Dibaca saat Ujung
Tahiyat Akhir, Inilah Doa Kunci Pembuka Ijabah Allah yang Diajarkan Rasullulah
TRIBUN-MEDAN.com - Tahukah kamu inilah doa yang langsung
dikabulkan oleh Allah Subhanahuwata'ala? Berikut penjelasan Syekh Ali Jaber.
Doa merupakan salah satu jalan yang ditemouh umat muslim
untuk memohon pertolongan kepada Allah.
Maka dari itu doa menjadi senjata ampuh bagi umat Islam.
Setiap manusia pun dianjurkan untuk senantiasa berdoa
kepada Allah.
Karena Allah sangat menyukai seorang hamba yang selalu
berharap kepadaNya.
Doa yang dipanjatkan pun beragam tergantung apa yang
ingin diminta kepada Allah.
Allah mengerti doa kita dalam bahasa apa saja.
Namun, berdoa menggunakan bahasa Arab memang lebih utama.
Apalagi kita memahami makna doa tersebut.
Bahkan di antara doa yang kita panjatkan, ada satu doa
yang memiliki keutamaan.
Doa tersebut menjadi salah satu doa kunci pembuka ijabah
Allah.
Sehingga jika kita membaca doa tersebut, maka doa kita
akan cepat dikabulkan atas izin Allah.
Dalam sebuah cuplikan ceramahnya, Syekh Ali Jaber
menyampaikan doa kunci pembuka ijabah Allah agar doa cepat terkabul.
Rasulullah Sholallahu'alaihi wa sallam masuk ke masjid.
Ada seseorang duduk di tahiyat akhir yakni ujung tahiyat.
Dia membaca doa di tahiyat sebelum salam tersebut.
Kata Rasulullah Sholallahu'alaihi wa sallam sudah
diampuni, sudah diampuni, sudah diampuni.
Rasul sampai mengucapkan hal tersebut sampai tiga kali.
Lantas, apa isi doa tersebut?
Berikut doa kunci pembuka ijabah Allah seperti yang
diajarkan oleh Rasulullah SAW:
اَللَّهُمَّ
إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا
أَنْتَ الأَحَدُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا
أَحَدٌ
"Allâhumma innî as’aluka bi annî asyhadu annaka
antallâhu, lâ ilâha illâ antal ahadus shamad, alladzî lam yalid wa lam yûlad,
wa lam yakullahû kufuwan ahad."
Artinya:
“Tuhanku, aku memohon (pertolongan) kepada-Mu. Aku
bersaksi bahwa Engkau adalah Allah. Tiada tuhan selain Engkau Yang Maha Esa,
tempat bergantung yang tiada melahirkan dan tiada dilahirkan, serta tiada
apapun yang menyamai-Nya.”
Doa kunci pembuka ijabah Allah yang dipanjatkan
Rasulullah SAW dan sahabatnya itu kemudian dikutip oleh Imam An-Nawawi dari
SUnan Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’I dan Ibnu Majah dari Buraidah RA dalam
hadist yang berarti:
“Kami diriwayatkan di Sunan Abu Dawud, At-Tirmidzi,
An-Nasa’i, dan Ibnu Majah dari Buraidah RA bahwa seuatu ketika Rasulullah
mendengar salah seorang sahabatnya berdoa dengan lafal, ‘Allâhumma innî
as’aluka bi annî asyhadu annaka antallâhu, lâ ilâha illâ antal ahadus shamad,
alladzî lam yalid wa lam yûlad, wa lam yakullahû kufuwan ahad.’ Rasulullah SAW
lalu menyambutnya, ‘Kau telah memohon kepada Allah dengan nama (agung) yang
mana Dia akan memberikan karunia-Nya bila diminta dengan nama tersebut, dan Dia
akan mengijabah seseorang yang berdoa memanggil-Nya dengan nama tersebut,’”
(Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H],
halaman 336).
Namun seperti yang dikatakan oleh Umar Bin Khatab:
“Al muwaffaq, man aktsaro minad du’a”
Artinya:
“Orang yang dapat taufik dari Allah yang terus tidak
pernah berhenti berdoa”
Jadi apabila doa yang kita panjatkan belum diijabah maka
tidak sepatutnya kita menyerah.
Tapi justru sebaliknya kita harus tetap berdoa dan jangan
pernah berhenti berharap kepada Allah.
Editor: Azis
Husein Hasibuan
0 komentar:
Posting Komentar