Dampak Dzikir Terhadap Kesehatan Jiwa dan raga
Bismillahirrahmanirrahim..
Dalam hadist nabi disebutkan bahwa “ketahuilah” , di
dalam jasad manusia segumpal daging. Jika ia baik (sehat) maka seluruh jasad
akan baik dan jika ia rusak (sakit) maka seluruh tubuh akan rusak. Ketahuilah
bahwa segumpal darah itu adalah qalbu” (HR Bukhari Muslim.)
Hal yang menyebabkan hati tidak tenang adalah ghafiah
(lalai mengingat allah ). Maka hati yang merintih, gelisah, sedih, dan penuh
kemunafikan jika terus dibiasakan bisa menimbulkan keburukan / penyakit dalam
tubuh manusia itu sendiri. Salah satu obat penangkal penyakit jasmani / rohani
adalah melalui dzikir dan doa. Dimana dzikir yang mengantarkan kepada
ketenangan hati atau ketentraman jiwa bukan bukan dzikir yang sekedar ucapan
lisan semata tapi harus dimaksud untuk mendorong menuju kesadaran tentang
kebesaran serta kekuasaan allah. Maka dengan dzikir itu akan melahirkan
ketenangan dan ketenraman dalam jiwa.
Nabi muhammad SAW merupakan tauladan bagi umatnya. Nabi
selalu berdzikir kepada allah. Sehingga allah menimbulkan energi yang sangat
luar biasa dan membawa ketenangan kepada diri beliau.
Dalam buku ilmu kedokteran teori yang mengatakan
psiko-neuro endoktrin-imunologi yaitu hati / jiwa yang tenang, sabar, pemaaf,
dan lain-lain, akan mempengaruhi kelenjar, akan mengeluarkan hormon yang sehat,
karenanya tubuh jadi kebal dari penyakit. Dalam ilmu kedokteran juga dinyatakan
bahwa dalam otak terdapat zat kimia yang otomatis keluar sewaktu berdzikir
yaitu : endhorphin, menenangkan otak dan ia berasal dari dalam tubuh.
Selanjutnya kesehatan mental berasal dari konsep “mental
hyglene” yang dalam bahasa yunani adalah kejiwaan. Juhadi, kesehatan mental
yaitu terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis
maupun psikosis (penyesuaian terhadap lingkungan lingkungan sosial).
Menurut Marie Johada, orang yang sehat mentalnya tidak
hanya dikategorikan terhindarnya ia dari gangguan jiwa tapi juga mencakup hal
berikut :
• Sikap, kepribadian yang baik terhadap diri sendiri
• Pertumbuhan, perkembangan dan perwujudan diri yang baik
• Integrasi diri, yang meliputi keseimbangan mental,
kesatuan pandangan dan tahan terhadap tekanan-tekanan yang terjadi.
• Otonomi diri, yang mencakup unsur-unsur pengatur
kelakuan dari dalam / kelakuan-kelakuan bebas.
Sedangkan menurut Dzakiah drajat, kesehatan mental adalah
terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan
terciptanya penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya sendiri dan
lingkungan berdasarkan keimanan dan ketaqwaan serta bertujuan untuk mencapai
hidup yang bermakna dan bahagia dunia dan akhirat.
Manfaat utama dzikir adalah untuk menjaga suasana
kejiwaan yang tenang, damai, dan terkendali, serta dapat menumbuhkan /
membuahkan ketenangan bathin dan memberi pengaruh pada kekebalan tubuh[]
Orang tidak menyangka bahwa penerapan MIPA khususnya
fisika banyak digunakan untuk mengkaji dan merasionalisasikan secara ilmiah
berbagai fenomena alam yang ada di sekitar kita, di antaranya adalah mengungkap
fakta yang berkaitan dengan gelombang otak yang merupakan karunia terbesar yang
telah Allah berikan kepada kita agar kita berfikir akan kebesaran-Nya.
"Otak merupakan salah satu anugerah yang di berikan
Allah kepada kita, dengannya kita bisa berfikir dan mengetahui sesuatu yang
tidak kita ketahui sebelumnya".
Suatu misal Newton telah menemukan hukum grafitasi
universal dengan memikirkan apel yang jatuh dari pohonnya, dan juga Enstein
yang telah menemukan Teori Relativitas setelah melakukan percobaan berkali-kali
tanpa putus asa, beserta para ilmuan yang lain. Mereka menemukan sesuatu karena
hasil berpikir mereka yang tiada henti setiap saat. Mereka selalu mengkaji,
meneliti, mengobservasi dan lain sebagainya sehingga mampu mengungkap rahasia
alam yang belum di ketahui sebelumnya.
