6 Tips Tetap Istiqomah dalam Beribadah
Merdeka.com - Istilah istiqomah sudah sering kita dengar
saat menyangkut urusan ibadah, atau pada seseorang yang ingin berubah menjadi
pribadi yang lebih baik. Istiqomah sendiri secara bahasa artinya adalah lurus.
Istiqomah sering disebutkan agar kita bisa tetap berada di jalan yang benar
secara konsisten.
Amalan yang dikerjakan secara istiqomah juga menjadi
amalan yang dicintai oleh Allah SWT, meskipun amalan tersebut hanya berupa
amalan kecil. Hal ini dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadistnya yang
berbunyi,
"Berbuat sesuatu yang tepat dan benarlah kalian dan
amal yang paling dicintai Allah adalah amalan yang terus menerus meskipun
sedikit.” (HR. Bukhari).
Sayangnya, melakukan sesuatu sesuai perintah agama secara
istiqomah bukanlah hal yang mudah. Banyak faktor yang dapat membuat diri ini
goyah dan akhirnya berbelok dari jalan yang lurus tadi. Tapi, inilah tantangan
yang memang harus dihadapi ketika kita ingin berubah menjadi lebih baik.
Untuk tetap istiqomah, diperlukan niat dan kemauan yang
kuat. Anda juga bisa mengikuti beberapa tips tetap istiqomah berikut ini, yang
telah kami rangkum dari situs rumaysho.
Memahami Dua Kalimat Syahadat dengan Baik
Tips tetap istiqomah yang pertama adalah dengan memahami
dan mengamalkan dua kalimat syahadat dengan baik dan benar. Dengan memahami dan
mengamalkan dua kalimat syahadat dengan benar, Allah SWT akan teguhkan iman
seseorang di dunia dengan terus beramal sholeh, serta dimudahkan di akhirat
ketika menjawab pertanyaan malaikat.
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan
ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah
menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.”
(Q.S. Ibrahim: 27).
Tafsiran ayat “Allah meneguhkan orang-orang yang beriman
dengan ucapan yang teguh …” dijelaskan dalam hadits berikut.
“Jika seorang muslim ditanya di dalam kubur, lalu ia
berikrar bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah, maka inilah tafsir ayat: “Allah meneguhkan (iman)
orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia
dan di akhirat”.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dengan memahami makna dua kalimat syahadat dengan benar,
maka seseorang tentu akan menjalankan setiap perintah Allah SWT, serta juga
akan patuh terhadap apa yang dilarang oleh Allah SWT.
Mengkaji Alquran dengan Menghayatinya
Tips tetap istiqomah yang kedua adalah dengan mengkaji
Alquran dengan menghayatinya dan merenungkannya. Alquran adalah petunjuk hidup
bagi setiap muslim yang hatinya sedang dilanda keraguan.
Itulah kenapa Alquran diturunkan secara beangsur-angsur
untuk meneguhkan hati Rasulullah SAW sebagaimana yang tertuang dalam ayat
berikut,
“Berkatalah orang-orang yang kafir: “Mengapa Al Qur’an
itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?”; demikianlah supaya Kami
perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan
benar).” (QS. Al Furqon: 32)
Allah SWT juga menjelaskan bahwa Alquran dapat meneguhkan
hati orang beriman dan menjadi petunjuk kepada jalan yang lurus. Allah SWT
berfirman,
“Katakanlah: “Ruhul Qudus (Jibril)11 menurunkan Al Qur’an
itu dari Rabbmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah
beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang
berserah diri (kepada Allah)”.” (QS. An Nahl: 102).
Orang yang banyak menghabiskan waktu untuk merenungkan
Alquran dan memahaminya, tentu memiliki hati yang lebih kokoh dan teguh dalam
menjalankan syariat agama Islam. Inilah kiat yang harusnya kita jalani sebagai
muslim, agar bisa tetap istiqomah.
Tips tetap istiqomah yang ketiga adalah dengan iltizam,
atau berkomitmen dalam menjalankan perintah Allah SWT. Seseorang dituntun untuk
konsekuen dalam menjalankan setiap amalan. Ini karena Allah juga mencintai
seseorang yang konsekuen dalam beramal daripada yang hanya sesekali
melakukannya.
