Keutamaan Wudhu
Sesuai Tuntunan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
Wudhu termasuk dari amalan yang paling utama lagi mulia,
dan cukuplah yang menunjukkan dalil akan keutamaannya adalah bahwa dia
merupakan syarat sahnya shalat yang merupakan tiang agama dan rukun Islam
terpenting setelah dua kalimat syahadat. Karenanya barangsiapa yang mengerjakan
shalat tanpa wudhu (bagi yang berhadats kecil) maka shalatnya tidak sah dan dia
telah terjatuh ke dalam dosa besar.
Ibadah Wudhu apabila dilakukan dengan sempurna sesuai
tuntunan Nabi shallallahu alaihi wa sallam, maka akan mendatangkan keutamaan
yang sangat banyak bagi pelakunya, di antaranya:
1. Berwudhu dengan benar dan sempurna akan menghapus
kesalahan dan dosa-dosa (kecil) yang telah lalu.
2. Dan akan meninggikan derajat pelakunya. Hal ini
sebagaimana hadits berikut ini:
عَنْ
أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « أَلاَ
أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا وَيَرْفَعُ بِهِ
الدَّرَجَاتِ ». قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ « إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ
عَلَى الْمَكَارِهِ وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ وَانْتِظَارُ
الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ ».
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda:“Maukah kalian aku tunjukkan kepada sesuatu yang dengannya Allah akan
menghapuskan dosa-dosa dan menaikkan derajat ?” Para shahabat menjawab: “Mau,
wahai Rasulullah !” Beliau bersabda: ”Menyempurnakan wudhu pada saat-saat yang
tidak disukai, memperbanyak langkah ke masjid dan menunggu sholat berikutnya
setelah melakukan sholat. Maka itulah yang dinamai ribath (berjaga-jaga di
garis perbatasan)”. (Shohih. HR. Ahmad II/303 no.8008, Muslim I/219 no.251,
Tirmidzi I/72 no.51, dan an-Nasa’i I/89 no.143).
Ribath
adalah amalan berjaga-jaga di daerah perbatasan antara daerah kaum muslimin
dengan daerah musuh. Maksudnya pahalanya disamakan dengan pahala orang yang
melakukan ribath.
3. Pada
hari Kiamat, orang yang berwudhu dengan benar dan sempurna akan mendapatkan cahaya
pada wajah, kedua tangan, dan kedua kakinya dengan sebab dia mencuci wajah,
kedua tangan, dan kedua kakinya dalam berwudhu. Hal ini sebagaimana hadits
berikut ini:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ
: سَمِعْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – يَقُولُ « إِنَّ أُمَّتِى
يُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ آثَارِ الْوُضُوءِ ،
فَمَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يُطِيلَ غُرَّتَهُ فَلْيَفْعَلْ
»
Dari Abu
Hurairah radhiallahu anhu, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya umatku akan dihadirkan
pada hari kiamat dengan wajah, tangan, dan kaki yang bercahaya karena
bekas-bekas wudhu mereka. Karenanya barangsiapa di antara kalian yang bisa
memperpanjang cahayanya maka hendaklah dia lakukan.” (Shohih. HR. Bukhari I/63
no. 136, dan Muslim I/216 no. 246).
4. Berwudhu
Merupakan separuh dari keimanan. Hal ini sebagaimana hadits berikut ini:
عَنْ أَبِى مَالِكٍ
الأَشْعَرِىِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الطُّهُورُ
شَطْرُ الإِيمَانِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلأُ الْمِيزَانَ. وَسُبْحَانَ اللَّهِ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلآنِ – أَوْ تَمْلأُ – مَا بَيْنَ السَّمَوَاتِ
وَالأَرْضِ وَالصَّلاَةُ نُورٌ وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ
وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَبَائِعٌ
نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوبِقُهَا ».
Dari Abu
Malik Al-Asy’ari radhiyallaahu ‘anhu, Dia berkata: Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Bersuci adalah separuh dari keimanan, ucapan
‘Alhamdulillah’ akan memenuhi timbangan, ‘subhanalloh dan alhamdulillah’ akan
memenuhi ruangan langit dan bumi, sholat adalah cahaya, dan sedekah itu
merupakan bukti, kesabaran itu merupakan sinar, dan Al Quran itu merupakan
hujjah yang akan membela atau menuntutmu. Setiap jiwa manusia melakukan amal
untuk menjual dirinya, maka sebagian mereka ada yang membebaskannya (dari siksa
Allah) dan sebagian lain ada yang menjerumuskannya (dalam siksa-Nya).” (Shohih.
