Karena Apa Cintamu?
عن أبي هريرة
قال : قال رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « إن اللَّه تعالى يقولُ
يَوْمَ الْقِيَامةِ : أَيْنَ المُتَحَابُّونَ بِجَلالِي ؟ الْيَوْمَ أُظِلُّهُمْ
في ظِلِّي يَومَ لا ظِلَّ إِلاَّ ظِلِّي » رواه مسلم .
Dari Sayyidina Abu Hurairah رضيَ اللَّه عنهُ berkata : Rasulullah
صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم bersabda yang maksudnya "Sesungguhnya Allah
Ta'ala berfirman pada hari kiamat: "Manakah orang-orang yang saling
cinta-mencintai kerana keagungan-Ku? Pada hari ini mereka itu akan saya beri
naungan pada hari tiada naungan melainkan naunganKu sendiri."
(HR. Imam Muslim)
(HR. Imam Muslim)
Mari sejenak
merenungkan mutiara hikmah yang terdapat dalam hadits di atas. Apakah kita
mempunyai seseorang yang kita cintai karena semata-mata mengharapkan ridha-Nya?
Jangan-jangan semua orang yang kita cintai di dunia ini karena ada pamrihnya.
Pamrih keuntungan pribadi; finansial, numpang ketenaran, kedudukan atau pun
lainnya. Jika ini yang terjadi, maka sungguh kecintaan semacam ini adalah
kecintaan yang tidak tulus, kecintaan yang tidak ikhlas karena keagungan-Nya.
Kecintaan yang tidak menghadirkan ridha-Nya dan hanya merupakan kecintaan
munafik.
Kecintaan sejati justru tampak saat yang kita cintai membutuhkan kita,
membutuhkan kehadiran kita, membutuhkan belai sayang kita, membutuhkan motivasi
dari kita, mungkin juga membutuhkan bantuan finansial kita. Jika kita mampu
memberikan apa yang dibutuhkan pada saat seperti itu tanpa pamrih, maka itulah
cinta sejati seorang muslim kepada saudaranya karena Allah semata. Sungguh,
kecintaan seorang teman akan tampak saat teman yang dicintainya dalam keadaan
sempit, dalam keadaan jatuh, dalam keadaan membutuhkan uluran tangan kasih.
Sebaliknya, jika kita mencintainya di saat kita yang membutuhkannya dan kita
menjauh darinya saat kita sudah mampu mandiri dan tidak membutuhkan bantuannya,
maka itulah kemunafikan dalam persahabatan.
Alangkah mulianya persahabatan dan persaudaraan yang didasari
ketulusan, apalagi jika persahabatan dan persaudaraan tersebut karena kesamaan
dalam visi perjuangan meninggikan kalimah-kalimah Allah. Mereka yang berjuang
menciptakan suasana relijius di tengah masyarakat yang kering akan siraman
ruhani, mereka yang merintis atau mempertahankan keberlangsungan berdirinya
madrdasah atau pun pesantren di lingkungan yang berhati tandus, mereka yang
mengupayakan keberlangsungan hidup janda-janda miskin dan anak-anak terlantar,
sungguh mereka telah bahu membahu dan tolong menolong dalam menggapai ridha
Ilahi. Mereka yang terlibat dalam perjuangan semacam ini, nyaris senantiasa
merasakan kebahagiaan individu adalah kebahagiaan bersama dan demikian pula
sebaliknya.
Mengevaluasi kecintaan kita kepada orang-orang terdekat kita dan
mereka yang berada di sekeliling kita dalam lingkungan kerja atau pun lainnya,
sangatlah penting. Ini kita lakukan agar kita bisa merenungkan apakah kita saat
ini memiliki sosok yang kita cintai karena Allah semata, yang dengan kecintaan
itu kita berkesempatan mendapatkan naungan-Nya kelak sebagaimana termaktub
dalam hadits di atas. Ataukah jangan-jangan saat ini kita tidak memiliki
seorang pun yang kita cintai karena-Nya. Yang demikian ini adalah jika cinta
kita kepada orang di sekeliling kita masih sebatas karena kemanfaatan profan
yang ingin kita raih atau pun ingin kita pertahankan darinya dalam kehidupan
sesaat ini.
Semoga kita mampu memiliki sahabat atau pun saudara yang
kita saling cinta karena ketulusan lillah, yang dengan saling cinta tersebut,
Allah berkenan memberikan naungan yang tentu sangat kita perlukan pada hari
yang tiada naungan kecuali hanya naungan-Nya.
Oleh: Abdul
Rosyid
Pengasuh
pondok Pesantren Al Iman Muntilan
1 komentar:
Izin ya admin..:)
silahkan langsung saja bermain bersama kami di Arenadomino(com) ditunggu kehadiran anda semua hadiah nyata menanti anda semua silahkan.. WA +855 96 4967353
Posting Komentar