Kisah Fatimah Putri Salihah Rasulullah yang Dirindukan Surga
Jakarta - Sosok Fatimah Az Zahra, putri bungsu Nabi
Muhammad SAW dengan Siti Khadijah, tidak asing bagi kaum muslim di seluruh
dunia. Allah SWT telah menjanjikan surga kepada Fatimah yang juga menjadi role
model perempuan Islam tersebut.
سَيِّدَاتُ
نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ أَرْبَعٌ: مَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ، وَفَاطِمَةُ
بِنْتُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَخَدِيجَةُ بِنْتُ
خُوَيْلِدٍ، وَآسِيَةُ
Artinya:
"Pemuka wanita ahli surga ada empat: Maryam binti Imran, Fatimah binti
Rasulillah shallallahu 'alaihi wa sallam, Khadijah binti Khuwailid, dan
Asiyah." (HR Muslim).
Istri
khalifah Ali bin Abi Thalib RA dengan julukan Az Zahra ini memiliki karakter
yang sangat mirip dengan Rasulullah SAW. Sifat Fatimah Az Zahra juga sangat
pemalu, hingga permintaan kedua sebelum meninggal adalah dikubur pada malam
hari.
"Ketika
kau menguburku maka tutuplah seluruh tubuhku dengan baik. Saya tidak ingin
siapa saja melihat bagian tubuhnya. Selain itu, kuburkanlah pada malam hari
karena aku malu karena kelahiran banyak orang," kata Fatimah dikutip dari
situs As-Sunna Foundation of America.
Sedangkan
permintaan pertamanya adalah terkait suaminya yang kelak menjadi satu dari
empat khalifah. Fatimah ingin suaminya menikah lagi sehingga bisa meneruskan
tugas terkait Islam dan mengasuh putra mereka.
Ali
sepeninggal Fatimah menikahi Umamah, anak perempuan dari salah seorang
saudaranya, yang dikenal menyayangi Hasan dan Husain. Anak Fatimah Az Zahra
dengan Ali selain Hasan dan Husain adalah Muhsin, Zaynab, dan Ummu Kultsum.
Fatimah
meninggal di usia 29 tahun atau 6 bulan setelah meninggalnya Rasulullah SAW.
Dia dimakamkan pada Kamis 20 Ramadhan di pemakaman Jannat al-Baqee.`
Kisah
teladan Fatimah Az Zahra yang menerima kebenaran wahyu Allah SWT pada usia lima
tahun dan menjadi muslim termuda, sudah seharusnya menjadi inspirasi kaum
muslim.
Keunggulan
sifat dan karakter tersebut seolah melengkapi kecantikan Fatimah Az Zahra yang
bersinar. Wajah Fatimah Az Zahra kerap digambarkan berkulit putih dengan pipi
yang kemerahan. Berikut kisah singkat Fatimah Az Zahra di berbagai tingkatan
usia:
a. Di usia
6-7 tahun
Fatimah
selalu menemani, membantu, dan melindungi ayahnya setelah menerima Islam.
Fatimah dikisahkan melihat `Uqbah ibn Abi Mu`ayt menaruh isi perut binatang di
punggung Rasulullah saat sedang sujud. Sambil menangis, Fatimah lari dan
membersihkan kotoran tersebut dari punggung Rasulullah. Dia kemudian berkata
tak perlu menangis karena Allah SWT akan memenangkan Islam dari musuhnya.
b. Di usia
10 tahun
Pada usia
beranjak remaja, Fatimah memiliki kesabaran luar biasa di tengah tekanan
Quraisy pada periode Mihna. Dia telah kehilangan tiga saudara perempuan,
laki-laki, dan harus melihat ayahnya terus disiksa. Kesabaran yang seolah tidak
pernah habis ini menjadi karakter Fatimah bahkan setelah ia menikah dan hidup
miskin bersama Ali.
c. Di usia
13 tahun
Ketika
remaja, Fatimah melihat orang tuanya diisolasi di Shi'b Abi Talib yang seperti
penjara di tengah gurun pasir. Selama tiga tahun, Fatimah dan orang tuanya
hanya bisa makan daun-daunan bersama para muslim dalam penjara tersebut. Di
usia 16 tahun, Fatimah kaget saat tahu kondisi ibunya hingga meninggal 2-3
bulan kemudian usai periode penjara.
d. Di usia
18 tahun
Fatimah
harus menyaksikan ayahnya hijrah lebih dulu ke Madinah meninggalkannya
sendirian di Makkah. Pertimbangannya, membawa Fatimah membuat rombongan hijrah
makin besar hingga mudah diketahui Quraisy. Hal ini berisiko buruk bagi
keselamatan Nabi Muhammad SAW dan Fatimah, sehingga dia pergi bersama rombongan
berikutnya.
Di usia 18
tahun, Fatimah juga menyaksikan ayahnya memiliki pendamping lain sepeninggal
Khadijah. Tawaran pernikahan mulai diterima Fatimah dari para sahabat Nabi
Muhammad SAW. Pilihan Rasulullah SAW jatuh pada Ali yang melamarnya lewat
pelindung tubuh saat perang seharga 250 dirham. Uang tersebut untuk membeli mas
kawin dan keperluan pernikahan lainnya.
e.
Menjalani pernikahan dan hidup seadanya
Pasangan
Ali dan Fatimah hidup seadanya, dengan pekerjaan sebagai pembawa air serta
pembuat roti. Suatu hari, Ali mengeluh punggungnya sakit sedangkan Fatimah
merasakan hal yang sama pada tangannya. Keduanya kemudian pergi ke rumah Nabi
Muhammad SAW untuk meminta seorang budak. Rasulullah SAW menolak permintaan
tersebut dan mendatangi rumah keduanya.
Saat itu
Ali membukakan pintu sedangkan Fatimah masih di tempat tidur. Nabi Muhammad SAW
kemudian duduk di antara mereka dan menyarankan membaca Subhanallah 33 kali,
Alhamdulillah 33 kali, dan Allahu Akbar 34 kali menjelang tidur. Nabi Muhammad
SAW mengatakan, kebutuhan mereka akan terpenuhi atas izin Allah SWT. Ali
kemudian mengatakan, kekuatan mereka meningkat hingga tak perlu lagi budak atas
izin Allah SWT.
f. Di usia
28 tahun
Menjelang
usia 28 tahun berbagai pengalaman hidup memperkuat karakter Fatimah sebagai
pribadi yang dewasa, sabar, dan bijak. Dia sempat bertengkar dengan Ali, karena
suaminya ditawari menikah lagi dengan Juwayriyah binti Abu Jahal. Ali
mengatakan tidak menerima tawaran tersebut, sehingga pasangan ini rukun dan
menyelesaikan masalahnya.
Di usia
ini, Fatimah juga harus menghadapi kehilangan Rasulullah SAW. Fatimah tahu
karena Rasulullah tak lagi mencium keningnya seperti biasa karena kondisi yang
makin menurun.
Saat itu,
Fatimah harus mendekatkan telinganya pada Nabi Muhammad SAW untuk mendengar
yang dikatakan. Nabi dikisahkan mengatakan waktu meninggal dan Fatimah akan
menyusul dalam waktu tidak lama. Fatimah juga dijanjikan surga bersama
Khadijah, Asiyah, dan Maryam. Fatimah kemudian menyaksikan ayahnya berpulang
dan menyusul setengah tahun setelahnya.
detikers
nikmati kumpulan berita harian Hikmah terbaru dan terlengkap seputar Islam dan
kisah inspiratif di sini.
Rosmha Widiyani
0 komentar:
Posting Komentar