Bersyukurlah Kita Jadi Umat Muhammad SAW
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Allah SWT mengistimewakan umat
Nabi Muhammad SAW dengan nikmat-nikmat yang agung dan pemberian yang besar.
Karunia demikian merupakan penghormatan dari Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Namun,
tentunya kemurahan dan keistimewaan itu diberikan kepada umat yang mengikuti
ajaran Nabi SAW.
Seperti dinukilkan dari buku berjudul "Keagungan
Nabi Muhammad" oleh Khalil Ibrahim Mulla Khatir, di antara keistimewaan
tersebut ialah umat Nabi Muhammad SAW dijadikan Allah sebagai umat yang terbaik
dan Allah memilihnya di antara semua makhluk-Nya agar menjadi umat Nabi
Muhammad.
Allah juga memilihnya supaya menjadi umat yang
tengah-tengah, yang menjadi saksi atas seluruh umat yang terdahulu. Sebagaimana
disebutkan dalam Alquran surat Ali Imran ayat 110:
كُنْتُمْ
خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ
عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
"Kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan berimanlah kepada Allah." Dalam
ayat lain juga disebutkan:
وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَاكُمْ
أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ
عَلَيْكُمْ شَهِيدًا
"Dan
demikian (pula) Kami menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan
agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad)
menjadi saksi atas kamu." (QS al-Baqarah:143).
Diriwayatkan
dari Bahz bin Hakim, dari ayahnya, dari kakeknya bahwa dia mendengar Rasulullah
SAW bersabda ketika menjelaskan ayat Alquran tersebut. Nabi SAW mengatakan,
bahwa umat Muhammad adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia yang
menjadi penggenap umat hingga menjadi 70 umat, yang paling baik dan paling
mulia dalam pandangan Allah.
Selanjutnya,
Allah menyebut umat Nabi SAW dengan kaum Muslimin dan mengistimewakan umat
tersebut dengan Islam. Salah satu keistimewaan kepada umat Muhammad ialah Allah
menyebut mereka di dalam Alquran dan dalam kitab-kitab samawi yang terdahulu
dengan 'al-muslimin'.
Allah juga
meridhai Islam sebagai agama mereka. Hal demikian seperti dijelaskan dalam
surat al-Hajj ayat 78:
وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ
حَقَّ جِهَادِهِ ۚ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ
حَرَجٍ ۚ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ ۚ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ
قَبْلُ وَفِي هَٰذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا
شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ ۚ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ
وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلَاكُمْ ۖ فَنِعْمَ الْمَوْلَىٰ وَنِعْمَ
النَّصِيرُ
“Dan
berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah
memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu
kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai
kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al
Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua
menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah
zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka
Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.”
Salah satu
keistimewaan umat Muhammad yakni Allah membebaskan dari kesusahan dan belenggu
yang pernah menimpa umat-umat sebelumnya. Allah menjadikan agama umat ini
sebagai agama yang mudah dan toleran. Agama tersebut sesuai dengan fitrah
manusia, agar kesinambungan dakwah terjamin dan agar agama itu kekal. Seperti
disebutkan dalam surah al-Baqarah ayat 185, bahwa Allah menghendaki kemudahan
bagi umat Muhammad dan tidak menghendaki kesukaran.
Allah
memberikan keringanan bagi umat Muhammad, tidak seperti bagi umat sebelumnya
yang lebih berat. Pada umat sebelumnya, misalnya, jika seseorang hendak
bertobat, maka dia harus bunuh diri. Hal itu seperti disebutkan dalam surat
al-Baqarah ayat 54:
وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ
لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ إِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ أَنْفُسَكُمْ بِاتِّخَاذِكُمُ
الْعِجْلَ فَتُوبُوا إِلَىٰ بَارِئِكُمْ فَاقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ذَٰلِكُمْ
خَيْرٌ لَكُمْ عِنْدَ بَارِئِكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ۚ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ
الرَّحِيمُ
“ Dan
(ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya
kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu
(sembahanmu), maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah
dirimu. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu;
maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Mahapenerima taubat
lagi Mahapenyayang".
Sementara
dalam Islam, syarat tobat di antaranya menyesal, menghentikan diri dari dosa
tersebut, memohon ampunan, tidak mengulangi perbuatan dosa tersebut, dan
disertai amal saleh.
Kiki Sakinah/
Red: Nashih Nashrullah
0 komentar:
Posting Komentar