KEUTAMAAN DZIKIR HAUQALAH
Assalamu'alaikum..
Pagi akhi ukhti, kesempatan kali ini ane akan memberikan
tauziah mengenai keutamaan dzikir Hauqalah, sebenernye dzikir Hauqalah itu yang
seperti ape sich, dan ape aje keutamaan nye dari itu dzikir, berikut penjabaran
nye'..
Alquran dan Hadits Nabi Muhammad SAW telah memerintahkan orang-orang beriman agar memperbanyak dzikir, yaitu
mengingat Allah SWT. Hal ini menunjukkan, bahwa dzikir memiliki fungsi dan
keutamaan yang sangat besar.
Dzikir kepada Allah merupakan bentuk ibadah yang paling
agung (QS. Al-Ankabut [27]:45), mendatangkan manfaat (QS. Al-Dzariyat [51]:55),
menenteramkan hati (QS. Al-Ra’du [13]:28), dan memperoleh kebahagiaan dan
keselamatan (QS. Al-Jumu’ah [63]:10)..
Dengan kata lain, dzikir ialah amal ibadah yang dapat
menjaga dan meningkatkan konektivitas antara hamba dan Sang Penciptanya dengan
baik. Hamba yang ingat kepada Allah,
maka Allah pun pasti ingat kepadanya (QS. al-Baqarah [2]:152).
Terdapat berbagai bentuk dzikir yang telah disyariatkan
dalam Islam. Oleh karena itu, dalam implementasinya, dzikir memiliki makna yang
begitu luas. Di samping dalam bentuk lisan, seperti tahlil, tasbih, tahmid,
takbir, tilawah qur’an, shalat, dan semisalnya, dikenal juga dzikir dalam
bentuk tindakan atau sering disebut sebagai dzikir fi’li, seperti mengajak
kepada kebaikan, mencegah kemungkaran, menolong kaum tertindas, membantu
mensejahterakan kaum dhu’afa dan amal kebajikan sosial lainnya.
Menurut riwayat dari Ibnu ‘Abbas, bahwa Rasulullah SAW
menganjurkan umatnya supaya memperbanyak dzikir hauqalah, yaitu "Laa haula
wa laa quwwata illaa billah (Tidak ada daya dan kekuatan melainkan kekuatan
Allah).."
Riwayat tersebut berkenaan dengan asbabun nuzul
(sebab-sebab turun ayat) ayat tiga daripada
surah At-Thalaq yang berbunyi: “Dan Allah memberinya rezeki dari arah
yang tidak diduga-duga. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya
Allah akan mencukupkan (keperluan) hidupnya. Sesungguhnya Allah mengatur urusan
yang dikehendaki-Nya. Sungguh Allah telah membuat ketentuan atas segela
sesuatu.”
Wasiat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Kepada Abu
Dzar Al-Ghifari
عَنْ
أَبِيْ ذَرٍّ قَالَ: أَوْصَانِيْ خَلِيْلِي بِسَبْعٍ : بِحُبِّ الْمَسَاكِيْنِ
وَأَنْ أَدْنُوَ مِنْهُمْ، وَأَنْ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلُ مِنِّي وَلاَ
أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ فَوقِيْ، وَأَنْ أَصِلَ رَحِمِيْ وَإِنْ جَفَانِيْ،
وَأَنْ أُكْثِرَ مِنْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، وَأَنْ
أَتَكَلَّمَ بِمُرِّ الْحَقِّ، وَلاَ تَأْخُذْنِيْ فِي اللهِ لَوْمَةُ لاَئِمٍ،
وَأَنْ لاَ أَسْأَلَ النَّاسَ شَيْئًا.
