Wasiat Wasiat
Rasulullah SAW Beberapa Hari Jelang Wafat
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rasulullah SAW menyampaikan
beberapa wasiat menjelang wafatnya.
Hal ini merupakan bentuk kasih sayangnya kepada umatnya.
Allah SWT berfirman dalam Alquran surat At-Taubah ayat ke-128:
لَقَدْ
جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ
عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
"Sungguh telah datang kepadamu seorang
Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan
(keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap
orang-orang mukmin."
Wasiat pertama
Rasulullah SAW sebelum wafat yaitu tentang kelompok Anshar. Disampaikan bahwa
Nabi Muhammad SAW sangat mencintai Anshar sehingga berharap menjadi salah satu
bagian dari mereka.
Beberapa
hari sebelum wafat, Nabi SAW bersabda: "Wahai seluruh kaum Muhajirin,
tetaplah kalian berbuat baik terhadap kaum Anshar, karena jumlah kalian terus
bertambah, sedang tidaklah bertambah kecuali sebagaimana keadaan mereka pada
hari ini."
أوصيكم بالأنصار، فإنهم كرشي
وعيبتي (بطانتي وخاصتي)، وقد قضوا الذي عليهم، وبقي الذي لهم، فاقبلوا من محسنهم،
وتجاوزوا عن مسيئهم
"Sesungguhnya
kaum Anshar adalah pembelaku dan tempat menjaga rahasiaku yang aku berlindung kepadanya.
Maka berbuat baiklah kepada siapa saja di antara mereka yang berbuat baik dan
maafkan siapa saja di antara mereka yang melakukan kesalahan." Kemudian
Rasulullah turun dari mimbar lalu masuk ke rumahnya sementara sakitnya semakin
kritis hingga kemudian wafat.
Kedua, Nabi Muhammad SAW berwasiat agar
selalu berprasangka baik kepada Allah SWT. Dari Jabir RA, dia mendengar
Rasulullah SAW bersabda:
لا يموتن أحدكم إلا وهو يحسن
الظن بالله عز وجل
"Janganlah seseorang di antara kalian
meninggal dunia, kecuali dalam keadaan berbaik sangka terhadap Allah." (HR
Muslim).
Adapun
ketika sudah mendekati ajal, maka hendaknya seorang Muslim membatasi dirinya
pada harapan. Dan perlu berprasangka baik pada Allah SWT sambil berharap segala
dosanya mendapat ampunan.
Ketiga, Rasulullah SAW berpesan agar umatnya
tetap menjaga sholat. Saking pentingnya sholat, Nabi SAW pun mengingatkan agar
tidak meninggalkan sholat. Bahkan beliau sampai menyebut beberapa kali kata
sholat sebagai bentuk penekanan.
Hal itu
seperti dalam Hadits riwayat Ahmad, Abu Daud, dan Ibnu Majah, yang dinilai
shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami'. Nabi Muhamamd SAW menyampaikan
wasiat tentang sholat menjelang wafatnya. Wasiat ini disampaikan melalui Ali
bin Abi Thalib:
كان آخر كلام النبي صلى الله
عليه وسلم: الصلاة الصلاة، وما ملكت أيمانكم
"Kata-kata
terakhir Rasulullah SAW, 'sholatlah, sholatlah. Dan takutlah kalian kepada
Allah atas hak-hak hamba sahaya kalian.”
Hal itulah
yang menunjukkan betapa pentingnya ketaatan dengan menunaikan shalat. Sebab
menjelang wafat, Nabi SAW tetap memerintahkan untuk menunaikan sholat.
Selanjutnya,
yang keempat, lima hari menjelang wafat, Rasulullah SAW berniat menuliskan
secara rinci kepada para sahabat agar kelak tidak terjadi perselisihan dan
supaya mereka tidak tersesat selama berpegang teguh dengannya. Namun niat Nabi
SAW tidak disetujui para sahabat, termasuk Umar bin Khattab.
Hal itu
dapat diketahui dalam sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari jalur
Abdullah bin Abbas. Dalam hadits ini disebutkan bahwa Umar menyampaikan kepada
Nabi SAW, "Wahai Rasulullah, engkau sedang sakit dan engkau sudah punya
Alquran..."
Mengetahui
adanya perbedaan pendapat di kalangan Sahabat terkait niatnya menulis itu,
Rasulullah SAW pun bersabda:
"Bebaskan
aku (dari perselisihan). Apa yang ada padaku lebih baik dari yang ada pada
kalian. Saya wasiatkan kepada kalian tiga hal. Pertama, singkirkan kelompok
musyrik dari Jazirah Arab. Kedua, terima dan perlakukan utusan yang datang
kepada kalian sebagaimana aku menerima dan memperlakukan para utusan itu."
(HR Muslim dari Abdullah bin Abbas)
Rep: Umar
Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
0 komentar:
Posting Komentar