ISTIQOMAH PASCA
RAMADHAN
Belum juga usai Sidang Itsbat penetapan 1 Syawal
diputuskan suara petasan sudah mulai terdengar seiring suara adzan maghrib
menghilang, sedangkan sholat maghrib pun belum tertunaikan namun kemenangan
seolah telah diraih setelah usai sebulan penuh melaksanakan puasa ramadhan.
Hari Raya ‘Idul Fitri dirayakan dengan penuh kegembiraan dan suka cita, bahkan
terkadang berlebih-lebihan dengan menyulut petasan, kembang api, tetabuhan dan
segala macam mulai malam hari raya hingga beberapa hari kemudian. Mereka
terbuai kemenangan semu, euforia kegembiraan melupakan segalanya. Bulan
Ramadhan usia maka usai pula amaliyahnya, masjid dan mushola tidak seramai di
bulan ramadhan. Islam tidak mengajarkan yang demikian,Islam mengajarkan
“istiqomah”, karena amalan yang paling disukai oleh Allah SWT bukanlah amalan
yang besar semata tetapi Allah SWT akan menyukai amalan yang dijalankan secara
kontinyu meskipun hanya merupakan amalan yang nilainya kecil.
Syawal yang berarti “peningkatan” ternyata di antara kita
ada juga yang belum meningkat dalam beribadah tetapi yang terjadi malah
degradasi, turun kualitas maupun kuantitas ibadahnya. Sangat disayangkan,
apabila kita tidak bisa menjaga amalan-amalan bulan Ramadhan yang pahalanya
berlipat ganda. Bila dalam bulan Ramadhan kita bisa menjaga sholat lima waktu
secara berjama’ahdi masjid ditambah amalan-amalan sunnah yang lain mengapa di
bulan selain ramadhan kita tidak bisa menjaganya? Padahal Allah SWT tidak hanya
di bulan Ramadhan saja dalam memberikan limpahan pahala, di bulan-bulan yang
lain di sepanjang masa Allah SWT tetap melimpahkan pahalaNya.
Banyak sekali dalil yang mengajarkan agar kita berlaku
istiqomah dalam beribadah, antara lain yang berhubungan dengan sholat berjamaah
di masjid, khususnya tentang keistimewaan sholat berjamaah. Salah satunya
adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim : Dari Abu
Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:“Sholat berjamaah pahalanya lebih besar
dibanding sendirian terpaut 25 derajat, baik di pasar ataupun di rumah, yang
demikian itu karena seseorang ketika berwudhu dengan sempurna, lalu berangkat
ke masjid dengan satu tujuan (sholat), maka setiap langkahnya dinaikkan satu
derajat dan diampuni satu dosanya hingga menginjak pintu masjid, maka sesudah di
dalam masjid, dia dicatat melakukan sholat selama menunggu sholat, dan didoakan
oleh malaikat selama berada di majlis sholatnya. Adapun doa malaikat sbb:
"Ya Allah, ampunilah dia, maafkanlah dan kasihanilah ia sepanjang tidak
menyakiti dan sebelum berhadats di majlis itu” (HR Bukhari – Muslim).
Maksud hadits tersebut adalah:
· Pahala shalat berjamaah di masjid lebih tinggi 25
derajat (untuk Dhuhur & Ashar) dalam riwayat lain 27 derajat (untuk shalat
lainnya) ;
· Hendaknya berwudhu di rumah, sebelum berangkat ke
masjid, karena jika keluar rumah sudah dalam keadaan suci (sudah berwudhu),
maka setiap langkah menuju masjid, akan ditingkatkan satu derajat dan diampuni
satu dosa ;
· Hendaknya datang ke masjid lebih awal (jangan menunggu
iqomah), karena selama menunggu waktu iqomah, diberi pahala seperti mengerjakan
shalat ;
· Didoakan oleh
malaikat, agar mendapatkan ampunan dan rahmat dari Allah SWT ;
Begitu dahsyatnya pahala dan keistimewaan sholat
berjamaah di masjid, dan betapa ruginya orang yang meninggalkannya tanpa uzur
syar’i. Belum lagi keutamaan-keutamaan yang akan kita dapatkan bila kita
melaksakanan sholat lima waktu secara berjama’ah di masjid. Allah SWT juga
telah memerintahkan kepada kita agar senantiasa memelihara sholat kita seperti
firmanNyavdalam Surat Al Baqoroh 238 yang artinya :“Peliharalah semua shalat,
dan (peliharalah) shalat wustha (ashar). Berdirilah untuk Allah (dalam
shalatmu) dengan khusyu’.”