An Nawawi rahimahullah mengatakan, ”Ketahuilah bahwa
amalan yang sedikit namun konsekuen dilakukan, itu lebih baik dari amalan yang
banyak namun cuma sesekali saja dilakukan. Ingatlah bahwa amalan sedikit yang
rutin dilakukan akan melanggengkan amalan ketaatan, dzikir, pendekatan diri
pada Allah, niat dan keikhlasan dalam beramal, juga akan membuat amalan
tersebut diterima oleh Sang Kholiq Subhanahu wa Ta’ala. Amalan sedikit namun
konsekuen dilakukan akan memberikan ganjaran yang besar dan berlipat
dibandingkan dengan amalan yang sedikit namun sesekali saja dilakukan.”
Selain dicintai oleh Allah SWT, amalan yang dikerjakan
secara terus menerus juga akan mencegah futur atau jenuh dalam beramal.
Menjadikan Kisah Orang Saleh sebagai Teladan
Tips tetap istiqomah yang keempat yaitu dengan menjadikan
kisah orang-orang saleh sebagai teladan. Hal ini bisa dilakukan dengan cara
membaca kisah-kisah para sahabat atau orang-orang saleh lainnya.
Anda tidak perlu repot-repot mencari buku tentang kisah
orang saleh. Karena di dalam Alquran, juga sudah banyak diceritakan kisah-kisah
tentang para nabi, rasul, dan orang-orang yang beriman. Kisah-kisah inilah yang
digunakan Allah SWT untuk meneguhkan hati Rasulullah SAW. Allah SWT berfirman,
“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan
kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam
surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi
orang-orang yang beriman.” (Q.S. Hud: 11).
Basyr bin Al Harits Al Hafi pernah berkata,
“Betapa banyak manusia yang telah mati (yaitu orang-orang
yang sholih) membuat hati menjadi hidup karena mengingat mereka. Namun
sebaliknya, ada manusia yang masih hidup (yaitu orang-orang fasik) membuat hati
ini mati karena melihat mereka.”
Memperbanyak Doa kepada Allah SWT
Tips tetap istiqomah yang kelima yaitu dengan
memperbanyak doa kepada Allah SWT. Sebagai seorang muslim, sudah seharusnya
kita meminta dan memohon pada Allah SWT untuk diberi hati yang teguh dalam
menjalankan perintahnya.
Allah SWT juga memuji orang beriman yang selalu berdoa
kepada-Nya untuk meminta keteguhan iman saat menghadapi ujian. Allah SWT
berfirman,
“Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama
mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi
lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan
tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang sabar. Tidak
ada do’a mereka selain ucapan: ‘Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan
tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan teguhkanlah
pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir‘. Karena itu Allah
memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan
Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan” (Q.S. Ali Imran: 146-148).
Doa yang paling sering dipanjatkan oleh Rasulullah SAW
adalah,
Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘alaa diinik
"Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati,
teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.”
Ketika Ummu Salamah menanyakan kepada Rasulullah SAW,
kenapa beliau sering membaca doa tersebut, Nabi SAW menjawab,
"Wahai Ummu Salamah, yang namanya hati manusia
selalu berada di antara jari-jemari Allah. Siapa saja yang Allah kehendaki,
maka Allah akan berikan keteguhan dalam iman. Namun siapa saja yang
dikehendaki, Allah pun bisa menyesatkannya." (HR. Tirmidzi).
Bergaul dengan Orang Saleh
Tips tetap istiqomah yang terakhir adalah dengan bergaul
dengan orang-orang saleh. Dalam Alquran, Allah SWT menjelaskan bahwa salah satu
penyebab kuatnya iman para sahabat adalah keberadaan Rasulullah SAW di
tengah-tengah mereka.
“Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir,
sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan Rasul-Nyapun berada
ditengah-tengah kalian? Dan barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama)
Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.”
(Q.S. Ali Imran: 101).
Rasulullah SAW juga mengajarkan agar kita bersahabat
dengan orang yang dapat memberikan kebaikan dan sering memberi nasehat yang
bermanfaat.
“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan
orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai
besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli
darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika
engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau
dapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari).
Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan bahwa hadits ini
menunjukkan larangan untuk berteman dengan orang yang dapat merusak agama
maupun dunia kita. Hadits ini juga mendorong agar kita bergaul dengan orang
yang dapat memberikan manfaat dalam agama dan dunia.
Reporter : Andre
Kurniawan
0 komentar:
Posting Komentar