Pengertian Dzikir
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kata dzikir, jika ditelaah
dari segi bahasa (lugha tan) adalah bermakna mengingat. Dzikir ditinjau dari
istilah adalah membasahi lidah dengan ucapan-ucapan pujian kepada Allah.
Selanjutnya secara etimologi dzikir berasal dari kata
“zakara” berarti menyebut, menyucikan, menggabungkan, menjaga, mengerti,
mempelajari, memberi dan nasehat. Oleh karena itu dzikir berarti mensucikan dan
mengagungkan, juga dapat diartikan menyebut dan mengucapkan nama Allah atau menjaga
dalam ingatan (mengingat).
Dzikir merupakan ibadah hati dan lisan yang tidak
mengenal batasan waktu. Bahkan Allah memberikan sifat ulul albab, adalah
mereka-mereka yang senantiasa menyebut Rabnya, baik dalam keadaan berdiri,
duduk bahkan juga berbaring.
Dzikir tidak hanya ibadah yang bersifat lisaniyah, namun
juga qalbiyah. Imam Nawawi menyatakan yang utama adalah dilakukan bersamaan di
lisan dan di hati. jika harus salah satunya, maka dzikir hatilah yang lebih
utama. Meskipun demikian, menghadirkan maknanya dalam hati, memahami maksudnya
merupakan suatu hal yang harus diupayakan dalam dzikir.
Dzikir bila dikaji secara mendalam termasuk “Tauhid
Uluhiyah” atau “Tauhid Ibadah”, bila ditinjau dari ilmu tasawuf, dzikir
termasuk dalam aliran atau mazhab tasawuf ‘amali. Mazhab tasawuf ini adalah
mazhab untuk mencapai ma’rifatullah dengan pendekatan melalui dzikir.
Pada hakikatnya, orang yang sedang berdzikir adalah orang
yang sedang berhubungan dengan Allah. Seseorang yang senantiasa mengajak orang
lain untuk kembali kepada Allah akan memerlukan dan melakukan dzikir yang lebih
dari seorang Muslim biasa.
Selanjutnya, jika ditelaah lebih lanjut, dzikir adalah
penyebutan asma Allah di mulut (lidah), dibenarkan dalam hati, dan diwujudkan
dalam bentuk amal perbuatan apa yang terkandung dalam dzikir tersebut. Sebagai
contoh, seseorang yang berdzikir dengan menyebut “subhanallah”, diucapkan di
lidah, lalu dibenarkan dalam hati bahwa Allah Maha Suci, dan diwujudkan dalam
perbuatan, makna dzikir itu, yakni mulut, hati, pikiran dan perbuatan
diingatkan untuk senantiasa suci dari dosa atau maksiat. Inilah hakikat dzikir
yang sebenarnya.
0 komentar:
Posting Komentar