Senin, 24 September 2018

Bagaimana Dzikir Laa Ilaaha Illallah dan Astaghfirullah Mengatasi Penyakit Jantung dan Stroke


Bagaimana Dzikir Laa Ilaaha Illallah dan Astaghfirullah Mengatasi Penyakit Jantung dan Stroke



Dzikir dalam Al Qur’an dijelaskan sebagai penenang hati. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : (yaitu) orang-orang yang beriman serta hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, cuma dengan mengingat Allah hati jadi tenteram. (QS. Ar Ra’du : 28).

Beberapa peneliti menemukan, stres kronis menyebabkan produksi sel darah putih terlalu berlebih. Sel darah putih yang berlebihan ini lalu mengumpul pada dinding sisi dalam arteri, membatasi aliran darah, serta mendorong pembentukan bekuan yang menghalangi sirkulasi, atau jadi pecah serta menebar ke sisi badan yang lain.

Seperti riset yang dikerjakan Nahrendorf beserta tim pada 29 pekerja medis di unit perawatan intensif (ICU), sebagai lingkungan kerja dengan depresi relatif tinggi, temukan kalau waktu mereka bertugas, stres aktifkan beberapa sel induk sumsum tulang, yang pada gilirannya menyebabkan keunggulan produksi sel darah putih, yang dimaksud leukosit. Keadaan ini tidak sama dengan hasil kontrol waktu mereka tak tengah bertugas.

Sel darah putih, yang utama dalam pengobatan luka serta melawan infeksi, bisa berbalik melawan “tuan tempat tinggal mereka”, dengan konsekwensi dapat menghancurkan dengan penyakit aterosklerosis, penebalan dinding arteri dikarenakan oleh penimbunan plak.

Saat berdzikir, ia menetralkan kemelut yang dihadapi oleh pelakunya, hingga keadaan kejiwaannya jadi stabil serta enjoy. Pada orang yang keadaannya tak tegang, dzikir makin mendamaikan hatinya.

Waktu keadaan badan tenang serta damai, produksi sel serta sel darah putih jalan secara normal. Tak kurang, juga tak terlalu berlebih/surplus. Dengan hal tersebut, tak ada jaringan ikat yang terganggu, juga tak muncul rusaknya plak.

Keadaan jiwa yang tenang dengan dzikir membuat fisik menjadi tenang, termasuk juga denyut jantung, denyut nadi serta peredaran darah. Denyut jantung, denyut nadi serta peredaran darah yang normal relatif bikin badan lebih terbangun serta system kekebalan badan lebih efisien bekerja. Imunitas jadi lebih kuat.

Jadi, dzikir relatif dapat melindungi seorang dari penyakit yang disebabkan oleh depresi terutama penyakit jantung serta stroke. Sedang untuk orang yang terlanjur menderita sakit jantung serta stroke, dzikir dapat juga jadi terapi untuk memperingan, bahkan juga menyembuhkannya.

Sebuah analisa dzikir dari sudut pandang kedokteran secara ilmiah disampaikan oleh Dr. dr. A Y Saleh, M.Kes, Sp. S. dari RS S Sunter Jakarta yang menyatakan bahwa dzikir itu menyehatkan. Ia menunjukkan lewat riset pada pasiennya di mana pasien yg berdzikir pulih lebih cepat di banding dgn yg tak berzikir.

Pasien yang mengalami persoalan alzheimer & stroke, akan lebih baik keadaannya setelah membiasakan dzikir dgn melafadzkan kalimat tauhid “Laa iIlaaha illallah ” serta kalimat istighfar “Astaghfirullah“.

Menurut Dr. dr. A Y Saleh, dilihat dari pengetahuan kedokteran kontemporer, pengucapan “Laa iIlaaha illallah” serta “Astaghfirullah” bisa menyingkirkan nyeri & dapat menumbuhkan ketenangan dan kestabilan saraf untuk pasien. Lantaran dalam ke dua bacaan dzikir itu ada huruf JAHR yg bisa mengeluarkan CO2 dari otak.

Dalam kalimat “Laa Ilaaha Illallah” ada huruf Jahr yg diulang tujuh kali, yakni huruf “Lam“, serta “Astaghfirulloh” ada huruf “Ghayn“, ” Ra“, serta dua buah “Lam” hingga ada 4 huruf Jahr yg mesti dilafazkan keras hingga kalimat dzikir tersebut mengeluarkan karbondioksida semakin banyak waktu udara dihembuskan keluar mulut.

CO2 yg dikeluarkan oleh badan tak mengubah pergantian diameter pembuluh darah dalam otak. Sebab, bila system pengeluaran CO2 kacau, jadi CO2 yang ke luar juga kacau hingga mengakibatkan pembuluh darah di otak bakal melebar begitu terlalu berlebih saat kandungan CO2 didalam otak mengalami penurunan.

Dilihat dari tinjauan pengetahuan syaraf, ada hubungan yg erat pada pelafadzan huruf (Makharij Al-huruf) pada bacaan dzikir dgn aliran darah pernafasan keluar yg mengandung zat CO2 (karbondioksida) & system yg rumit didalam otak pd keadaan fisik atau psikis spesial.

Nah pembaca blog sederhana ini, mari teruskan kebiasaan & lebih memperbanyak dzikir dgn mengucapkan kalimat tauhid “Laa ilaaha illallah” & kalimat istighfar “Astaghfirulloh”.

Yang butuh diingat, dzikir yang disebut disini tidaklah sebatas menyebutkan asma-asma Allah atau kalimat thayyibah, namun juga meresapi maknanya hingga menghadirkan ketenangan seperti yang difirmankan Allah dalam Surat Ar Ra’du ayat 28 diatas.

Selain itu pelafalan dzikir akan berguna jika membacanya dengan pelan pelan dan tidak cepat cepat seperti kebiasaan masyarakat. Bacaan dzikir yang pelan dan tenang akan lebih mudah meresapi lafal dan maksudnya. Wallahu a’lam bish shawab.

Semoga bermanfaat.



0 komentar:

Posting Komentar