Keutamaan Taubat
Hakikat taubat adalah kembali tunduk kepada Allah dari
bermaksiat kepada-Nya kepada ketaatan kepada-Nya. Taubat ada dua macam: taubat
mutlak dan taubat muqayyad (terikat). Taubat mutlak ialah bertaubat dari segala
perbuatan dosa. Sedangkan taubat muqayyad ialah bertaubat dari salah satu dosa
tertentu yang pernah dilakukan.
Syarat-syarat taubat meliputi: beragama Islam, berniat
ikhlas, mengakui dosa, menyesali dosa, meninggalkan perbuatan dosa, bertekad
untuk tidak mengulanginya, mengembalikan hak orang yang dizalimi, bertaubat
sebelum nyawa berada di tenggorokan atau matahari terbit dari arah barat.
Taubat adalah kewajiban seluruh kaum beriman, bukan kewajiban orang yang baru
saja berbuat dosa. Karena Allah berfirman,
وَتُوبُوا
إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan
bertaubatlah kalian semua wahai orang-orang yang beriman supaya kalian
beruntung.” (QS. An Nuur: 31) (lihat Syarh Ushul min Ilmil Ushul Syaikh Al
‘Utsaimin rahimahullah, tentang pembahasan isi khutbatul hajah).
Allah Maha
Pengampun, Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang
Allah
menyifati diri-Nya di dalam Al Quran bahwa Dia Maha pengampun lagi Maha
Penyayang hampir mendekati 100 kali. Allah berjanji mengaruniakan nikmat taubat
kepada hamba-hambaNya di dalam sekian banyak ayat yang mulia. Allah ta’ala
berfirman,
وَاللّهُ يُرِيدُ أَن يَتُوبَ
عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَن تَمِيلُواْ مَيْلاً
عَظِيماً
“Allah
menginginkan untuk menerima taubat kalian, sedangkan orang-orang yang
memperturutkan hawa nafsunya ingin agar kalian menyimpang dengan
sejauh-jauhnya.” (QS. An Nisaa’: 27)
Allah
ta’ala juga berfirman,
وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ وَأَنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ حَكِيمٌ
“Dan
seandainya bukan karena keutamaan dari Allah kepada kalian dan kasih sayang-Nya
(niscaya kalian akan binasa). Dan sesungguhnya Allah Maha penerima taubat lagi
Maha bijaksana.” (QS. An Nuur: 10)
Allah
ta’ala berfirman,
إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ
الْمَغْفِرَةِ
“Sesungguhnya
Tuhanmu sangat luas ampunannya.” (QS. An Najm: 32)
Allah
ta’ala berfirman,
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ
شَيْءٍ
“Rahmat-Ku
amat luas meliputi segala sesuatu.” (QS. Al A’raaf: 156)
Oleh
Karenanya, Saudaraku yang Tercinta…
Pintu
taubat ada di hadapanmu terbuka lebar, ia menanti kedatanganmu… Jalan
orang-orang yang bertaubat telah dihamparkan. Ia merindukan pijakan kakimu…
Maka ketuklah pintunya dan tempuhlah jalannya. Mintalah taufik dan pertolongan
kepada Tuhanmu… Bersungguh-sungguhlah dalam menaklukkan dirimu, paksalah ia
untuk tunduk dan taat kepada Tuhannya. Dan apabila engkau telah benar-benar
bertaubat kepada Tuhanmu kemudian sesudah itu engkau terjatuh lagi di dalam
maksiat, sehingga memupus taubatmu yang terdahulu, janganlah malu untuk
memperbaharui taubatmu untuk kesekian kalinya. Selama maksiat itu masih
berulang padamu maka teruslah bertaubat.
