Keutamaan Surat Al Mulk, Mencegah dari Siksa Kubur
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan
salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Dalam beberapa kesempatan kita telah membahas tuntas
surat Al Mulk berisi tafsir dan faedah berharga di dalamnya. Saat ini kami akan
menghadirkan keutamaan surat Al Mulk. Akan kita saksikan nantinya bahwa surat
Al Mulk memiliki fadhilah luar biasa yaitu untuk mencegah siksa kubur dan
mudahnya mendapatkan syafa’at setelah kematian. Tentu saja hal ini mesti kita
tinjau terlebih dahulu keshahihan hadits-haditsnya. Semoga sajian ini
bermanfaat.
Hadits Pertama
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ
عَنْ قَتَادَةَ عَنْ عَبَّاسٍ الْجُشَمِىِّ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ
-صلى الله عليه وسلم- قَالَ إِنَّ سُورَةً
مِنَ الْقُرْآنِ ثَلاَثُونَ آيَةً شَفَعَتْ لِرَجُلٍ حَتَّى غُفِرَ لَهُ وَهِىَ
سُورَةُ تَبَارَكَ الَّذِى بِيَدِهِ الْمُلْكُ
Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, telah menceritakan pada kami
Muhammad bin Ja’far, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dari Qotadah, dari
‘Abbas Al Jusyamiy, dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
beliau bersabda, “Ada suatu surat dari al qur’an yang terdiri dari tiga puluh
ayat dan dapat memberi syafa’at bagi yang membacanya, sampai dia diampuni,
yaitu: “Tabaarakalladzii biyadihil mulku… (surat Al Mulk)” (HR. Tirmidzi no.
2891, Abu Daud no. 1400, Ibnu Majah no. 3786, dan Ahmad 2/299).
Asy
Syaukani rahimahullah mengatakan, “’Abbas Al Jusyamiy tidak diketahui mendengar
hadits dari Abu Hurairah. Akan tetapi Ibnu Hibban menyebutkan perowi tersebut
dalam Ats Tsiqqot. Hadits tersebut memiliki syahid (penguat) dari hadits yang
shahih dari Anas, dikeluarkan oleh Ath Thobroni dalam Al Kabir dengan sanad
yang shahih.” (Nailul Author 2/227)
Penilaian
hadits:
Abu ‘Isa
Muhammad bin ‘Isa At Tirmidzi dalam Al Jaami’ Ash Shohih Sunan At Tirmidzi
mengatakan bahwa hadits tersebut hasan.
Abul ‘Abbas
Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Al Fatawa (22/277) mengatakan bahwa hadits tersebut
shahih.
Muhammad
bin ‘Ali Asy Syaukani dalam Nailul Author (2/227) mengatakan bahwa hadits
tersebut memiliki penguat dengan sanad yang shahih.
Syaikh Al
Albani dalam Shahih Al Jaami’ (2091) mengatakan bahwa hadits tersebut hasan.
Syaikh
Musthofa Al ‘Adawi mengatakan bahwa hadits tersebut tidak shahih. Karena yang
mentsiqohkan ‘Abbas Al Jusyamiy hanyalah Ibnu Hibban, tidak yang lainnya.
Sedangkan Ibnu Hibban sudah terkenal sebagai orang yang mutasahil
(bermudah-mudahan dalam mentsiqohkan). Namun ada beberapa atsar yang menguatkan
hadits ini. (Lihat At Tashil li Ta’wilit
Tanzil Juz-u Tabarok, hal. 64)
Hadits
kedua
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِى الشَّوَارِبِ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ عَمْرِو بْنِ مَالِكٍ
النُّكْرِىُّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِى الْجَوْزَاءِ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ
ضَرَبَ بَعْضُ أَصْحَابِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- خِبَاءَهُ عَلَى قَبْرٍ
وَهُوَ لاَ يَحْسِبُ أَنَّهُ قَبْرٌ فَإِذَا فِيهِ إِنْسَانٌ يَقْرَأُ سُورَةَ
تَبَارَكَ الَّذِى بِيَدِهِ الْمُلْكُ حَتَّى خَتَمَهَا فَأَتَى النَّبِىَّ -صلى
الله عليه وسلم- فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّى ضَرَبْتُ خِبَائِى عَلَى
قَبْرٍ وَأَنَا لاَ أَحْسِبُ أَنَّهُ قَبْرٌ فَإِذَا فِيهِ إِنْسَانٌ يَقْرَأُ
سُورَةَ تَبَارَكَ الْمُلْكُ حَتَّى خَتَمَهَا. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله
عليه وسلم- « هِىَ الْمَانِعَةُ هِىَ الْمُنْجِيَةُ تُنْجِيهِ مِنْ عَذَابِ
الْقَبْرِ ». قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا
الْوَجْهِ. وَفِى الْبَابِ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ.
Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdul Malik bin Abu Asy Syawarib telah
menceritakan kepada kami Yahya bin ‘Amru bin Malik An Nukri dari Ayahnya dari
Abul Jauza` dari Ibnu Abbas, ia berkata; “Sebagian sahabat Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam membuat kemah di atas pemakaman, ternyata ia tidak mengira
jika berada di pemakaman, tiba-tiba ada seseorang membaca surat Tabaarokalladzi
bi yadihil mulk (Maha Suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan) “,
sampai selesai. Kemudian dia datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
dan berkata; “Wahai Rasulullah sesungguhnya, aku membuat kemahku di atas
kuburan dan saya tidak mengira jika tempat tersebut adalah kuburan, kemudian
ada seseorang membaca surat Tabarok (surat) Al Mulk sampai selesai, ”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dia adalah penghalang, dia
adalah penyelamat yang menyelamatkannya dari siksa kubur.” Abu Isa (At
Tirmidzi) berkata; Dari jalur ini, hadits ini hasan gharib. Dan dalam bab ini,
ada hadits dari Abu Hurairah. (HR. Tirmidzi no. 2890)
Dalam
hadits ini terdapat perowi dho’if yaitu Yahya bin Amru bin Malik. Yahya bin
Ma’in, Abu Zur’ah, Abu Daud dan An Nasai menilainya dho’if. (Tahdzibul Kamal,
20/182)
Penilaian
hadits:
Syaikh Al
Albani mengatakan bahwa hadits ini dho’if sebagaimana dalam Dho’iful Jaami’
(6101).
Syaikh
Musthofa Al ‘Adawi mengatakan bahwa sanad hadits ini dho’if. (Lihat At Tashil
li Ta’wilit Tanzil Juz-u Tabarok, hal. 64)
Hadits
ketiga
حَدَّثَنَا هُرَيْمُ بْنُ
مِسْعَرٍ – تِرْمِذِىٌّ – حَدَّثَنَا الْفُضَيْلُ بْنُ عِيَاضٍ عَنْ لَيْثٍ عَنْ
أَبِى الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ لاَ
يَنَامُ حَتَّى يَقْرَأَ (الم تَنْزِيلُ) وَ (تَبَارَكَ الَّذِى بِيَدِهِ
الْمُلْكُ ). قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ رَوَاهُ غَيْرُ وَاحِدٍ عَنْ
لَيْثِ بْنِ أَبِى سُلَيْمٍ مِثْلَ هَذَا. وَرَوَاهُ مُغِيرَةُ بْنُ مُسْلِمٍ عَنْ
أَبِى الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- نَحْوَ
هَذَا. وَرَوَى زُهَيْرٌ قَالَ قُلْتُ لأَبِى الزُّبَيْرِ سَمِعْتَ مِنْ جَابِرٍ
فَذَكَرَ هَذَا الْحَدِيثَ. فَقَالَ أَبُو الزُّبَيْرِ إِنَّمَا أَخْبَرَنِيهِ
صَفْوَانُ أَوِ ابْنُ صَفْوَانَ وَكَأَنَّ زُهَيْرًا أَنْكَرَ أَنْ يَكُونَ هَذَا
الْحَدِيثُ عَنْ أَبِى الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ.
Telah
menceritakan kepada kami Huraim bin Mis’ar At Tirmidzi telah menceritakan
kepada kami Al Fadhl bin Iyadh dari Laits dari Abu Az Zubair dari Jabir bahwa,
“Tidaklah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidur hingga beliau membaca Alif
laam miim tanzil (surat As Sajdah) dan Tabarokalladzi bi yadihil mulk (surat Al
Mulk).”
Abu Isa (At
Tirmidzi) berkata, “Hadits ini diriwayatkan oleh beberapa perawi dari Laits bin
Abu Sulaim seperti ini, dan diriwayatkan pula oleh Mughirah bin Muslim dari Abu
Az Zubair dari Jabir dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti ini.
Zuhair meriwayatkan, katanya; “Aku bertanya kepada Abu Zubair; “Apakah kamu
mendengar dari Jabir?” Ia pun menyebut hadits ini. Abu Az Zubair mengatakan;
Hanya Shafwan atau Ibnu Shafwan yang mengabarkannya kepadaku. Sepertinya Zuhair
mengingkari hadits ini dari Abu Az Zubair dari Jabir.
Penilaian
hadits:
Ibnu Hajar
Al Asqolani mengatakan bahwa hadits ini ghorib dan ada dua ‘illah (cacat),
yaitu Abu Az Zubair, (seorang perowi mudallis ) yang meriwayatkan dengan
mu’an’an dan dho’ifnya Al Laits.(Nataij Al Afkar, 3/265)
Syaikh
Musthofa Al ‘Adawi mengatakan bahwa hadits ini terdapat ‘illah (cacat). Laits
bin Abu Sulaim adalah seorang perowi yang dho’if karena seringnya ia keliru.