HR Muslim I/203 no.223, dan Ahmad V/342 no.22953)
5. Orang
yang berwudhu dengan benar dan sempurna maka dosa-dosa yang diperbuat oleh
anggota wudhunya akan keluar (terhapus) bersamaan dengan keluarnya tetesan air
wudhunya. Hal ini sebagaimana hadits berikut ini:
عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ
الْوُضُوءَ خَرَجَتْ خَطَايَاهُ مِنْ جَسَدِهِ حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ تَحْتِ
أَظْفَارِهِ ».
Dari Utsman
bin Affan radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda: “Barangsiapa yang berwudhu lalu membaguskan wudhunya’,
keluarlah dosa-dosanya dari badannya bahkan (dosa-dosanya) akan keluar dari
bawah kuku-kukunya.” (Shohih. HR.Muslim
I/149 no.601)
Maksud
memperbaiki wudhu adalah mengerjakannya secara sempurna (mencakup rukun, wajib,
dan sunnah wudhu) sesuai dengan petunjuk Nabi shallallahu alaihi wa sallam.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِذَا تَوَضَّأَ الْعَبْدُ
الْمُسْلِمُ – أَوِ الْمُؤْمِنُ – فَغَسَلَ وَجْهَهُ خَرَجَ مِنْ وَجْهِهِ كُلُّ
خَطِيئَةٍ نَظَرَ إِلَيْهَا بِعَيْنَيْهِ مَعَ الْمَاءِ – أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ
الْمَاءِ – فَإِذَا غَسَلَ يَدَيْهِ خَرَجَ مِنْ يَدَيْهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ كَانَ
بَطَشَتْهَا يَدَاهُ مَعَ الْمَاءِ – أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ – فَإِذَا
غَسَلَ رِجْلَيْهِ خَرَجَتْ كُلُّ خَطِيئَةٍ مَشَتْهَا رِجْلاَهُ مَعَ الْمَاءِ –
أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ – حَتَّى يَخْرُجَ نَقِيًّا مِنَ الذُّنُوبِ
».
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda: “Apabila seorang hamba muslim atau mukmin berwudhu, lalu membasuh
wajahnya maka keluarlah dari wajahnya segala dosa-dosa karena penglihatan
matanya bersama dengan air atau bersama tetes air yang terakhir. Apabila
membasuh kedua tangannya maka keluarlah dari kedua tangannya segala dosa-dosa
karena perbuatan kedua tangannya bersama dengan air atau bersama tetes air yang
terakhir. Apabila membasuh kedua kakinya maka keluarlah dari kedua kakinya
segala dosa-dosa yang ditempuh oleh kedua kakinya bersama dengan air atau
bersama tetes air yang terakhir sehingga ia keluar dalam keadaan bersih dari
dosa-dosa”. (Shohih. HR. Ahmad II/303
no.8007, Muslim I/215 no.244, Tirmidzi I/6 no.2, dan selainnya).
Oleh karena
itu, disunnahkan untuk tidak mengelap air wudhu dengan kain karena hal itu akan
menghilangkan tetesan wudhu.
6. Orang
yang berwudhu dengan benar dan sempurna maka akan diampuni semua dosanya yang
telah berlalu, dan setiap langkah kakinya ke masjid akan dihitung sebagai
amalan sunnah. Demikian pula shalat (sunnah wudhu) yang dia lakukan setelahnya.
Hal ini sebagaimana hadits berikut ini:
عَنْ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « مَنْ تَوَضَّأَ هَكَذَا غُفِرَ
لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَكَانَتْ صَلاَتُهُ وَمَشْيُهُ إِلَى
الْمَسْجِدِ نَافِلَةً »
Dari Utsman
bin Affan radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda: “Barangsiapa yang berwudhu seperti ini maka akan diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu. Sholat dan berjalannya menuju ke masjid merupakan
nafilah (sunnah).” (Shohih. HR.Muslim I/207/229)
Karenanya,
disunnahkan untuk berjalan kaki ke masjid selama masih memungkinkan dan tidak
menaiki kendaraan, demikian pula disunnahkan untuk mengerjakan shalat sunnah
wudhu.