Allah
ta’ala berfirman,
فَإِنَّهُ كَانَ
لِلأَوَّابِينَ غَفُوراً
“Karena
sesungguhnya Dia Maha mengampuni kesalahan hamba-hamba yang benar-benar
bertaubat kepada-Nya.” (QS. Al Israa’: 25)
Allah
ta’ala juga berfirman,
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ
أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ
يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعاً إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ وَأَنِيبُوا
إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ
لَا تُنصَرُونَ
“Katakanlah
kepada hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri-diri mereka, janganlah
kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua
dosa, sesungguhnya Dialah Zat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Maka
kembalilah kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datangnya
azab kemudian kalian tidak dapat lagi mendapatkan pertolongan.” (QS. Az Zumar:
53-54)
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Seandainya kalian berbuat
dosa sehingga tumpukan dosa itu setinggi langit kemudian kalian benar-benar
bertaubat, niscaya Allah akan menerima taubat kalian.” (Shahih Ibnu Majah)
Maka di
manakah orang-orang yang bertaubat dan menyesali dosanya? Di manakah
orang-orang yang kembali taat dan merasa takut siksa? Di manakah orang-orang
yang ruku’ dan sujud?
Berbagai
Keutamaan Taubat
Pada
hakikatnya taubat itulah isi ajaran Islam dan fase-fase persinggahan iman.
Setiap insan selalu membutuhkannya dalam menjalani setiap tahapan kehidupan.
Maka orang yang benar-benar berbahagia ialah yang menjadikan taubat sebagai
sahabat dekat dalam perjalanannya menuju Allah dan negeri akhirat. Sedangkan
orang yang binasa adalah yang menelantarkan dan mencampakkan taubat di belakang
punggungnya. Beberapa di antara keutamaan taubat ialah:
Pertama: Taubat adalah sebab untuk meraih
kecintaan Allah ‘azza wa jalla.
Allah
ta’ala berfirman,
إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ
التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
“Sesungguhnya
Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang suka
membersihkan diri.” (QS. Al Baqarah: 222)
Kedua: Taubat merupakan sebab
keberuntungan.
Allah
ta’ala berfirman
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ
جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan
bertaubatlah kepada Allah wahai semua orang yang beriman, supaya kalian
beruntung.” (QS. An Nuur: 31)
Ketiga: Taubat menjadi sebab diterimanya
amal-amal hamba dan turunnya ampunan atas kesalahan-kesalahannya.
Allah
ta’ala berfirman
وَهُوَ الَّذِي يَقْبَلُ
التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَعْفُو عَنِ السَّيِّئَاتِ
“Dialah
Allah yang menerima taubat dari hamba-hambaNya dan Maha mengampuni berbagai
kesalahan.” (QS. Asy Syuura: 25)
Allah
ta’ala juga berfirman
وَمَن تَابَ وَعَمِلَ
صَالِحاً فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى اللَّهِ مَتَاباً
“Dan barang
siapa yang bertaubat dan beramal saleh maka sesungguhnya Allah akan menerima
taubatnya.” (QS. Al Furqaan: 71) artinya taubatnya diterima
Keempat: Taubat merupakan sebab masuk surga
dan keselamatan dari siksa neraka.
Allah
ta’ala berfirman,
فَخَلَفَ مِن بَعْدِهِمْ
خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ
غَيّاً إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحاً فَأُوْلَئِكَ يَدْخُلُونَ
الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ شَيْئاً
“Maka
sesudah mereka (nabi-nabi) datanglah suatu generasi yang menyia-nyiakan shalat
dan memperturutkan hawa nafsu, niscaya mereka itu akan dilemparkan ke dalam
kebinasaan. Kecuali orang-orang yang bertaubat di antara mereka, dan beriman serta
beramal saleh maka mereka itulah orang-orang yang akan masuk ke dalam surga dan
mereka tidaklah dianiaya barang sedikit pun.” (QS. Maryam: 59, 60)
Kelima: Taubat adalah sebab mendapatkan
ampunan dan rahmat.
Allah
ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ عَمِلُواْ
السَّيِّئَاتِ ثُمَّ تَابُواْ مِن بَعْدِهَا وَآمَنُواْ إِنَّ رَبَّكَ مِن
بَعْدِهَا لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Dan
orang-orang yang mengerjakan dosa-dosa kemudian bertaubat sesudahnya dan
beriman maka sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengampun dan Penyayang.”
(QS. Al A’raaf: 153)
Keenam: Taubat merupakan sebab berbagai
kejelekan diganti dengan berbagai kebaikan.
