Istiqomah dalam Ibadah Setelah Ramadhan Berlalu
Segala puji bagi Allah, sholawat dan salam semoga
tercurah pada Nabi kita Muhammad, keluarga, sahabat serta pengikutnya.
Kita bersyukur telah dapat melaksanakan ibadah sebulan
penuh di bulan yang mulia, yaitu bulan Ramadhan. Semoga Allah menerima segala
amal kebaikan kita di dalamnya, baik berupa puasa, qiyamul lail, qiraatil
qur’an, shadaqah dan amalan yang lainnya. Dengan berakhirnya Ramadhan bukan
berarti berakhir pula segala amalan kita. Jangan menjadikan amalan Ramadhan
hanya sebagai amalan musiman. Mari kita jaga amalan-amalan yang telah kita
biasakan di bulan Ramadhan. Diantaranya kita lengkapi puasa Ramadhan kita
dengan puasa 6 hari di bulan Syawal. Rasulullah bersabda,
مَنْ صَامَ
رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa
yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia
berpuasa seperti setahun penuh.” (HR Muslim)
Salah satu
bukti kita sukses melewati Ramadhan adalah dengan tetap istiqomah beribadah
setelahnya. Para ulama’ mengatakan,
إن من علامةِ قبول الحسنة،
الحسنة بعدها
“Sesunguhnya
diantara alamat diterimanya kebaikan adalah kebaikan selanjutnya”
Setelah
sebulan penuh kita bersungguh-sungguh dalam ibadah di bulan Ramadhan, kita
ikuti dan kita jaga ibadah kita dibulan-bulan selanjutnya.
Istiqomah
dalam Ibadah
Hendaknya
kita berusaha istiqomah dalam ibadah. Amalan yang sedikit tetapi istiqomah itu
lebih baik daripada banyak tetapi hanya sesaat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
إنَّ أَحَبَّ الْأَعْمَالِ
إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ
“Amal
(ibadah) yang paling dicintai Allah Subhanahu wa ta’ala adalah amal yang paling
terus-menerus dikerjakan meskipun sedikit.” (HR Bukhari dan Muslim)
Mari kita
isi seluruh hidup kita dengan ibadah kepada Allah, berpindah dari satu kebaikan
kepada kebaikan yang lain. Kita bertaqwa
kepada Allah kapan pun dan dimana pun kita berada. Jangan sampai saat di bulan
Ramadhan kita menjadi seorang yang begitu dekat dengan ketaqwaan, tetapi di
luar Ramadhan sangat jauh darinya. Rasulullah bersabda,
اتقي الله حيثما كنت، وأتباع
السيئة الحسنة تمحوها، وخالق الناس بخلق حسن”
”Bertaqwalah
kepada Allah di mana saja engkau berada dan susullah sesuatu perbuatan dosa
dengan kebaikan, pasti akan menghapuskannya dan bergaullah sesama manusia
dengan akhlaq yang baik”. (HR. Tirmidzi, hasan shahih)
Diantara
Cara agar Istiqomah Ibadah
Banyak cara
agar kita bisa istiqomah dalam beribadah kepada Allah. Hal yang terpenting adalah
menghadirkan dalam hati kita pengagungan terhadap Allah dalam setiap ibadah
yang kita lakukan. Jika hati kita dipenuhi dengan pengagungan terhadap Allah
maka kita akan ringan melakukan ibadah dan mudah pula untuk istiqomah
mengerjakannya. Kita melakukan ibadah
dengan penuh keikhlasan dan cinta pada Allah, bukan sekedar melepaskan beban
kewajiban (ibadah) dari diri kita.
Diantara
cara agar kita dapat istiqomah dalam ibadah adalah dengan mencari lingkungan
dan teman-teman yang baik. Lingkungan yang baik akan mendukung kita untuk
melakukan ibadah. Untuk itu hendaknya kita berusaha selalu dekat dengan masjid.
Dekat dengan masjid akan membuat kita rindu dengan ibadah. Menghadiri sholat
lima waktu secara berjama’ah di masjid bagi laki-laki atau menghadiri majelis
dzikir/ilmu.
Yang tak
kalah penting agar kita bisa istiqomah dalam ibadah adalah dengan banyak
berdo’a kepada Allah. Kita berdo’a agar diberi kekuatan dan keistiqomahan dalam
ibadah. Diantara do’a yang bisa kita baca adalah do’a yang sering Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam panjatkan:
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ
ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ
“Wahai Dzat
Yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR
Tirmidzi)
Penutup
Ibadah
tidak mengenal batasan waktu. Selama Allah memberi kita kehidupan, maka selama
itu pula kita berusaha mengabdikan hidup kita untuk beribadah kepadaNya. Semoga
kita senantiasa beribadah sampai ajal menjemput kita. Allah berfirman,
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى
يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
“Dan
sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu al yaqin (yakni ajal).” (Al Hijr: 99)
Semoga
bermanfaat, sholawat dan salam semoga tercurah kepada Rosulullah
—
Abu Zakariya Sutrisno
0 komentar:
Posting Komentar