Ketika kita berpikir, merenung, berdoa atau apa pun juga
aktivitas batiniah, dalam otak kita sedang berlangsung suatu proses
psikodinamika yang menghasilkan gelombang elektromagnetik. Gelombang tersebut
bisa terpancar keluar, bisa menimbulkan resonansi pada orang lain. Begitu pula
halnya ketika kita beribadah, seperti sholat, bila kita sholat dengan khusyu’,
konsentrasi yang tinggi, maka akan tinggi pula gelombang elektromagnetiknya
yang berkorelasi dengan kualitas sholat kita, penerimaan penilaian ibadah kita
oleh malaikat. Dan tingkatan sholat masing-masing orang itu berbeda-beda
kualitasnya, tergantung ke khusyu’an sholatnya, ada yang nilainya membubung
tinggi sampai ke langit ke tujuh, namun ada juga yang karena kualitasnya rendah,
disimpan saja, bagaikan kain yang dilipat (ibadahnya tetap diterima, tapi
nilainya rendah) dan Allah telah menegaskan kepada kita bahwa orang yang
khusyu’ dalam sholatnya akan menjadi orang yang beruntung, sebagaimana
firman-Nya, QS. A-Mu’minun, (23) : 1-2 : “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang
yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya”. Oleh karena
itu sholat melatih kemampuan otak kita, khususnya bagaimana membangkitkan
kemampuan-kemampuan khusus otak seperti alam bawah sadar atau intuisi.
SISTEM KELISTRIKAN TUBUH
Menurut para Ilmuan, bahwa tubuh manusia mengandung
sistem kelistrikan. Mulai dari mekanisme otak, jantung, ginjal, paru, sistem
pencernaan, sistem hormonal, otot-otot dan berbagai jaringan lainnya. Semuanya
bekerja berdasar sistem kelistrikan. Karena itu kita bisa mengukur tegangan
listrik di bagian tubuh mana pun yang kita mau. Semuanya ada tegangan
listriknya. Bahkan setiap sel di tubuh kita memiliki tegangan antara -90 mvolt
pada saat rileks sampai 40 mvott pada saat beraktifitas. Maka, tubuh kita boleh
disebut sebagai sistem elektromagnetik. Sebab, kelistrikan sangat erat
kaitannya dengan kemagnetan. Otak kita memiliki medan kemagnetan. Sebagaimana
jantung ataupun bagian-bagian lain di tubuh kita.
Aktivitas yang terjadi di dalam otak dapat diketahui
melalui perekaman otak dari permukaan luar kepala sehingga dapat ditunjukkan
adanya aktivitas listrik yang terusmenerus timbul dalam otak sehingga otak kita
bisa memancarkan gelombang elektromagnetik.
Dari hasil penelitian para ilmuan di katakan bahwa
gelombang elektromagnetik (EM) merupakan gelombang transversal (baca : Fisika
Dasar 2) dan gelombang EM selalu merupakan gelombang medan, bukan materi,
seperti halnya gelombang pada air atau tali. Karena mereka terdiri atas medan,
gelombang elektromagnetik dapat merambat melalui ruang hampa.
Kita dapat melihat pada analisa diatas bahwa gelombang
elektromagnetik di hasilkan oleh muatan listrik yang berosilasi, dan karenanya
juga mengalami percepatan [Giancolli, 1998 : 223].
Pancaran elektromagnetik itu berubah-ubah sesuai kondisi
tubuh yang dipengaruhi oleh emosi. Sebagai contoh, orang yang sedang marah,
tubuhnya akan ikut bergetar.
KLASIFIKASI SINYAL OTAK
Setelah di temukannya EEG (Electro Encephalo Graph), ada
beberapa macam gelombang otak yang didasarkan pada tingkatan konsentrasi/focus
pikiran kita sendiri atau kondisi fisik kita; Beta 14 - 22 Hertz adalah saat
berpikir keras (menghitung atau saat stress) atau juga saat kita melakukan
sesuatu dalam kondisi sadar (the doing action state). Alpha 8 - 13,9 Hz adalah
keadaan saat otak kita relaks atau tenang, yaitu alam bawah sadar, imajinasi
dan relaksasi. Tetha 4 - 7,9 Hz adalah keadaan dimana pikiran menjadi kreatif
dan inspiratif atau intuisi dan Delta 0,1 - 3,9 Hz adalah keadaan otak pada
saat kita tertidur lelap (deep dreamless state). Pada sat ini terjadi
penyembuhan alami dan peremajaan sel-sel tubuh. (12 Self Management, Ariwibowo
Prijosaksono dan Marlan Mardianto.
Yang paling kuat, adalah gelombang otak Alpha dan Tetha,
namun paling susah juga untuk bisa kita bangkitkan, dibanding gelombang beta
yang kita gunakan saat berpikir sehari hari. Pada saat kita berkonsentrasi,
lontaran gelombang otak Alpha dan Tetha dari pikiran kita akan menyebar ke
luar, sehingga menggerakkan orang lain melakukan hal yang kita harapkan.
Bagaikan resonansi gelombang gitar yang bila sama getarannya, akan menimbulkan
resonansi bunyi pada alat musik lainnya. Begitu pula orang yang saling jatuh
cinta, pandangan mata atau bahkan text sms sekalipun bisa menimbulkan resonansi
rasa kasmaran pada yang lainnya.
