Bacaan Istighfar
Nabi Muhammad Saw.
BincangSyariah.Com – Ada banyak manfaat membaca istighfar
atau meminta ampun kepada Allah. Bahkan Nabi Saw. meskipun dosa-dosanya sudah
diampuni oleh Allah, masih senantiasa mengulang bacaan istighfar. Setiap hari beliau
tak pernah melewatkan membaca istighfar, dan menganjurkan kepada umatnya untuk
senantiasa membaca istighfar setiap hari.
Disebutkan dalam beberapa riwayat bahwa Nabi Saw. membaca
istighfar 100 kali dalam sehari. Al-Imam al-Thabrani meriwayatkan sebuah hadis
dari Ibn Umar, dia berkata bahwa Nabi Saw. bersabda:
مَا
اَصْبَحْتُ غُدْوَةً اِلَّا استَغْفَرْتُ اللهَ مِئَةَ مَرَّةً
Artinya;
“Tidak pernah waktu pagi saya lewati kecuali saya membaca istighfar 100 kali”.
Dalam
riwayat al-Imam Muslim, Ahmad dari al-Muzanni al-Aghar, dan al-Nasa’i dari Abu
Hurairah, keduanya berkata;
اَنَّ النَّبِيَّ صلى الله
عليه وسلم جَمَعَ النَّاسَ فَقَالَ : يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ
فَإِنِّي أَتُوبُ إِلَى اللَّهِ فِي اليَوْمِ اِلَيْهِ مِئَةَ مَرَّة
Artinya;
“Sesungguhnya Nabi Saw. mengumpulkan manusia dan beliau berseru,’Wahai manusia,
taubatlah kalian kepada Allah. Sesungguhnya saya bertaubat kepada Allah dalam
sehari sebanyak 100 kali.”
Lalu
seperti apakah redaksi bacaan istighfar yang pernah dilafalkan Nabi Saw. atau
yang pernah diajarkan kepada sahabatnya? Sayid Muhammad bin Abbas al-Maliki
dalam kitabnya Ma Dza fi Sya’ban memaparkan, Nabi Saw. memberikan contoh lafadz
istighfar yang komprehensif. Di antaranya adalah riwayat yang dinukilkan
al-Imam al-Hakim berikut:
جَاءَ رَجُلٌ اِلَى رَسُوْلِ
اللهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ : وَاذَنُوْبَاه وَاذَنُوْبَاه، فَقَالَ هَذَا
اْلقَوْلَ مَرَّتَيْنِ اَوْ ثَلَاثًا. فَقَالَ لَهُ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه
وسلم: قُلْ “اَللَّهُمَّ مَغْفِرُتُكَ اَوْسَعُ مِنْ ذُنُوْبِيْ وَرَحْمَتُكَ
اَرْجَى عِنْدِيَ مِنْ عَمَلِيْ” فَقَا لَهَا ثُمَّ قَالَ : عُدْ فَعَادَ، ثُمَّ
قاَلَ : قُمْ فَقَدْ غَفَرَ اللهُ لَكَ .
Artinya;
“Suatu ketika, seseorang datang menemui Nabi Saw. dan berkata,”betapa besar
dosaku, betapa besar dosaku.” Perkataan ini diulang-ulang selama dua kali atau
tiga kali.
Nabi pun
memintanya mengucapkan kalimat istighfar. ”Allahumma maghfiratuka awsa’u min
dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali.” (Ya Allah, ampunan-Mu lebih luas
dari dosaku, rahmat-Mu lebih saya harapkan daripada amalku). Sahabat tadi
menirukan bacaan Nabi. Kemudian Nabi meminta mengulanginya. Lalu Nabi
berkata,”berdirilah, Allah telah mengampuni dosamu.”
Ada juga
bacaan istighfar yang diriwayatkan al-Imam al-Bukhari dan Muslim. Bacaan
istighfar ini dikenal dengan sebutan sayyid al-Istighfar, lafadznya sebagai
berikut;
للَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ
إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ
وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ
بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ
يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Allahumma
anta Rabbi, laa ilaaha illaa anta kholaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘alaa
‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu. A’udzubika min syarri maa shona’tu, abuu u laka
bini’matika ‘alayya wa abuu u bidzambii faghfir lii fainnahu laa yaghfirudz
dzuunuuba illa anta.”
Artinya:“Ya
Allah engkaulah Tuhanku, tidak ada yang patut disembah kecuali Engkau.
Engkaulah yang telah menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu dan di atas ikatan
janji-Mu yang aku jalankan semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari segala
perbuatan jelek yang telah kuperbuat. Aku mengakui-Mu atas nikmat-Mu kepadaku
dan aku mengakui dosaku kepada-Mu. Maka ampunilah aku, sesungguhnya tidak ada
yang dapat mengampuni segala dosa kecuali Engkau.”
Keutamaan
membaca istighfar
Keutamaan
membaca sayyid al-Istighfar ini seperti disebutkan dalam sabdanya;
مَنْ قَالَهَا مِنَ
النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا ، فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِىَ ، فَهُوَ
مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهْوَ مُوقِنٌ بِهَا ،
فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ ، فَهْوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
Artinya;“Barangsiapa
mengucapkannya (sayyidul istighfar) pada siang hari dan meyakininya (ampunannya
akan diterima oleh Allah). Kemudian dia mati pada hari itu sebelum waktu sore
maka dia termasuk golongan penghuni surga. Dan barangsiapa mengucapkannya pada
malam hari dalam keadaan meyakininya, kemudian dia mati sebelum waktu pagi tiba
maka dia termasuk golongan penguhuni surga.”
Semoga kita
diberikan hidayah Allah untuk senantiasa beristighfar. Selain akan menghapuskan
dosa-dosa kita, istighfar juga membuka pintu rezeki, serta mendatangkan jalan
keluar dari segenap persoalan.
Penulis Moh Juriyanto
1 komentar:
Izin ya admin..:)
Suntuk di rumah yuk gabung dan menangkan permainan kartu bersama kami hanya di ARENADOMINO 8 game kami sediakan untuk kalian semua so tunggu ap lagi yukk... WA +855 96 4967353
Posting Komentar