Cara Mengendalikan Marah yang Diajarkan Rasulullah SAW
KHAZANAH ISLAM - Emosi adalah luapan perasaan atau
gejolak jiwa yang diekspresikan dalam tingkah laku. Emosi dapat ditunjukkan
dengan perasaan senang, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu.
Semua orang tentu pernah mengalamai itu. Salah satu senjata setan untuk
membinasakan manusia adalah marah. Dengan cara ini, setan akan mudah
mengendalikan manusia. Karena marah, orang bisa dengan mudah mencaci maki,
mengucapkan kalimat buruk, bercerai, bahkan saling membunuh. Marah adalah
luapan emosi yang sangat dibenci Allah dan Rasul-Nya.
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) memberi
perhatian besar terhadap masalah ini hingga beliau bersabda dalam satu hadis:
"La taghdob walakal Jannah (janganlah marah maka bagimu surga)."
سوق
المسلمين كمصلى المصلين
"Pasar
kaum muslimin bagaikan mushalla orang-orang yang salat."
Di masa
emas tersebut, mereka berhasil menjadikan pasar-pasar mereka bagaikan masjid.
Mereka menghidupkan zikir, membaca Al-Qur'an, dan ibadah lainnya.
"Maka
di saat wabah penyakit semacam ini adalah kesempatan kita untuk menjadikan
rumah-rumah kita menjadi masjid dan musholla untuk keluarga kecil kita,"
kata Habib Ahmad yang juga pengajar di Pesantren Al-Fachriyah Tangerang ini.
Berikut
cara yang diajarkan Rasulullah SAW untuk mengendalikan amarah sebagaimana
dikutip dari Pustaka Pejaten:
1.
Membaca Kalimat Ta'awudz.
Dari
sahabat Sulaiman bin Surd, beliau menceritakan, "Suatu hari saya duduk
bersama Rasulullah SAW. Ketika itu ada dua orang yang saling memaki. Salah
satunya telah merah wajahnya dan urat lehernya memuncak. Kemudian Rasulullah
bersabda: "Sungguh saya mengetahui ada satu kalimat, jika dibaca oleh
orang ini, marahnya akan hilang. Jika dia membaca ta'awudz: A-'uudzu billahi
minas syaithanir rajiim, marahnya akan hilang". (HR. Al-Bukhari dan
Muslim).
2.
Berusaha Diam dan Jaga Lisan.
Diam
merupakan perbuatan mulia dan salah satu cara untuk mengantisipasi muncul
luapan amarah. Dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda: "Jika kalian marah,
diamlah." (HR. Ahmad dan Syuaib Al-Arnauth menilai Hasan lighairih).
Rasulullah
juga mengingatkan, "Sesungguhnya ada hamba yang mengucapkan satu kalimat,
yang dia tidak terlalu memikirkan dampaknya, namun menggelincirkannya ke neraka
yang dalamnya sejauh timur dan barat." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
3.
Mengambil Posisi Lebih Rendah.
Kecenderungan
orang marah adalah ingin selalu lebih tinggi, dan lebih tinggi. Semakin
dituruti, dia semakin ingin lebih tinggi. Dengan posisi lebih tinggi, dia bisa
melampiaskan amarahnya sepuasnya. Rasulullah bersabda: "Apabila kalian
marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu
marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi
tidur." (HR. Ahmad, Abu Daud dan perawinya dinilai shahih oleh Syuaib
Al-Arnauth).
4. Ingat
Hadis Ini Ketika Marah.
Dari Muadz
bin Anas Al-Juhani, Rasulullah SAW bersabda: "Siapa yang berusaha menahan
amarahnya, padahal dia mampu meluapkannya, maka dia akan Allah panggil di
hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, sampai Allah menyuruhnya untuk
memilih bidadari yang dia kehendaki." (HR. Abu Daud, Turmudzi)
5.
Segera Berwudhu atau Mandi.
Marah itu
datangnya dari setan dan setan diciptakan dari api. Maka orang yang marah
dianjurkan berwudhu atau mandi untuk memadamkan amarahnya. Dari Urwah As-Sa'di,
Nabi SAW bersabda: "Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan
diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah,
hendaknya dia berwudhu." (HR. Ahmad dan Abu Daud).
0 komentar:
Posting Komentar