Hal yang sama berlaku juga antara ibu dan anak, bila
seorang anak menangis, ibunya yang berada di tempat yang jauh, akan merasakan
resonansi rasa gelisah dari tangisan anaknya tersebut. Berlaku pula bila kita
berdoa dengan khusyu’, konsentrasi, maka doa kita akan sampai pula ke alam
transedental, terdengar oleh malaikat ! Bagi seorang muslim, nilai ibadah
seperti sholat, berbagai macam pula tingkatan penilaiannya. Ada yang bernilai
tinggi, adapula yang bernilai rendah. Sholat yang asal asalan, rendah pula nilainya
dan sholat yang khusyu’ saat yang khusus seperti sholat Tahajud saat dini hari,
akan bernilai tinggi, karena kuat pancaran gelombangnya (gelombang alpha dan
tetha saat sholat yang begitu khusyu’). Bernilai tinggi secara transedental,
memberi dampak yang positif pula bagi mereka yang melakukannya yang akan
tercermin pada perilaku se hari harinya (dampak ibadah pada perubahan positif
perilaku seseorang atau meditasi pada sebagian yang lain). Contoh lain,
misalnya kita pergi ke tempat keramaian seperti terminal atau mall, bila dalam
otak kita telah tertanam ketakutan akan kecopetan, jambret, penodong dll, maka
gelombang ketakutan tersebut akan menyebar ke luar, sampai pula ke para
pencopet/penodong yang akan membuat mereka tergerak untuk melakukan kejahatan
pada kita. Tapi bila sebaliknya, kita berpikiran tenang dan positif,
orang-orang di tempat rawan tersebut sebagai orang-orang baik dan tak akan
melakukan kejahatan pada kita, ditambah dengan zikir & do’a, maka akan
tersebar gelombang otak positif, yang akan sampai pula kepada para pelaku
kejahatan tersebut dan memberikan sinyal positif yang akan menutupi niat-niat
jahat yang timbul pada otak mereka, sehingga kita bisa aman-aman saja bila
lewat ke daerah-daerah rawan tersebut.
Lalu bagaimana caranya supaya otak kita bisa mencapai
keadaan Alpha dan Theta?, disinilah mamfa’at dzikir yang bisa mengatarkan otak
kita ke dalam keadaan tersebut sebagaimana yang di firmankan Allah, QS. Ara’d
(13) : 28 : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram”. Ayat tersebut menginformasikan kepada kita bahwa fungsi
dzikir adalah untuk menjadikan hati kita tenang dan dengan tenangya hati maka
otak kita akan mencapai keadaan Alpha. Sedangkan otak dalam kondisi Alpha yang
di hasilkan dari dzikir akan mengantarkan seseorang terasa sangat dekat dengan
Allah, seakan merasakan ke hadiran Allah di hadapannya yang akan berpengaruh
terhadap peningkatan kualitas Ruh dalam dirinya.
Sedangkan kondisi Tetha bisa di hasilkan dengan
membiasakan sholat malam atau Tahajjud. Kenapa demikian? Karena bangun di waktu
malam membuat bacaan (dzikir, do’a dan belajar) bisa lebih berkesan, lebih
fresh, dan tentu saja lebih mudah nyantol di otak kita. Allah SWT berfirman
dalam Al-Qur’an, QS. Al-Muzzammil (73) : 1-6, “1. Hai orang yang berselimut
(Muhammad), 2. bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit
(daripadanya), 3. (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit.
4. atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan
perlahan-lahan. 5. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang
berat. 6. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk)
dan bacaan di waktu itu lebih berkesan”.
Masih banyak contoh-contoh yang lain dari teori sains
untuk bisa di jadikan pelajaran perilaku dalam bersikap dan bertindak. Tetapi
tentunya Al-Qur’an lah yang menjadi pedoman dalam mengarungi kehidupan yang
terbatas ini. Inilah salah satu tanda kebesaran Allah yang telah mengatur semua
yang ada di alam ini dengan sangat sempurna sehingga kita bisa merasakan
indahnya kehidupan ini.
(Oleh: Burhan)
Sedetik Ibadah Hati, Lebih Tinggi Nilainya dari Seribu
Tahun Ibadah Lahir....
Kegembiraan akan menjadikan jiwa bersemangat, membuat
hati berbunga, memberikan kekuatan dalam mengarungi samudra kehidupan, memberi
nilai lebih pada kehidupan..
Kekayaan, keamanan, kesehatan dan agama adalah
pilar-pilar kebahagiaan...
RUHANI MANUSIA
Pembukaan
Alhamdulillah wassalaatu wassalaamu `ala Rasulillah SAW
`ammaaba'du. Firman Allah dalam Al-Qur'an surat Fusilat (41) ayat 53:
"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan kami di
segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi mereka bahwa
Al-Qur'an itu adalah benar." Dalam artikel ini semua rujukan berasal dari
Al-Qur'an, hanya satu Hadits Nabi.
