Keistimewaan Umat Muhammad Membuat Nabi Adam Iri
REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Allah SWT memberikan banyak
keistimewaan kepada umat Nabi Muhamad. “Umat Nabi Muhammad diberikan banyak
keistimewaan oleh Allah SWT dibandingkan umat-umat lainnya,” kata Ustaz Taufiqurrohman
saat mengisi pengajian guru dan karyawan Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) di
Masjid Al-Ikhlas Bosowa Bina Insani Bogor, Jawa Barat, Jumat (12/1).
Da’i yang dikenal sebagai Ustaz Pantun itu lalu mengutip
sebuah hadits yang menyatakan bahwa ada lima keistimewaan Nabi Muhammad SAW
yang Allah berikan kepadanya tidak diberikan kepada nabi sebelumnya, sebagaimana sabdanya:
“Aku diberi lima
yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelum aku:
1. Aku ditolong
dengan rasa takut (di hati musuhku) selama satu bulan.
2. Bumi
dijadikan sebagai tempat shalat dan suci bagiku. Siapa saja dari umatku yang
sampai waktu shalat padanya, maka hendaklah ia melaksanakan shalat.
3. Dihalalkan
harta rampasan perang bagiku, tidak dihalalkan bagi seorang pun sebelumku.
4. Aku diberi
syafaat.
5. Seorang nabi
diutus untuk kaumnya saja, aku diutus untuk seluruh manusia”.
(Hadits Riwayat Imam al-Bukhari dan Muslim).
Lebih lanjut ia
juga membahas tentang keistimewaan Nabi Muhammad SAW dan umatnya sebagai
umat terbaik. “Termasuk dalam urusan sanksi atau hukuman dari perbuatannya,”
ujarnya.
Umat sebelumnya bila berdosa langsung Allah azab. Contohnya ketika umat Nabi Musa as telah berpaling dari Allah dengan menyembah
anak sapi maka taubatnya adalah dengan cara membunuh diri mereka sendiri,
sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-baqarah ayat 54:
Dan (ingatlah),
ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah
menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu (sembahanmu),
Maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu. Hal
itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu; Maka Allah
akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah yang Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang." (QS. 2: 54)
Demikian pula ketika kaum Yahudi dilarang untuk memancing
ikan oleh Nabi Musa AS di hari Sabtu, karena hari itu adalah khusus untuk
ibadah, tetapi mereka tetap melakukannya. Maka,
balasan Allah langsung kepada mereka, yakni dijadikannya mereka binatang
kera, sebagaimana firman-Nya:
Dan Sesungguhnya
telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu, lalu
Kami berfirman kepada mereka: "Jadilah kamu kera yang hina".
Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi
orang-orang dimasa itu, dan bagi mereka yang datang Kemudian, serta menjadi
pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. 2: 65-66)
Contoh lain terjadi pada umat Nabi Hud yang durhaka
kepada Allah SWT maka langsung Allah memberinya azab dengan mengirimkan awan
yang membawa air hujan yang pedih bagi kaum ‘Aad, sebagaimana Allah jelaskan
dalam surat Al Ahqaf ayat 22-25.
“Begitu banyak keistimewaan yang diberikan kepada umat
Nabi Muhammad SAW, sehingga membuat Nabi Adam iri,” tutur Ustaz Taufiqurrohman.
Ia lalu mengutip hadits Rasulullah SAW, Disebutkan bahwa
Nabi Adam as berkata: “Sesungguhnya
Allah telah memberikan kepada umat Muhammad empat kelebihan yang tidak
diberikan kepadaku,” katanya. Apa itu?
Pertama, kata Nabi Adam, taubatku hanya diterima di kota
Makkah, sementara taubat umat Muhammad diterima di sebarang tempat alias di
mana saja. (lihat QS. 66: 8)
Kedua, pada mulanya aku berpakaian, tetapi ketika aku
berbuat durhaka kepada-Nya, maka Allah Ta'ala menjadikan aku telanjang.
Sebaliknya dengan umat Muhammad yang berbuat durhaka dengan telanjang, tetapi
Allah tetap memberi mereka pakaian.
Ketiga, lanjut Nabi Adam, setelah aku durhaka kepada
Allah, maka Dia langsung memisahkan aku dengan isteriku. Tetapi tidak untuk
umat Muhammad. Mereka berbuat durhaka, sementara Allah Subhana wa Ta'ala tidak
memisahkan isteri mereka.
Yang keempat, memang benar aku pernah durhaka kepada
Allah di dalam surga dan aku kemudian dikeluarkan dari surga, sebaliknya umat
Muhammad durhaka kepada Allah, tetapi justru dimasukkan ke dalam surga apabila
mereka bertaubat kepada-Nya.”
Red: Irwan Kelana
Ustaz
Taufiqurrohman SQ.
0 komentar:
Posting Komentar