Juga Abu Az Zubair dinilai sebagai seorang perowi mudallis. Sedangkan di sini
ia tidak gunakan lafazh mendengar, namun menggunakan lafazh ‘an (=dari), maka
sanad hadits tersebut dho’if. (Lihat At Tashil li Ta’wilit Tanzil Juz-u
Tabarok, hal. 64)
Hadits
keempat
أخبرنا عبيد الله بن عبد
الكريم وقال حدثنا محمد بن عبيد الله أبو ثابت المدني قال حدثنا بن أبي حازم عن
سهيل بن أبي صالح عن عرفجة بن عبد الواحد عن عاصم بن أبي النجود عن زر عن عبد الله
بن مسعود قال : من قرأ { تبارك الذي بيده الملك } كل ليلة منعه الله بها من عذاب
القبر وكنا في عهد رسول الله صلى الله عليه و سلم نسميها المانعة وإنها في كتاب
الله سورة من قرأ بها في كل ليلة فقد أكثر وأطاب
Telah
menceritakan pada kami ‘Ubaidullah bin ‘Abdil Karim, ia berkata, telah
menceritakan pada kami Muhammad bin ‘Ubaidillah Abu Tsabit Al Madini, ia
berkata, telah menceritakan pada kami Ibnu Abi Hazim, dari Suhail bin Abi
Sholih, dari ‘Arfajah bin ‘Abdul Wahid, dari ‘Ashim bin Abin Nujud, dari Zarr,
dari ‘Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, “Barangsiapa membaca “Tabarokalladzi bi
yadihil mulk” (surat Al Mulk) setiap malam, maka Allah akan menghalanginya dari
siksa kubur. Kami di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menamakan
surat tersebut “al Mani’ah” (penghalang dari siksa kubur). Dia adalah salah satu surat di dalam
Kitabullah. Barangsiapa membacanya setiap malam, maka ia telah memperbanyak dan
telah berbuat kebaikan.” (HR. An Nasai dalam Al Kabir 6/179 dan Al Hakim. Hakim
mengatakan bahwa sanad hadits tersebut shahih)
Riwayat di
atas mauquf, hanya perkataan ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu.
Penilaian
hadits:
Hakim
mengatakan bahwa sanad hadits tersebut shahih. Sebagaimana dinukilkan oleh Al
Mundziri dalam At Targhib wa At Tarhib (2/294).
Syaikh Al
Albani mengatakan bahwa hadits tersebut hasan sebagaimana dalam Shahih At
Targhib wa At Tarhib (1589).
Kesimpulan
Pembahasan Hadits
Dari
penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa riwayat yang paling kuat yang
membicarakan keutamaan surat Al Mulk adalah riwayat terakhir dari Ibnu Mas’ud
radhiyallahu ‘anhu. Riwayat tersebut bukanlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, namun hanya perkataan Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Keutamaan surat
Al Mulk yang disebutkan dalam riwayat Ibnu Mas’ud adalah:
Surat Al
Mulk disebut dengan surat al Mani’ah, yaitu penghalang dari siksa kubur jika
rajin membacanya di malam hari.
Membaca
surat Al Mulk di malam hari adalah suatu kebaikan.
Catatan
penting yang mesti diperhatikan:
Keutamaan
surat ini bisa diperoleh jika seseorang rajin membacanya setiap malamnya,
mengamalkan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya, mengimani berbagai berita
yang disampaikan di dalamnya.
Keterangan
dari Para Ulama yang Duduk di Al Lajnah Ad Daimah (Komisi Fatwa Saudi Arabia)
Pertanyaan:
Apakah surat Al Mulk (tabaarokalladzi bi yadihil mulk …) jika dibaca setiap
malam akan memberi syafa’at ketika mati bagi orang yang membacanya?
Jawaban:
Hadits yang membicarakan hal tersebut dikeluarkan oleh Abu Daud dalam sunannya
dengan teks:
Telah
menceritakan pada kami ‘Amr bin Marzuq, telah menceritakan pada kami Syu’bah,
telah menceritakan pada kami Qotadah, dari ‘Abbas Al Jusyamiy, dari Abu
Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Ada suatu
surat dari al Qur’an yang terdiri dari tiga puluh ayat dan dapat memberi
syafa’at bagi yang membacanya, sampai dia diampuni, yaitu: “Tabaarakalladzii
biyadihil mulku… (surat Al Mulk)”. Al Mundziri dalam mukhtashornya mengatakan
bahwa hadits tersebut dikeluarkan oleh An Nasai dan Ibnu Majah. At Tirmidzi
mengatakan bahwa hadits tersebut hasan. Akan tetapi, dalam sanadnya terdapat
perowi yang dho’if.
Oleh karena
itu, diharapkan bagi siapa yang mengimani isi surat ini, menghapalkannya,
mengharap wajah Allah dengan menarik pelajaran berharga di dalamnya serta
mengamalkan hukum yang ada di dalamnya, semoga mendapatkan syafa’at karena
membacanya.
Wa billahit
taufiq. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
[Fatwa Al
Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’, pertanyaan keenam dari
fatwa no. 9604, 4/334-335. Yang menandatangani fatwa ini: Syaikh ‘Abdul ‘Aziz
bin ‘Abdillah bin Baz selaku ketua, Syaikh ‘Abdurrozaq ‘Afifi selaku wakil
ketua, Syaikh ‘Abdullah bin Ghudayan selaku anggota]
Semoga
kajian dari kami mengenai surat Al Mulk bisa menjadi ilmu yang bermanfaat.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.
Artikel www.rumaysho.com
Al Faqir Ilallah: Muhammad Abduh Tuasikal
0 komentar:
Posting Komentar