Ruh
Ruh tidak sama dengan Ruhani. Ruh adalah nama jisim,
yaitu nama bendanya meskipun benda ghaib. Ruhani adalah tindak-tanduk ruh yang
kita dapat saksikan pada diri manusia. Manusia sedikit sekali mengetahui
tentang ruh. Ruh adalah rahasia Allah.[1] Orang yang sudah mati dan orang yang
tidur tidak sadarkan diri, karena ruhnya sedang digenggam Allah.[2]
Fungsi ruh untuk ruhani dan jasmani manusia adalah
sebagai pusat kesadaran. Kita dalam keadaan sadar karena Allah mengizinkan ruh
memfungsikan akal dan kalbu dan nafsu kita. Ilmu ruhani dikenal dalam ilmu
pengetahuan sebagai ilmu jiwa.
Ihwan dan ahwat tawakal yang sehari-harinya selalu
mengusahakan supaya hatinya lurus dan bersih, sangat perlu untuk mengetahui
jisim ruhani lain selain kalbu, di dalam Al-Qur'an disebut juga adanya akal,
nafsu, dll.
Kalbu
Kalbu atau hati sebagai pusat rasa dalam ruhani kita,
rupanya hati berhubungan langsung dengan ruh, begitu ruh ada maka rasa pun ada.
Hati merupakan keajaiban pada manusia. Allah mempercayakan iman/hidayah
tersimpan di dalam hati.[3] Hati merupakan terminal semua informasi yang
diterima manusia, informasi dari pancaindera (pendengaran dan penglihatan), yaitu
informasi dari dunia nyata dan dari nafsu (dunia dalam kita) yang berasal dari
alat-alat tubuh kita, misalnya lapar, haus, dll. Dan informasi selanjutnya
adalah dari alam ghaib melalui iman kita. Semua informasi tersebut akhirnya
terpusat menjadi dua hal pada kalbu kita. Pertama, yang berasal dari kebaikan
yang biasanya menyenangkan, dan kedua, yang berasal dari keburukan yang
biasanya menyusahkan. Kedua hal tersebut merupakan cobaan hidup.[4]
Orang yang telah berhasil membersihkan kalbu akan
merasakan bahwa fungsi kalbu ini dapat meng-cover seluruh fungsi kesadaran,
sehingga hati dapat melihat, mendengar dan merasakan (menghayati). Penghayatan
zikir dalam hati adalah salah satu cara mengasah hati supaya menjadi tajam.
Akal
Akal manusia merupakan pembeda antara manusia dengan
hewan. Allah menganjurkan agar manusia menggunakan akal,[5] malah Allah akan
murka kepada orang yang tidak menggunakan akalnya.[6] Akal dalam jiwa kita
seperti software dalam komputer, setelah otak merupakan hardware-nya. Alat baru
terbentuk setelah informasi dari dunia luar masuk. Jadi setelah bayi lahir,
akal ini berkembang dengan pesat. Akal merupakan pusat olahan informasi dari
dunai luar sebelum masuk ke dalam hati dan diendapkan sebagai perasaan hati.
Peran akal di dalam zikir adalah men-tafakur-i apa yang kita ucapkan, mengerti
apa yang kita ucapkan, bila dalam shalat termasuk mengingat aturan shalat.
Sifat akal adalah netral, pertimbangannya berdasar kenyataan di dunia luar
sesuai lingkungan di mana dia berada.
Nafsu
Nafsu ini sangat erat hubungannya dengan dunia dalam kita
(internal spirit) dan sifatnya ingin pemenuhan keinginannya segera, sifatnya
emosional dalam melayani kebutuhan dalam kita, misalnya: nafsu makan, minum,
dll. Malah kecenderungannya adalah mendorong ke arah kejahatan.[7] Hawa nafsu
jangan diikuti malah hawa nafsu harus ditahan.[8] Pengendalian hawa nafsu
penting sekali dalam zikir, caranya adalah serahkanlah gejolak hawa nafsu itu
kepada Sang Pencipta.
Bagaimana Hubungan antara Jisim-Jisim Itu?
Selama ini belum ada yang menyusun jisim-jisim itu serta
merta bagaimana hasil interaksi antara jisim-jisim tersebut. Kita akan mencoba
menyusun berdasarkan penghayatan dalam zikir.
Allah berfirman dalam surat Al-Mulk (67) ayat 23:
"Katakanlah, Dialah Yang Menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, (tetapi) amat sedikit kamu bersyukur."
Pendengaran lebih dahulu disebut daripada penglihatan,
dan demikianlah kenyataan bahwa bayi sudah lebih dahulu mendengar yaitu sejak
dalam kandungan, sedang penglihatan baru berfungsi setelah dilahirkan.
