4 Keistimewaan
Bulan Dzulqa'dah
JAKARTA, iNews.id - Bulan Dzulqa'dah merupakan bulan
ke-11 dalam kalender Hijriah atau penanggalan Islam. Bulan ini juga disebut
dengan Al-Qadah, dapat juga disebut Al-Qidah. Dinamakan demikian karena mereka
(orang-orang Arab) diam di tempatnya, tidak mengadakan peperangan, tidak pula
bepergian. Dijamakkan menjadi zawatul qa’dah.
Bulan Dzulqa'dah merupakan salah satu bulan istimewa.
Bulan ini dimuliakan dan masuk asyhurul hurum atau bulan yang diaramkan untuk
berbuat maksiat, kerusakan maupun pembunuhan.
Diriwayatkan Imam Ahmad bahwa Nabi Muhammad SAW
berkhotbah dalam haji wada. Nabi Saw kemudian bersabda:
الزَّمَانُ
قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ
اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ
ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى
بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
"Ingatlah,
sesungguhnya zaman telah berputar seperti keadaannya sejak hari Allah
menciptakan langit dan bumi. Satu tahun terdiri atas dua belas bulan, empat
bulan di antaranya adalah bulan-bulan haram (suci); tiga di antaranya
berturut-turut, yaitu Zul Q dah, Zul Hijjah, dan Muharram; yang lainnya ialah
Rajab Mudar, yang terletak di antara bulan Jumada (Jumadil Akhir) dan
Sya’ban".
Keistimewaan Bulan Dzulqa'dah ini juga termaktub dalam
Alquran. Allah SWT berfirman:
اِنَّ
عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ
يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ
الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا
الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا
اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya:
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam
ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat
bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kalian
menganiaya diri kalian dalam bulan yang empat itu dan perangilah kaum musyrik
itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kalian semuanya; dan ketahuilah
bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa". (QS. At Taubah: 36)
Para ulama
tafsir merespons ayat tersebut tentang keutamaan Bulan Zulqa'dah. Yakni dalam
bulan-bulan Haram itu dilarang berbuat aniaya terhadap diri sendiri maupun
orang lain, karena dalam bulan-bulan Haram itu sanksi berbuat dosa jauh lebih
berat daripada dalam hari-hari lainnya. Sebagaimana perbuatan maksiat yang
dilakukan di dalam Kota Suci Mekah, berlipat ganda dosanya, karena ada firman
Allah Swt:
"Dan
siapa yang dimaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara zalim, niscaya Kami
akan rasakan kepadanya sebagian siksa yang pedih. (Al-Hajj: 25)
Demikian
pula dalam perbuatan dosa diperberat sanksinya. Karena itulah di dalam mazhab
Imam Syafii dan segolongan ulama disebutkan bahwa hukuman diat diperberat dalam
bulan itu. Sebagaimana diat diperberat pula terhadap orang yang melakukan
pembunuhan di dalam Tanah Suci atau membunuh orang yang sedang ihram.
Firman
Allah SWT:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ
اٰمَنُوْا لَا تُحِلُّوْا شَعَاۤىِٕرَ اللّٰهِ وَلَا الشَّهْرَ الْحَرَامَ وَلَا
الْهَدْيَ وَلَا الْقَلَاۤىِٕدَ وَلَآ اٰۤمِّيْنَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ
يَبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرِضْوَانًاۗ وَاِذَا حَلَلْتُمْ فَاصْطَادُوْاۗ
وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ اَنْ صَدُّوْكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ
الْحَرَامِ اَنْ تَعْتَدُوْاۘ وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا
تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِۙ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ
شَدِيْدُ الْعِقَابِ
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syiar-syiar Allah, dan
jangan melanggar kehormatan bulan-bulan Haram, jangan (mengganggu)
binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula)
menggganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari
karunia dan keredhaan dari Rabbnya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah
haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada
sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidil Haram,
mendorong kamu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu
dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksa-Nya. (QS. Al Maidah:2).