Allah
ta’ala berfirman,
وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ
أَثَاماً يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ
مُهَاناً إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلاً صَالِحاً فَأُوْلَئِكَ
يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً
“Dan barang
siapa yang melakukan dosa-dosa itu niscaya dia akan menemui pembalasannya. Akan
dilipatgandakan siksa mereka pada hari kiamat dan mereka akan kekal di dalamnya
dalam keadaan terhina. Kecuali orang-orang yang bertaubat dan beriman serta
beramal saleh maka mereka itulah orang-orang yang digantikan oleh Allah
keburukan-keburukan mereka menjadi berbagai kebaikan. Dan Allah maha pengampun
lagi maha penyayang.” (QS. Al Furqaan: 68-70)
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang yang bertaubat dari suatu dosa
sebagaimana orang yang tidak berdosa.” (HR. Ibnu Majah, dishahihkan oleh Al
Albani)
Ketujuh: Taubat menjadi sebab untuk meraih
segala macam kebaikan.
Allah
ta’ala berfirman,
فَإِن تُبْتُمْ فَهُوَ خَيْرٌ
لَّكُمْ
“Apabila
kalian bertaubat maka sesungguhnya hal itu baik bagi kalian.” (QS. At Taubah:
3)
Allah
ta’ala juga berfirman,
فَإِن يَتُوبُواْ يَكُ خَيْراً
لَّهُمْ
“Maka
apabila mereka bertaubat niscaya itu menjadi kebaikan bagi mereka.” (QS. At
Taubah: 74)
Kedelapan: Taubat adalah sebab untuk menggapai
keimanan dan pahala yang besar.
Allah
ta’ala berfirman,
إِلاَّ الَّذِينَ تَابُواْ
وَأَصْلَحُواْ وَاعْتَصَمُواْ بِاللّهِ وَأَخْلَصُواْ دِينَهُمْ لِلّهِ
فَأُوْلَـئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْراً
عَظِيماً
“Kecuali
orang-orang yang bertaubat, memperbaiki diri dan berpegang teguh dengan agama
Allah serta mengikhlaskan agama mereka untuk Allah mereka itulah yang akan
bersama dengan kaum beriman dan Allah akan memberikan kepada kaum yang beriman
pahala yang amat besar.” (QS. An Nisaa’: 146)
Kesembilan: Taubat merupakan sebab turunnya
barakah dari atas langit serta bertambahnya kekuatan.
Allah
ta’ala berfirman,
وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُواْ
رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُواْ إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَاراً
وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلاَ تَتَوَلَّوْاْ مُجْرِمِينَ
“Wahai
kaumku, minta ampunlah kepada Tuhan kalian kemudian bertaubatlah kepada-Nya
niscaya akan dikirimkan kepada kalian awan dengan membawa air hujan yang lebat
dan akan diberikan kekuatan tambahan kepada kalian, dan janganlah kalian
berpaling menjadi orang yang berbuat dosa.” (QS. Huud: 52)
Kesepuluh: Keutamaan taubat yang lain adalah
menjadi sebab malaikat mendoakan orang-orang yang bertaubat.
Hal ini
sebagaimana difirmankan Allah ta’ala,
الَّذِينَ يَحْمِلُونَ
الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ
وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَّحْمَةً
وَعِلْماً فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ
الْجَحِيمِ
“Para
malaikat yang membawa ‘Arsy dan malaikat lain di sekelilingnya senantiasa
bertasbih dengan memuji Tuhan mereka, mereka beriman kepada-Nya dan memintakan
ampunan bagi orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, rahmat dan ilmu-Mu maha
luas meliputi segala sesuatu, ampunilah orang-orang yang bertaubat dan
mengikuti jalan-Mu serta peliharalah mereka dari siksa neraka.” (QS. Ghafir: 7)
Kesebelas: Keutamaan taubat yang lain adalah ia
termasuk ketaatan kepada kehendak Allah ‘azza wa jalla.
Hal ini
sebagaimana difirmankan Allah ta’ala,
وَاللّهُ يُرِيدُ أَن يَتُوبَ
عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَن تَمِيلُواْ مَيْلاً
عَظِيماً
“Dan Allah
menghendaki untuk menerima taubat kalian.” (QS. An Nisaa’: 27). Maka orang yang
bertaubat berarti dia adalah orang yang telah melakukan perkara yang disenangi
Allah dan diridhai-Nya.