Pendengaran dan penglihatan dalam hal ini sebagai wakil pancaindera, dan bila
kedua indera tersebut telah berfungsi baik maka terbentuklah akal. Jadi dapat
disimpulkan juga bahwa hati atau kalbu diciptakan lebih dahulu daripada akal.
Melihat fungsi kalbu sebagai tempat tersimpannya iman,
untuk yang beriman maka keadaan kalbu harusnya lebih halus daripada akal,
setidak-tidaknya mestinya sederajat. Kedua jisim inilah rupanya yang
berhubungan langsung dengan jisim yang paling halus, yaitu ruh. Nafsu terlihat
dari fungsinya yang lebih dekat dengan jasmani, dan barang tentu letaknya
antara kalbu dan jasmani, sedangkan akal karena fungsinya lebih dekat kepada
otak maka dalam hubungannya nanti lebih dekat kepada otak manusia. Bila kita
pasang semua jisim dalam suatu bidang akan tersusun seperti gambar di samping
ini.
Ruh di posisi yang paling tinggi, kemudian lapisan
berikutnya akal dan kalbu, kemudian nafsu, sedang jasmani terletak pada lapisan
paling dasar. Pada jasmani dibedakan susunan saraf pusat dan batang otak.
Susunan saraf pusat sebagai saraf sadar, dan batang otak sebagai saraf tidak
sadar (saraf otonomi). Kedua susunan saraf itu bekerja sebagai koordinasi dari
sistem-sistem tubuh manusia.
Dari letak jisim-jisim ini terjalin hubungan antara satu
dengan yang lainnya dan biasanya akibat hubungan itu justru yang mencuat keluar
sebagai perilaku ruhani itu sendiri, itulah jiwa manusia (Lihat Gambar 1).
Hubungan nafsu dengan otak
Bila nafsu merupakan jisim yang paling tinggi pada suatu
makhluk, maka sifatnya atau manifestasi yang keluar sebagai nafsu amarah,
seperti terjadi pada binatang, pada manusia pun terdapat nafsu ini, hanya tidak
selalu timbul karena ada pengaruh jisim lain yang mengahalanginya, misalnya
akal dan kalbu, nafsu ini dinamakan nafsu amarah.
Kecenderungan nafsu kepada kejahatan dapat ditahan atau
dikendalikan oleh fungsi kalbu yang beriman menjadi nafsul-mutma'innah.[9]
Nafsu ini bisa saja pada suatu saat baik dan pada kali yang lain dapat menjadi
buruk, tergantung pengaruh sekelilingnya, dan dalam hal ini akal yang dapat
mempengaruhinya, nafsu ini disebut nafsu lawwamah.[10]
Hubungan antara kalbu dan akal bagaimana?
Kalbu sebagai pusat rasa dan akal sebagia pusat berpikir
bergabung menjadi rasa cipta, dan inilah sebagai pusat kesadaran ilmu, kalau
kesadaran ini yang dipakai dalam hidup seseorang maka tidak sama orang yang
berilmu dan orang yang tak berilmu.[11] Dan orang-orang yang beriman dan
berilmu pengetahuan ditinggikan beberapa derajat di sisi Allah.[12]
Iman yang dihubungkan dengan fungsi hati merupakan alat
kesadaran yang paling tinggi, yaitu kesadaran Ilahiah. Bila seseorang
menghubungkan diri dengan Allah, dengan mengingat-Nya, maka kita menghubungkan
diri dengan Zat Yang Maha Sadar, maka kesadaran kita adalah kesadaran
universal. Kesadaran inilah yang dilakukan oleh para Anbiya wal mursalin selama
hidupnya.
Ada bentuk kesadaran lain yang lebih kasar dari kesadaran
nafsu amarah, yaitu kesadaran emosional. Kesadaran emosional tidak berhubungan
dengan otak tetapi berhubungan dengan pusat otonom. Dalam pelaksanaannya
manusia berbuat dan tidak sempat berfikir. Dalam ilmu pengetahuan dikatakan
bahwa antara emosi dengan fisiologi seperti telapak tangan dan punggungnya dan
diasumsikan emosi ini akibat hubungan/interaksi antara nafsu dengan batang
otak. Pengaruh emosi ini berhubungan dengan sebagian atau salah satu sistem,
misalnya bila emosi jantung jadi berdebar, dll.[13]
Kesadaran yang paling kasar adalah kesadaran pancaindera,
dilukiskan dalam Gambar 1, adalah hubungan nafsu dengan sistem yang
pertaliannya adalah bentuk elektromagnetik yang disebut Aura.