Dari Abu
Dzar Radhiyallahu 'anhu , ia berkata: “Kekasihku (Rasulullah) Shallallahu
'alaihi wa sallam berwasiat kepadaku dengan tujuh hal: (1) supaya aku mencintai
orang-orang miskin dan dekat dengan mereka, (2) beliau memerintahkan aku agar
aku melihat kepada orang yang berada di bawahku dan tidak melihat kepada orang
yang berada di atasku, (3) beliau memerintahkan agar aku menyambung
silaturahmiku meskipun mereka berlaku kasar kepadaku, (4) aku dianjurkan agar
memperbanyak ucapan Laa haula wala quwwata illa billah (tidak ada daya dan
upaya kecuali dengan pertolongan Allah), (5) aku diperintah untuk mengatakan
kebenaran meskipun pahit, (6) beliau berwasiat agar aku tidak takut celaan
orang yang mencela dalam berdakwah kepada Allah, dan (7) beliau melarang aku
agar tidak meminta-minta sesuatu pun kepada manusia”.
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan kalimat Laa haula wa la quwwata illa
billah agar kita melepaskan diri kita dari segala apa yang kita merasa tidak
mampu untuk melakukannya, dan kita serahkan semua urusan kepada Allah.
Sesungguhnya yang dapat menolong dalam semua aktivitas kita hanyalah Allah
Ta’ala, dan ini adalah makna ucapan kita setiap kali melakukan shalat,
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ
نَسْتَعِينُ
Hanya
kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.
[al-Fatihah/1:5].
Menurut
Ibnul Qoyyim, kalimat “Laa Haula wa Laa
Quwwata illa Billaah” mempunyai pengaruh yang sangat menakjubkan saat
menanggung beban pekerjaan yang sulit dan keras, atau saat menghadap kepada
raja dan orang yang ditakutkan, selain pengaruhnya yang efektif untuk menolak
kemiskinan.
Diriwayatkan,
Hubaib bin Salamah sangat senang saat menghadapi musuh atau mengepung sebuah
benteng memperbanyakkan ucapan “Laa Haula wa Laa Quwwata illa Billaah”.
Diceritakan, suatu hari ia mengepung sebuah benteng milik bangsa Romawi
sehingga ia putus asa, lalu tentara kaum mislimin membaca zikir tersebut sambil
bertakbir, akhirnya benteng tersebut hancur.
Akhi Ukhti,
kalimat Hauqalah ini juga dapat sebagai obat, perantara untuk menyembuhkan
banyak penyakit..
Orang yang
sedang sakit dianjurkan sering-sering mengucapkan hauqalah agar segera diberi
kesembuhan oleh Allah SWT. Dokter, obat, atau siapa pun bukanlah penyembuh
sakit. Allah-lah Yang Maha Memberi Kesembuhan.
Rasulullah
SAW bersabda :
“Siapa yang
mengucapkan La Haula Wala Quwwata illa billahi, maka ia akan menjadi obat
kepada 99 penyakit. Yang paling ringan adalah kekalutan”. (Hadis Riwayat
Tabrani)
بِسْمِ اللهِ مَاشَاءَ اللهُ
لَا يَسُوْقُ الْخَيْرَ إلَّا اللهِ بِسْمِ اللهِ مَاشَاءَ اللهُ لَا يَصْرِفُ
السُّوْءَ إلَّا اللهُ بِسْمِ اللهِ مَاشَاءَ اللهُ مَا كَانَ مِنْ نِعْمَةٍ
فَمِنَ اللهِ بِسْمِ اللهِ مَاشَاءَ اللهُ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِا
للهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
Dengan nama
Allah yang segala sesuatu terjadi dengan kehendak-Nya, tidak ada yang
mendatangkan kebaikan kecuali la. Dengan nama Allah yang segala sesuatu terjadi
dengan kehendak-Nya, tidak ada yang menyingkirkan keburukan kecuali la. Dengan
nama Allah yang segala sesuatu terjadi dengan kehendak-Nya, tidak ada
kenikmatan melainkan dari Allah. Dengan nama Allah yang segala sesuatu terjadi
dengan kehendak-Nya, tiada daya untuk berbuat kebaikan kecuali dengan
pertolongan Allah dan tiada kekuatan untuk menghindar dari perbuatan maksiat
kecuali dengan perlindungan Allah yang maha Mulia dan maha agung..