Kedua
belas: Keutamaan
taubat yang lain adalah Allah bergembira dengan sebab hal itu.
Hal ini
sebagaimana disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya,
“Sungguh Allah lebih bergembira dengan sebab taubat seorang hamba-Nya ketika ia
mau bertaubat kepada-Nya daripada kegembiraan seseorang dari kalian yang
menaiki hewan tunggangannya di padang luas lalu hewan itu terlepas dan membawa
pergi bekal makanan dan minumannya sehingga ia pun berputus asa lalu mendatangi
sebatang pohon dan bersandar di bawah naungannya dalam keadaan berputus asa
akibat kehilangan hewan tersebut, dalam keadaan seperti itu tiba-tiba hewan itu
sudah kembali berada di sisinya maka diambilnya tali kekangnya kemudian
mengucapkan karena saking gembiranya, ‘Ya Allah, Engkaulah hambaku dan akulah
tuhanmu’, dia salah berucap karena terlalu gembira.” (HR. Muslim)
Ketiga
belas: Taubat juga
menjadi sebab hati menjadi bersinar dan bercahaya.
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya: Sesungguhnya seorang hamba
apabila berbuat dosa maka di dalam hatinya ditorehkan sebuah titik hitam.
Apabila dia meninggalkannya dan beristighfar serta bertaubat maka kembali
bersih hatinya. Dan jika dia mengulanginya maka titik hitam itu akan
ditambahkan padanya sampai menjadi pekat, itulah raan yang disebutkan Allah
ta’ala,
كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى
قُلُوبِهِم مَّا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sekali-kali
tidak akan tetapi itulah raan yang menyelimuti hati mereka akibat apa yang
telah mereka kerjakan.” (QS. Al Muthaffifin: 14) (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah
dan dihasankan Al Albani)
Oleh karena
itu, saudaraku yang kucintai…
Sudah
sepantasnya setiap orang yang berakal untuk bersegera menggapai keutamaan dan
memetik buah memikat yang dihasilkan oleh ketulusan taubat itu…, Saudaraku:
Tunaikanlah
taubat yang diharapkan Ilahi
demi
kepentinganmu sendiri
Sebelum
datangnya kematian dan lisan terkunci
Segera
lakukan taubat dan tundukkanlah jiwa
Inilah
harta simpanan bagi hamba yang kembali taat dan baik amalnya
Tingkatan
Jihad Melawan Syaitan
Ibnul
Qayyim rahimahullah mengatakan: Jihad melawan syaitan itu ada dua tingkatan.
Pertama, berjihad melawannya dengan cara
menolak segala syubhat dan keragu-raguan yang menodai keimanan yang
dilontarkannya kepada hamba.
Kedua, berjihad melawannya dengan cara
menolak segala keinginan yang merusak dan rayuan syahwat yang dilontarkan
syaitan kepadanya.
Maka
tingkatan jihad yang pertama akan membuahkan keyakinan sesudahnya. Sedangkan
jihad yang kedua akan membuahkan kesabaran.
Allah
ta’ala berfirman,
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً
يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ
“Maka Kami
jadikan di antara mereka para pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah
Kami karena mereka bisa bersabar dan senantiasa meyakini ayat-ayat Kami.” (QS.
As Sajdah: 24)
Allah
mengabarkan bahwasanya kepemimpinan dalam agama hanya bisa diperoleh dengan
bekal kesabaran dan keyakinan. Kesabaran akan menolak rayuan syahwat dan
keinginan-keinginan yang merusak, sedangkan dengan keyakinan berbagai syubhat
dan keragu-raguan akan tersingkirkan.
Washallallahu
‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa sallam. Wal hamdu
lillaahi Rabbil ‘aalamiin.
(disadur
dari Ya Ayyuhal Muqashshir mata tatuubu, Qismul ‘Ilmi Darul Wathan dan tambahan
dari sumber lain)
***
Ari Wahyudi, S.Si.
Penulis: Abu Muslih Ari Wahyudi
0 komentar:
Posting Komentar