Susunan Kesadaran Sesuai Kehalusannya
1. Kesadaran elektromagnetik (aura)
2. Kesadaran emosi
3. Kesadaran nafsu amarah
4. Kesadaran nafsu lawwamah
5. Kesadaran nafsu mutma'innah
6. Kesadaran ilmu
7. Kesadaran Illahiyah/kesadaran iman
Kesadaran elektromagnetik
Kesadaran elektromagnetik adalah informasi dari
lingkungan di mana manusia berada yang sampainya kepada otak berupa gelombang
elekgromagnetik. Jadi informasi tersebut berasal dari pancaindera. Kita
mengenal dunia nyata ini suatu perjanjian saja, misalnya daun berwarna hijau,
maksudnya warna daun di bawah sinar matahari, sebab warna daun itu akan berubah
bila disinari lampu berwarna merah, misalnya. Jadi warna daun itu kita namakan
sesuai dengan warna sinar matahari yang dipantulkan daun tersebut, sedangkan
warna daun sesungguhnya belum kita ketahui.
Dalam ilmu pengetahuan dikatakan bahwa bila proton dalam
sebuah atom diumpamakan sebesar buah apel, maka besarnya elektron adalah
sebesar titik dan elektron tersebut mengelilingi protonnya dengan jarak satu
kilometer dari proton, dan proton itu tidak pernah terjamah dalam hidup kita
sehari-hari. Benda itu sebagian besar dibentuk (hampir seluruhnya) oleh proton,
padahal kita tidak pernah menjamah proton. Jadi apa yang terjadi bila kita
memegang benda? Kenyataan bahwa bila kita memegang benda, otak kita menerima
gelombang elektromagnetik yang disampaikan melalui saraf. Lalu apa yang terjadi
bila ujung kita menyentuh benda? Apakah ujung jari kita menyentuh proton dari
benda? Jawabnya sungguh menakjubkan, yaitu kita tidak pernah menyentuh proton.
Oleh karenanya, kita tidak pernah menyentuh benda sesungguhnya, yang kita
sentuh adalah informasinya, yaitu sentuhan elektron dengan elektron.
Jadi kalau begitu yang nyata itu hakikatnya adalah maya
alias gaib. Jadi bila yang disebut nyata ini samar-samar, maka semuanya gaib.
Jadi apa alasan kita untuk tidak percaya kepada yang ghaib dan kepada Yang Maha
Gaib? Maha Benar Allah dalam firman-Nya bahwa kehidupan dunia ini adalah
main-main dan senda gurau belaka.[14]
Bila kita melihat sesuatu, yang tampak jelas di situ
adalah tanda-tanda kebesaran Allah, ke mana saja wajahmu engkau arahkan, di
situ tampak wajah Allah.[15]
Bagi kita benda itu sama sekali bukan hasil atau
keuntungan, tetapi benda adalah modal atau bahan untuk diolah menjadi amal
karena benda itu pasti musnah, dan yang tidak musnah adalah amal manusia karena
Allah akan mencatat amal manusia dengan tidak dikurangi sedikit pun dan manusia
akan menemukan amalnya nanti di akhirat. Jadi amal itu tidak musnah dan akan
abadi selama kita hidup di alam abadi.
Kesadaran emosi
Informasi emosi berasal dari benda ghaib, tidak seperti
informasi elektromagnetik yang berasal dari benda. Bentuk informasi ini berupa
cahaya yang berasal dari nafsu dan informasi sebalikya berasal dari sistem
saraf otonomi atau hormon. Kesadaran emosi berupa refleks dan tidak melalui
otak atau pemikiran. Reaksi emosi berupa refleks dan tidak melalui otak atau
pemikiran. Reaksi emosi hanya mengenai satu sistem atau lebih tapi tidak pernah
mengenai semua sistem. Oleh karenanya, reaksinya pincang, misalnya bila emosi
datang, jantung berdetak lebih cepat tapi tidak disertai pernafasan yang lebih cepat,
jadi reaksinya pincang dan ini sangat berbahaya karena sistem lain tidak siap
untuk mengimbangi reaksi sistem tersebut. Berbeda bila kita berolah raga
misalnya, dalam olah raga semua sistem yang terkait bereaksi secara harmonis
karena dikoordinir oleh otak. Bila terjadi emosi melanda anda, apa yang harus
anda lakukan? Fikirkan segala sesuatu sebelum berbuat, artinya otak dan akal
kita pergunakan sehingga reaksinya harmonis, atau arahkan emosi ini kepada
Allah untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Kesadaran nafsu amarah
Bila nafsu mempunyai kekuasaan tertinggi dalam diri
manusia, manusia tersebut persis seperti binatang. Semua aktivitas ditujukan
untk pemenuhan keperluan dalamnya (permintaan sistem), pancaindera sebagai
pembantu pelaksanaannya. Kalau pada binatang insting masih kuat pengaruhnya
sehingga dapat mempertahankan kefitrahannya.