Dan yang
dimaksud dengan sabda Nabi dalam hadits di atas: (maka akan diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu) adalah dosa-dosa kecil, karena para ulama
menyatakan bahwa dosa besar hanya bisa terhapus dengan taubat nasuha dan
istighfar.
7. Orang
yang selalu berwudhu dengan sempurna akan diberi pilihan masuk surga melalui
delapan pintu surga yang dia sukai. Hal ini sebagaimana hadits yang
diriwayatkan dari Umar bin Khaththab Radhiyallahu’anhu, dari Nabi
Shallallahu’alaihi wa salam, beliau bersabda:
مَا مِنْكُمْ مِنْ أحَدٍ
يَتَوَضَّأُ فَيُبْلغُ – أَوْ فَيُسْبِغُ – الوُضُوءَ ، ثُمَّ يقول : أشهَدُ أنْ
لا إلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً
عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ ؛ إِلاَّ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ
يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ رواه مسلم .
وزاد الترمذي : اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ
التَّوَّابِينَ ، وَاجْعَلْنِي مِنَ المُتَطَهِّرِينَ
“Barang
siapa di antara kalian berwudhu lalu menyempurnakan wudhunya, kemudian berkata,
aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah Melainkan Allah, dan aku
bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan rasul (utusan)-nya, maka akan
dibukakan untuknya pintu surga yang delapan dan dia bisa masuk ke dalamnya
lewat pintu mana saja yang dikehendakinya.” (Shohih. HR. Muslim I/209 no.234).
Imam
Tirmidzi rahimahulloh menambahkan: “Ya Allah jadikanlah aku termasuk
orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang
mensucikan diri.”
Demikian
beberapa keutamaan besar yang diperoleh oleh setiap muslim dan muslimah yang
melakukan wudhu sebagaimana wudhu Nabi shallallahu alaihi wa sallam.
Semoga kita
dapat melakukannya dengan benar dan sempurna.
Tata Cara
Wudhu Sesuai Tuntunan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
1. Niat
wudhu di dalam hati, tanpa diucapkan karena Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
tidak pernah melafadzkan niat setiap kali berwudhu atau di amal ibadah yang
lain.
2. Membaca
Basmalah “ بِسْمِ اللهِ “
3. Membasuh
kedua telapak tangan (3 x)
4.
Berkumur-kumur (المَضْمَضَةُ) serta menghirup air ke dalam hidung (الاِسْتِنْشَاقُ / istinsyaq ) dilakukan bersama-sama
dengan satu telapak tangan (3 x)
5.
Mengeluarkan air dari hidung (الاِسْتِنْثَارُ / istintsar)
sambil tangan kirinya memegangi hidungnya.
6. Membasuh
seluruh muka sampai batasan muka dengan telinga dan dari batas pertumbuhan
rambut sampai ujung dagu (3 x).
7.
Membasahi telapak tangan kemudian menyela-nyela jenggot.
8. Membasuh
kedua tangan dari ujung jari sampai dengan siku (3 x), dimulai dari yang kanan
kemudian yang kiri.
9. Mengusap
kepala, yaitu dengan membasahi tangan kemudian mengusapkannya dari kepala
bagian depan sampai bagian belakang, lalu mengembalikannya ke depan (1 x).
10.
Mengusap kedua telinga dengan memasukkan jari telunjuk ke dalam lubang telinga
dan mengusap bagian luar (belakang) dengan jempol (1 x)
11.
Membasuh kedua kaki, yaitu dari ujung jari sampai dengan mata kaki sambil
menyela-nyela jari-jari kaki dimulai dari yang kanan kemudian yang kiri ( 3 x
).
12. Berdoa.
Do’a
Sesudah Wudhu
أشهَدُ أنْ لا إلهَ إِلاَّ
اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ
وَرَسُولُهُ , اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ ، وَاجْعَلْنِي مِنَ
المُتَطَهِّرِينَ
“Aku
bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah Melainkan Allah, dan aku
bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan rasul (utusan)-nya. Ya Allah jadikanlah aku termasuk orang-orang
yang bertaubat, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mensucikan diri.”
oleh Ustadz Muhammad Wasitha MA
1 komentar:
Izin ya admin..:)
Yuk mainkan permainan POKER No ROBOT 100% silahkan langsung saja merapat dan bermain POKER bersama kami di ARENADOMINO ditunggu ya gan.. :) WA +855 96 4967353
Posting Komentar