Pada
hakikatnya seorang hamba tidak memiliki daya dan upaya kecuali dengan
pertolongan Allah. Seorang penuntut ilmu tidak akan mungkin duduk di majlis
ilmu, melainkan dengan pertolongan Allah. Seorang guru tidak akan mungkin dapat
mengajarkan ilmu yang bermanfaat, melainkan dengan pertolongan Allah. Begitupun
seorang pegawai, tidak mungkin dapat bekerja melainkan dengan pertolongan
Allah.
Seorang
hamba tidak boleh sombong dan merasa bahwa dirinya mampu untuk melakukan segala
sesuatu. Seorang hamba seharusnya menyadari bahwa segala apa yang dilakukannya
semata-mata karena pertolongan Allah.
Sebab, jika
Allah tidak menolong maka tidak mungkin dia melakukan segala sesuatu..
Imam Ahmad
dalam Musnadnya meriwayatkan hadits yang dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu,
bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
أَكْثِرُوا مِنْ قَوْلِ لَا
حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ فَإِنَّهَا كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ
"Perbanyaklah
membaca Laa Haula Wa Laa Quwwata Illaa Billaah, karena sesungguhnya adalah
salah satu harta simpanan di surga."
Kanzun min
Kunuz al-jannah, maksudnya: pahalanya di simpan bagi yang mengucapkannya.
Pahalanya atau balasan amal zikir terebut disimpan di surga sebagaimana
dikumpulkan, disimpan, dan dijaganya harta kekayaan.
Dzikir
Hauqalah juga merupakan tabungan/simpanan untuk surga..
Rasulullah
Shallalahu ’alaihi Wasallam bersabda,
يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ
قَيْسٍ أَلاَ أَدُلَُ عَلَى كَنْزٍ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ ». فَقُلْتُ بَلَى يَا
رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ « قُلْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ
»
“Wahai
Abdullah bin Qais, maukah engkau kuberitahu tentang salah satu
tabungan/simpanan dari simpanan-simpanan surgawi? Abdullah bin Qais menjawab: ‘Tentu,
wahai Rasulullah’. Ia bersabda: ‘Ucapkanlah laa haula wa laa quwwata illa
billah’”
Dzikir
Hauqalah juga merupakan salah satu pintu surga..
Rasulullah
Shallalahu ’alaihi Wasallam berkata
kepada Abu Musa radhiallahu ‘anhu,
ألا أدلك على باب من أبواب
الجنة ؟ قلت بلى ، قال: لا حول ولا قوة إلا بالله )) ، رواه الترمذي وأحمد
“Maukah
engkau aku tunjukkan salah satu dari pintu surga? Aku berkata, ‘tentu’. Beliau
bersabda, ‘ Laa haula wala quwwata illa billah”
"Ucapan
Laa Haula Wa Laa Quwwata Illaa Billaah, memberikan konsekuensi “i’anah”
(bantuan). Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam memberikan contoh jika muadzzin mengucapkan
“Hayya ‘Alaa al-Shalaah”, maka dijawab, ‘Laa Haula Wa Laa Quwwata Illaa
Billaah’, jika muadzzin mengucapkan, "Hayya ‘Alaa al-Falaah",
dijawab’ Laa Haula Wa Laa Quwwata Illaa Billaah’ (minta bantuan kepada Allah
Agar bisa melaksanakannya)."
Ringkasnya,
siapa yang menginginkan punya pahala yang istimewa di surga dengan jumlah yang
banyak hendaknya memperbanyak membaca dzikir yang agung ini, Laa Haula Wa Laa
Quwwata Illaa Billaah. Khususnya pada moment tertentu seperti menjawab adzan
saat mu'adzin mengucapkan Hayya ‘Alaa al-Shalaahdan Hayya ‘Alaa al-Falaa, dalam
perjalanan, dibaca saat sakit, saat mengerjakan pekerjaan berat dan sulit
sebagai sarana untuk meminta pertolongan kepada Allah Ta'ala..
"Semoga
jadi ilmu yang manfaat"
1 komentar:
Izin ya admin..:)
Main dan Menangkan permainan bersama kami di ARENADOMINO 8 permainan poker online tanpa robot silahkan main dan buktikan sendiri jika kesulitan bisa
dibantu dalam pendaftaran silahkan langsung bergabung untuk info lebih jelas WA +855 96 4967353
Posting Komentar