Bila terjadi pada manusia dan akal manusia dapat
dikalahkan nafsu, maka insting pada manusia sudah hilang, dan berubahlah fungsi
akal yang bersiat netral menjadi memihak pada nafsu, sehingga keadaan manusia
tersebut lebih jelek daripada binatang, bahkan malah tersungkur menjadi asfala
saafiliin.[16]
Bentuk informasi dalam tingkatan ini adalah berupa energi
murni, kekuatannya dahsyat tidak terkendali, pengaruh terhadap jasmani: tekanan
darah naik, sakit kepala, gelisah, susah tidur dan selalu berkecimpung dalam
lautan stress. Dalam kesadaran stress keseimbangan jiwanya terganggu., bisa
timbul gejala kejiwaan bila jiwanya lemah, berbagai penyakit jasmani bisa
timbul karena stress dapat mengganggu pembentukan daya tahan tubuh. Bila
kekuasan fisik dan jiwa setengah-setengah, sedangkan stress cukup kuat, maka
akan timbul penyakit psikosomatik.
Bagaimana bila anda dalam keadaan marah? Rasulullah SAW
bersabda bahwa bila anda marah dalam keadaan berdiri maka duduklah, bila anda
marah dalam keadaan duduk maka tidurlah, bila dengan tidur tidak hilang juga,
ambillah air wudhu dan shalatlah dua raka'at, dan bila marah masih belum hilang
juga, maka berdoalah kepada Allah supaya hati anda diganti dengan yang lebih
baik. Bila kita masih sempat berpikir dalam keadaan marah, maka sesungguhnya
akal kita dapat mempengaruhi amarah kita, yaitu dengan memikirkan akibatnya
yang lebih buruk. Bila akal sehatnya masih berfungsi maka nafsu amarah itu
berubah menjadi nafsu lawwamah.
Kesadaran nafsu lawwamah
Nafsu lawwamah adalah nafsu yang netral dan bisa
menetralkan. Semua stress dapat dirasionalisasikan selagi persoalannya dapat
dicerna dengan aksi. Memikirkan akibat amarah yang lebih parah adalah yang
membantu mencairkan amarah, dan pencairan ini sangat tergantung dari
pengetahuan dan pengalaman seseorang. Hal-hal yang menimbulkan amarah biasanya
berasal dari perbuatan kita sendiri.[17] Bila kita masih mengingat dan
menyadari bahwa cikal bakal amarah ini berasal dari perbuatan kita maka
biasanya bagaimana besarnya persoalan amarah tersebut masih bisa tercairkan,
tetapi kadang-kadang Allah menguji kita dan sebab kemarahan tidak kita temukan
sehingga kita tidak dapat menerima, akhirnya, biasanya nafsu bercokol kembali
dan berubahlah menjadi nafsu amarah. Dalam situasi seperti ini petunjuk
Allah-lah bagiannya, sebab semua musibah dan ujian hanya bisa diatasi dengan
sabar.[18] Bila jalan ini yang ditempuh maka sifat nafsu berubah menjadi
nafsul-mutma'innah.
Kesadaran nafsul-mutma'innah
Nafsu mutma'innah adalah nafsu yang dipengaruhi fungsi
kalbu yang beriman. Nafsu mutma'innah atau nafsu sakinah adalah nafsu yang
tenang, nafsu yang suci, dan bila mati dengan membawa nafsu yang tenang ini
akan dipanggil Allah nanti di akhirat pada waktu akan memasuki syurga.[9]
Ihwan dan ahwat tawakal sadarlah bahwa tinggal
satu-satunya target yang kita bisa capai dalam abad modern ini, yaitu membawa
lebih banyak amal sholeh (menajdi orang salih), sedangkan pintu-pintu syurga
yang lain telah tertutup dan bila masih terbuka pun hanya pengkhususan dari
Allah semata.
Nafsul-mutma'innah suatu perasaan yang sepi dari stress
dan ini dapat dicapai dengan penyerahan diri total kepada Allah dan penyerahan
diri ini harus menjadi dasar dari segala kegiatan hidup sehari-hari. Latihan
penyerahan diri adalah usaha mendekatkan diri kepada Allah, dan cara
mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan zikrullah.
Kesadaran ilmu
Orang yang mempunyai kesadaran ilmu adalah orang yang
segala tindak-tanduk perbuatannya berdasarkan ilmu, terutama ilmu agama. Dia
mengetahui apa yang diperintahkan dan tahu apa yang dilarang oleh Allah. Dia
tidak akan berbuat sesuatu bila tidak tahu hukumnya dalam agama. Kalau terpaksa
melakukan yang mubah setidak-tidaknya sesuai dengan ilmu pengetahuan yang
sifatnya netral (sesuai dengan fitrah makhluk Allah). Dalam Al-Qur'an
orang-orang yang demikian disebut golongan shiddiqiin dan orang-orang
mujahidiin.
Kesadaran Illahiah
Kesadaran Ilahiah atau kesadaran iman merupakan kesadaran
yang paling tinggi, dan ini hanya terjadi pada orang-orang yang dikhususkan
Allah, orang-orang yang Allah pelihara dari kecacatan, sebab mereka harus
menjadi contoh suri tauladan yang baik yaitu dikhususkan bagi para anbiya
wal-mursaliin. Pintu syuga yang ini telah betul-betul ditutup oleh Allah. Bagi
para Nabi dan Rasul Allah, semua kata dan perbuatan mereka harus berdasarkan
perintah Allah, mereka tidak berkata atau berbuat sesuatu bila tidak disuruh
Allah, atau mereka selalu minta izin Allah dahulu sebelum berbuat dan Allah
selalu memberikan jawabannya melalui wahyu.