Allah SWT juga memerintahkan kita untuk sholat berjama’ah
: “Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat, dan ruku’lah bersama
orang-orang yang ruku’ (Al Baqoroh 48). Di samping itu juga ada beberapa hadits
Rosulullah SAW berkaitan dengan perintah sholat berjama’ah seperti:
1.“Barangsiapa yang sholat ‘Isya berjamaah maka
seolah-olah dia telah sholat malam selama separuh malam, dan barangsiapa yang
sholat Shubuh berjamaah maka seolah-olah dia telah sholat seluruh
malamnya." (H.R. Muslim no. 656) ;
2."Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang
banyak berjalan dalam kegelapan (‘Isya dan Shubuh) menuju Masjid, dengan cahaya
yang sangat terang pada hari Kiamat kelak."(H.R. Ibnu Majah - Tirmidzi) ;
3."Dua rakaat shalat Shubuh itu lebih baik dari
dunia beserta isinya." (H.R. Muslim - Ahmad) ;
4.Ada juga Hadits Nabi yang mengisahkan Abdullah ibnu
Ummi Maktum (seorang yang buta) namun tetap diwajibkan sholat berjama’ah di
masjid.
Sebagai muslim yang beriman yang diseru untuk
melaksanakan puasa dengan tujuan akhir supaya menjadi orang yang bertaqwa,
(seperti kita ketahui bahwa taqwa berarti senantiasa dalam ketaatan
melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan) sudah seharusnya menjaga
keistiqomahan dalam amal ibadahnya. Betapa besar kasih sayang Allah SWT kepada
kita sehingga kita diproyeksikan untuk menjadi insan Muttaqin , insan yang
kedudukannya paling mulia di sisi Allah SWT sebagaimana firman Allah dalam
Surat Al Hujurat ayat 13 : “Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah
adalah orang yang paling bertaqwa, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha
Mengenal”
Kemuliaan orang yang bertaqwa tidak hanya di dunia namun
lebih penting lagi kemuliaan di akhirat kelak, maka dari itu sudah semestinya
tidak hanya di bulan Ramadhan kita bersikap religius tetapi sepanjang hayat
kita jika kita hendak meraih kemuliaan di dunia maupun di akhirat. Hanya insan
yang “istiqomah”lah yang bisa menjaga itu semua.
Lalu, apa itu istiqomah?
Kata istiqomah memiliki arti Tegak, Lurus, atau dalam
bahasa lainnya yaitu Konsisten atau Konstan.
Para Ulama memberikan definisi dari kata Istiqomah
sebagai berikut :
· Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a.: Istiqomah itu tidak
menyekutukan Allah dengan apapun juga ;
· Umar bin Khattab r.a.: Istiqomah itu hendaknya untuk
bertahan dalam satu perintah atau larangan dan tidak berpaling dari yang lain
layaknya seekor musang ;
· Utsman bin Affan r.a.: Istiqomah artinya ikhlas ;
· Ali bin Abi Thalib r.a.: Istiqomah adalah melaksanakan
suatu kewajiban ;
· dari Ibnu Abbas r.a.: Istiqomah itu memiliki 3 macam
arti: Istiqomah dengan lisan (bertahan terus dalam membaca Syahadat), istiqomah
dengan hati (melakukan segala sesuatu dengan niat dan jujur) dan istiqomah
dengan jiwa (selalu melaksanakan ibadah dan ketaatan kepada Allah secara
terus-menerus tanpa terputus) ;
· dari Ar Raaghib: Istiqomah itu tetap di atas jalan yang
lurus ;
· dari An Nawawi: Tetap dalam ketaatan (Kitab
Riyadusshalihin). Jadi istiqomah mengandung pengertian bahwa: “Tetap dalam
ketaatan dan di atas jalan yang lurus dalam beribadah kepada Allah SWT” ;
· dari
Mujahid: Istiqomah adalah komitmen terhadap kalimat syahadat dan tauhid sampai
bertemu dengan Allah ‘Azza wa Jalla ;
· dari Ibnu Taimiyah: “Mereka beristiqomah dalam
mencintai dan beribadah kepada-Nya tanpa menoleh kiri kanan”, dengan kata lain
istiqomah mengandung suatu arti mendalam dalam beribadah kepada-Nya, mencintai
sepenuh hati dalam mencari ridho Ilahi.
Dari uraian-uraian di atas marilah kita fahami bersama
dan kita jadikan mukhasabah agar kita bisa menjaga iman kita, berkomitmen,
terus memotivasi diri dan bersemangat untuk senantiasa menjaga dengan istiqomah
ibadah dan amal sholeh kita. Tapi awas jangan sampai salah dalam mengartikan
kata istiqomah ke dalam sesuatu yang buruk, sesuatu hal yang buruk janganlah
didukung dan diberi semangat tetapi harus dipungkas agar kita benar-benar
menjadi pribadi yang taqwa.
Wallu a’lam.
0 komentar:
Posting Komentar