Dalam ayat
tersebut, Allah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman untuk saling
menolong dalam berbuat kebaikan dan meninggalkan hal-hal yang mungkar.
Allah Swt
melarang mereka bantu-membantu dalam kebatilan serta tolong-menolong dalam
perbuatan dosa dan hal-hal yang diharamkan.
Berikut
empat keistimewaan Bulan Dzulqa'dah dikutip dari bincangsyariah.com:
1. Amalan
dilipatgandakan
At-Thabari
menyebutkan dalam tafsirnya bahwa bulan Dzulqa’dah adalah bulan haram. Yaitu
bulan yang dijadikan oleh Allah sebagai bulan yang suci lagi diagungkan
kehormatannya. Di mana di dalamnya amalan-amalan yang baik akan dilipatgandakan
pahalanya sedangkan amalan-amalan yang buruk akan dilipatgandakan dosanya.
2. Bulan Haji
Dzulqa’dah
merupakan salah satu dari bulan-bulan haji (asyhrul hajj) yang dijelaskan Allah
dalam firman-Nya:
الْحَجُّ أَشْهُرٌ
مَعْلُومَاتٌ
“ (Musim)
haji adalah beberapa bulan yang dimaklum”
Dalam
tafsir Ibnu Katsir dikemukakan bahwa asyhur ma’lumat merupakan bulan yang tidak
sah ihram untuk menunaikan ibadah haji kecuali pada bulan-bulan ini. Dan
disebutkan pula bahwa bulan-bulan tersebut adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah,
Muharram dan Rajab.
Ibnu Rajab
menyatakan dalam kitabnya “Lathaaiful Ma’arif” bahwa Rasulullah melaksanakan
ibadah umrah sebanyak empat kali dalam bulan-bulan haji. Sedangkan Ibnul Qayyim
menjelaskan bahwasannya menunaikan umrah di bulan-bulan haji sama halnya dengan
menunaikan haji di bulan-bulan haji.
Bulan-bulan
haji ini dikhususkan oleh Allah dengan ibadah haji, dan Allah mengkhususkan
bulan-bulan ini sebagai waktu pelaksanaannya. Sementara umrah merupakan haji
kecil (hajjun ashghar). Maka, waktu yang paling utama untuk umrah adalah pada
bulan-bulan haji. Sedangkan Dzulqa’dah berada di tengah-tengah bulan haji
tersebut.
3. Dilarang
Berperang
Bulan
Dzulqa’dah juga diagungkan karena dalam bulan tersebut Allah melarang manusia
untuk berperang. Hal ini senada dengan makna secara harfiyah dari “Dzulqa’dah”
yaitu penguasa genjatan senjata.
4. Bertemunya
Nabi Musa dengan Allah
Hal penting
lain yang membuat bulan Dzulqa’dah istimewa ialah bahwa masa tiga puluh malam
yang dijanjikan oleh Allah kepada Nabi Musa untuk bertemu dengan-Nya terjadi
pada bulan Dzulqa’dah, sedangkan sepuluh malam sisanya terjadi pada bulan
Dzulhijjah. Sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. Al-A’raf ayat 142:
وَوَاعَدْنَا مُوسَى
ثَلَاثِينَ لَيْلَةً وَأَتْمَمْنَاهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيقَاتُ رَبِّهِ
أَرْبَعِينَ لَيْلَةً وَقَالَ مُوسَى لِأَخِيهِ هَارُونَ اخْلُفْنِي فِي قَوْمِي
وَأَصْلِحْ وَلَا تَتَّبِعْ سَبِيلَ الْمُفْسِدِينَ
“Dan telah
Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh
malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka
sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata
Musa kepada saudaranya yaitu Harun: “Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku,
dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat
kerusakan.”
Wallahu
A'lam.
0 komentar:
Posting Komentar