Penutup
Sebagai penutup uraian ini saya minta ampun kepada Allah
atas perbuatan saya ini dan mohon maaf kepada seluruh kaum muslimin
wabil-khusus pada para ihwan dan ahwat tawakal, bila ada kekeliruan dalam
mengemukakan materi ruhani manusia ini, terutama bila ada salah menempatkan
firman-firman Allah dari Al-Qur'an, karena referensi utama adalah dari
Al-Qur'an.
Seperti dikatakan pada pembukaan, bahwa saya mampu untuk
mencari rujukan selain Al-Qur'an, hadits pun saya sangat minim, perlu sekali
saya tekankan sekali lagi bahwa uraian ini sebahagian besar merupakan
penghayatan dan mentafakuri firman Allah dalam Al-Qur'anul-Karim, sedang
kelemahan saya adalah tidak menguasai, malahan tidak tahu bahasa Arab. Saya
mentafakuri hanya dari terjemahan Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia. Untuk hal
tersebut saya menghaturkan banyak-banyak terima kasih kepada para penterjemah
Al-Qur'an ke dalam bahasa Indonesia dan saya hanya dapat berdoa semoga mereka
yang telah berjasa menterjemahkan Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia mendapat
balasan dari Allah dengan balasan yang berlimpah. Amiin ya Robbal `Alamiin.
Referensi:
1. Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah:
"Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan
melainkan sedikit." (Q.S. Al-Isra 17: 95)
2. Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan
(memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah
jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang
lain sampai waktu yang ditentukan. Sesunggunnya pada yang demikian itu terdapat
tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. (Q.S. Az-Zumar 39: 42)
3. Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang
kecuali dengan izin Allah. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya
Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu. (Q.S. At-Taghabun 64: 11)
4. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan
menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang
sebenar-benarnya) dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan. (Q.S. Al-Anbiyaa
21: 35)
5. Dia membuat perumpamaan untuk kamu dan dirimu sendiri.
Apakah ada di antara hamba-sahaya yang dimiliki oleh tangan kananmu sekutu
bagimu dalam (memiliki) rizki yang telah Kami berikan kepadamu, maka kamu sama
dengan mereka dalam (hak mempergunakan) rizki itu, kamu takut kepada mereka
sebagaimana kamu taku kepada dirimu sendiri? Demikianlah kami jelaskan
ayat-ayat bagi kaum yang berakal. (Q.S. Ar-Ruum 30: 28)
6. Dan tidak ada seorang pun akan beriman kecuali dengan
izin Allah, dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak
mempergunakan akalnya. (Q.S. Yunus 10: 100)
7. Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan)
karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu
yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (Q.S. Yusuf 12: 53)
8. Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran
Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya (Q.S. An-Naziat 79: 40)
9. Hai jiwa-jiwa tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan
penuh ridho dan diridhoi-Nya, masuklah ke dalam surga-Ku. (Q.S. Al-Fajr 89: 27)
10. Dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali
(dirinya sendiri). (Q.S. Al-Qiyamah 74: 2)
11. Apakah kamu hai orang musyrik (yang lebih beruntung)
ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri,
sedangkan ia takut kepada (azab) di akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?
Katakanlah; "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang
yang tidak mengetahui?" sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat
menerima pelajaran. (Q.S. Az-Zumar 39: 9)
12. Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan
kepadamu: "berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberikan ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(Q.S. Al-Mujadalah 58; 1)
13. Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan
shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
(Q.S. Al-Baqarah 2: 153)
14. Dan tiadalah kehidupan di dunia ini selain dari
main-main dan senda gurau belaka. Dan sesungguhnya kampung akhirat itu lebih
baik bagi orang-orang yang bertawakal. Maka tidaklah kamu memahaminya? (Q.S.
Al-An`am 6: 32)
15. Ke mana saja mukamu kauhadapkan di situlah wajah
Allah.
16. Manusia pengikut hawa nafsu seperti binatang.
17. Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah
disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar
(dari kesalahan-kesalahanmu). (Q.S. Asy-Syura 49: 30)
18. Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Q.S. Al-Baqarah 2:
155)
Dr. H. Entjap Hadjar
2 komentar:
Izin ya admin..:)
Yuk mainkan permainan POKER No ROBOT 100% silahkan langsung saja merapat dan bermain POKER bersama kami di ARENADOMINO ditunggu ya gan.. :) WA +855 96 4967353
Izin ya admin..:)
Player vs Player WOW langsung saja kunjungin kami di ARENADOMINO tempat bermain Poker dan kartu yang sangat menyenangkan dan hadiah nyata menanti anda semua.. WA +855 96 4967353
Posting Komentar