Keutamaan Luar
Biasa Shohibul Quran
Berikut adalah beberapa keutamaan bagi orang yang
mengkaji, memahami, merenungkan dan menghafalkan Al Qur’an.
[1] Mendapat Syafa’at di Hari Kiamat
Dari Abu Umamah Al Bahiliy, (beliau berkata), “Aku
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اقْرَءُوا
الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ
اقْرَءُوا الزَّهْرَاوَيْنِ الْبَقَرَةَ وَسُورَةَ آلِ عِمْرَانَ فَإِنَّهُمَا
تَأْتِيَانِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا
غَيَايَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا فِرْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ تُحَاجَّانِ عَنْ
أَصْحَابِهِمَا اقْرَءُوا سُورَةَ الْبَقَرَةِ فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ
وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ وَلاَ تَسْتَطِيعُهَا الْبَطَلَةُ
“Bacalah Al
Qur’an karena Al Qur’an akan datang pada hari kiamat nanti sebagai syafi’
(pemberi syafa’at) bagi yang membacanya. Bacalah Az Zahrowain (dua surat
cahaya) yaitu surat Al Baqarah dan Ali Imran karena keduanya datang pada hari
kiamat nanti seperti dua awan atau seperti dua cahaya sinar matahari atau
seperti dua ekor burung yang membentangkan sayapnya (bersambung satu dengan
yang lainnya), keduanya akan menjadi pembela bagi yang rajin membaca dua surat
tersebut. Bacalah pula surat Al Baqarah. Mengambil surat tersebut adalah suatu
keberkahan dan meninggalkannya akan mendapat penyesalan. Para tukang sihir
tidak mungkin menghafalnya.” (HR. Muslim no. 1910. Lihat penjelasan hadits ini
secara lengkap di At Taisir bi Syarhi Al Jami’ Ash Shogir, Al Munawi, 1/388,
Asy Syamilah)
[2] Permisalan
Orang yang Membaca Al Qur’an dan Mengamalkannya
Dari Abu
Musa Al Asy’ariy, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمُؤْمِنُ الَّذِى يَقْرَأُ
الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ بِهِ كَالأُتْرُجَّةِ ، طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَرِيحُهَا
طَيِّبٌ ، وَالْمُؤْمِنُ الَّذِى لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ بِهِ
كَالتَّمْرَةِ ، طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَلاَ رِيحَ لَهَا ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ
الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالرَّيْحَانَةِ ، رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا
مُرٌّ ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِى لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالْحَنْظَلَةِ ،
طَعْمُهَا مُرٌّ – أَوْ خَبِيثٌ – وَرِيحُهَا مُرٌّ
“Permisalan
orang yang membaca Al Qur’an dan mengamalkannya adalah bagaikan buah utrujah,
rasa dan baunya enak. Orang mukmin yang tidak membaca Al Qur’an dan
mengamalkannya adalah bagaikan buah kurma, rasanya enak namun tidak beraroma.
Orang munafik yang membaca Al Qur’an adalah bagaikan royhanah, baunya
menyenangkan namun rasanya pahit. Dan orang munafik yang tidak membaca Al
Qur’an bagaikan hanzholah, rasa dan baunya pahit dan tidak enak.” (HR. Bukhari
no. 5059)
[3]
Keutamaan Memiliki Hafalan Al Qur’an
Dari
Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ
اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِى الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَكَ
عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا
“Dikatakan
kepada orang yang membaca (menghafalkan) Al Qur’an nanti : ‘Bacalah dan naiklah
serta tartillah sebagaimana engkau di dunia mentartilnya. Karena kedudukanmu
adalah pada akhir ayat yang engkau baca (hafal).” (HR. Abu Daud no. 1464 dan
Tirmidzi no. 2914. Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 2240
mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Yang
dimaksudkan dengan ‘membaca’ dalam hadits ini adalah menghafalkan Al Qur’an.
Perhatikanlah
perkataan Syaikh Al Albani berikut dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 2440.
“Ketahuilah bahwa yang dimaksudkan dengan shohibul qur’an (orang yang membaca
Al Qur’an) di sini adalah orang yang menghafalkannya dari hati sanubari.
Sebagaimana hal ini ditafsirkan berdasarkan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam yang lain, ‘Suatu kaum akan dipimpin oleh orang yang paling menghafal
Kitabullah (Al Qur’an).’ Kedudukan yang bertingkat-tingkat di surga nanti
tergantung dari banyaknya hafalan seseorang di dunia dan bukan tergantung pada
banyak bacaannya saat ini, sebagaimana hal ini banyak disalahpahami banyak
orang. Inilah keutamaan yang nampak bagi seorang yang menghafalkan Al Qur’an,
namun dengan syarat hal ini dilakukan untuk mengharap wajah Allah semata dan
bukan untuk mengharapkan dunia, dirham dan dinar. Ingatlah, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam telah bersabda,
أَكْثَرَ مُنَافِقِي أُمَّتِي
قُرَّاؤُهَا
“Kebanyakan
orang munafik di tengah-tengah umatku adalah qurro’uha (yang menghafalkan Al
Qur’an dengan niat yang jelek).” (HR. Ahmad, sanadnya hasan sebagaimana
dikatakan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth).” [Makna qurro’uha di sini adalah
salah satu makna yang disebutkan oleh Al Manawi dalam Faidhul Qodir Syarh Al
Jami’ Ash Shogir, 2/102 (Asy Syamilah)]
[4]
Keutamaan Mengulangi Hafalan Al Qur’an
Dari
Abdullah bin ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا مَثَلُ صَاحِبِ
الْقُرْآنِ كَمَثَلِ الإِبِلِ الْمُعَقَّلَةِ إِنْ عَاهَدَ عَلَيْهَا أَمْسَكَهَا
وَإِنْ أَطْلَقَهَا ذَهَبَتْ
“Sesungguhnya
orang yang menghafalkan Al Qur’an adalah bagaikan unta yang diikat. Jika
diikat, unta itu tidak akan lari. Dan apabila dibiarkan tanpa diikat, maka dia
akan pergi.” (HR. Bukhari no. 5031 dan Muslim no. 789).
Dalam
riwayat Muslim yang lain terdapat tambahan,
وَإِذَا قَامَ صَاحِبُ
الْقُرْآنِ فَقَرَأَهُ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ ذَكَرَهُ وَإِذَا لَمْ يَقُمْ
بِهِ نَسِيَهُ
”Apabila
orang yang menghafal Al Qur’an membacanya di waktu malam dan siang hari, dia
akan mengingatnya. Namun jika dia tidak melakukan demikian, maka dia akan
lupa.” (HR. Muslim no. 789)
Al Faqih
Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin memiliki kebiasaan menghafal Al Qur’an
di pagi hari sehingga bisa menguatkan hafalannya. Beliau rahimahullah
mengatakan, “Cara yang paling bagus untuk menghafalkan Al Qur’an -menurutku-
adalah jika seseorang pada suatu hari menghafalkan beberapa ayat maka hendaklah
dia mengulanginya pada keesokan paginya. Ini lebih akan banyak menolongnya
untuk menguasai apa yang telah dia hafalkan di hari sebelumnya. Ini juga adalah
kebiasaan yang biasa saya lakukan dan menghasilkan hafalan yang bagus.”
(Kitabul ‘Ilmi, hal. 105, Darul Itqon Al Iskandariyah)
Semoga kita
termasuk orang yang mendapatkan syafa’at melalui amalan Al Qur’an.
***
Penulis:
Muhammad Abduh Tuasikal, MSc
Artikel https://rumaysho.com
0 komentar:
Posting Komentar