit
yang diderita termasuk bahaya dan bahaya tersebut bisa dihilangkan dan
diangkat, Makhul rahimahullah berkata,
)) قال مكحول : فمن
قال : (( لا حول ولا قوة إلا بالله ولا منجا من الله إلا إليه ، كشف الله عنه
سبعين بابا من الضر أدناها الفقر ))
“Barangsiapa
yang mengucapkan ‘laa haula wala quwwata illa billah wala manjaa minallah illa
ilaih’ maka Allah akan mengangkat darinya 70 pintu bahaya dan mencegah
kefakiran darinya.[6]
Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,
وقول ” لا حول ولا قوة إلا
بالله ” يوجب الإعانة ؛ ولهذا سنها النبي صلى الله عليه وسلم إذا قال المؤذن : ”
حي على الصلاة . فيقول : المجيب : لا حول ولا قوة إلا بالله فإذا قال : حي على
الفلاح قال المجيب : لا حول ولا قوة إلا بالله “
“Ucapan laa
haula wala quwwata illa billah, memberikan konsekuensi “i’anah” (bantuan), oleh
karena itu Rasulullah Shallalahu ’alaihi
Wasallam memberikan contoh jika
muadzzin mengucapkan “hayya ‘alas shalah”, maka dijawab, ‘laa haula wala
quwwata illa billah’, jika muadzzin mengucapkan, ‘hayya ‘alal falah’, dijawab’
laa haula wala quwwata illa billah’ (minta bantuan kepada Allah Agar bisa
melaksanakannya, pent)”[7]
Syaikh
Abdurrazaq Al-Badr hafidzhullah berkata,
أنَّها كلمة استعانة بالله
العظيم، فحريٌّ بقائلها والمحافظ عليها أن يظفر بعون الله له وتوفيقه وتسديده
“Kalimat
ini adalah permohonan bantuan kepada Allah yang Maha Agung, layak bagi
pengucapnya dan menjaganya (wiridnya) agar ia berhasil dengan bantuan, taufik
dan petunjuk dari Allah.”[8]
Demikianlan
jika kita menjenguk orang sakit atau sedang ditimpa penyakit maka hendaknya
memperbanyak membaca hauqalah.
Wa
shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi ajma’in. Walamdulillahi
robbil ‘alamin.
Penyusun:
dr. Raehanul Bahraen
1 komentar:
Izin ya admin..:)
Halloo kami dari ARENADOMINO ingin mengajak anda semua pecinta games poker untuk bermain disini permainan fairplay menanti anda semua dan 100% no robot player vs player
yuk silahkan langsung bermain dengan kami proses mudah cepat dan nyaman jika kesulitan dalam pendaftaran dapat juga dibantu ya bisa dari live chat ataupun dari WA +855 96 4967353 silahkan ..
Posting Komentar