Ini Hadits Puasa
Syawal, Dilengkapi dengan Niat dan Waktu Menjalankannya
Liputan6.com, Jakarta Hadits puasa Syawal perlu diketahui
serta dipahami bagi umat Muslim. Ya, setelah menjalankan kewajiban berpuasa di
bulan Ramadan selama sbulan penuh, disunahkan juga untuk berpuasa di bulan
Syawal atau puasa Syawal. Rasulullah SAW pun selalu mengajarkan puasa Syawal
ini.
Puasa Syawal ini merupakan puasa sunah enam hari yang
dikerjakan pada bulan Syawal. Salah satu keutamaan bagi umat yang mengerjakan
puasa di bulan Syawal ini adalah akan mendapat pahala seperti berpuasa selama
setahun penuh. Sebagaimana hal ini sudah disabdakan oleh Rasulullah SAW
sendiri, yang berbunyi,
“Barang siapa yang berpuasa Ramadan, kemudian ia ikuti
dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal, ia akan mendapat pahala seperti
setahu penuh”. (HR Muslim).
Nah, untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang puasa yang
memiliki keistimewaan ini, berikut ini Liputan6.com, Senin (10/6/2019) telah
merangkumnya dari berbagai sumber mengenai puasa Syawal ini. Berikut ini hadits
puasa syawal yang dilengkapi dengan niatnya.
Hadits Puasa Syawal
Ya, setelah usai menjalankan ibadah puasa Ramadan, umat
Muslim dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk melaksanakan puasa selama enam hari
pada bulan Syawal. Hal ini sebagaimana telah diceritakan oleh sahabat Abu Ayyub
al-Anshari:
عنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “مَنْ صَامَ
رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ”
Artinya:
Abu Ayyub
al-Anshari bercerita bahwa Rasulullah saw bersabda, “siapa saja yang puasa
Ramadhan, kemudian dia melanjutkan dengan enam hari pada bulan Syawwal maka
jadilah puasanya seperi satu tahun”
Hadits ini
diriwayatkan oleh banyak ulama hadits, diantaranya adalah imam Ahmad, Muslim,
Abu Daud, al-Tirmizi, al_nasai, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban. Kualitas dari
hadits ini adalah shahih, dari segi ilmu hadits maupun dalam pandangan ulama
fikih sepakat mengatakan bahwa hadits ini bisa diamalkan.
Puasa
Syawal merupakan puasa sunah enam hari yang dikerjakan pada bulan Syawal. Salah
satu keutamaan orang yang berpuasa di bulan Syawal akan mendapat pahal seperti
berpuasa selama setahun penuh. Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW yang
berbunyi,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ
أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Artinya:
Rasulullah
SAW bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadan, kemudian ia ikuti dengan
berpuasa enam hari di bulan syawal. Ia akan mendapat pahala seperti puasa
setahun penuh.” (HR Muslim).
Waktu
Menjalankan Puasa Syawal
Untuk mengerjakan
puasa Syawal ini dilakukan setelah hari raya Idul Fitri dan tidak boleh
dilakukan pada hari raya Idul Fitri. Hal ini berdasarkan larangan Rasulullah
SAW yang diriwayatkan dari Umar bin Khattab, beliau berkata
“Ini adalah
dua hari raya yang Rasulullah melarang berpuasa di hari tersebut: Hari raya
Idul Fitri setelah kalian berpuasa dan hari lainnya tatkala kalian makan daging
korban kalian (Idul Adha).”
Puasa
Syawal ini dilaksanakan selama enam hari di bulan Syawal, mulai tanggal dua
Syawal yakni sehari setelah Idul Fitri.
Namun,
Rasullulah SAW tidak mengikat waktu pelaksanaan puasa Syawal harus dimulai di
tanggal dua Syawal. Beliau hanya menegaskan, bahwa jumlah bilangan harinya
saja, yaitu sebanyak enam hari di bulan Syawal.
Hal yang
terpenting dari puasa Syawal ini adalah dilaksanakan sebanyak enam hari di
bulan Syawal. Hanya saja, bagi kamu yang melaksanakannya secara berturut-turut
memiliki keutamaan tersendiri karena mengikuti cara RAsulullah SAW dalam
melaksanakan puasa sunah Syawal.
Namun, hendaknya
untuk tidak berpuasa khusus di hari Jum’at tanpa mengiringinya dengan puasa di
hari Kamis atau Sabtu. Karena hal ini merupakan salah satu larangan dari
Rasulullah, yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah. Dimana yang dijelaskan oleh para
ulama, bahwa larangan itu menegaskan makruhnya puasa di hari Jum’at tanpa
mengiringinya dengan puasa di hari Kamis atau Sabtu.
Niat
Puasa Syawal
Setelah
memahami tentang hadits puasa Syawal dan waktu untuk melaksanakannya, perlu
juga kamu ketahui tentang bacaan niat untuk puasa Syawal ini. Memang, puasa ini
mirip dengan puasa lainnya. Namun, yang membedakan hanyalah pada niatnya.
Untuk
memantapkan hati, dianjurkan bagi kamu yang ingin menjalankan puasa sunnah
Syawal dengan melafalkan niatnya. Berikut ini lafal niat puasa sunnah Syawal.
Nawaitu
shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ. Artinya.
Artinya:
“Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT.”
Bagi kamu
yang mendadak di pagi harinya ingin mengamalkan puasa sunnah Syawal ini,
tentunya juga diperbolehkan baginya untuk berniat sejak kamu berkehendak puasa
sunnah. Karena kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib.
Sedangkan
untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan
belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh. Oleh
karena itu, dianjurkan juga untuk melafalkan niat puasa Syawal di siang hari.
Berikut lafalnya:
Nawaitu
shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.
Artinya:
“Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT.”
Usahakan
untuk Menyelesaikan Qodho Puasa Terlebih Dahulu
Setelah
memahami hadits puasa Syawal, waktu beserta niatnya, hal terakhir yang perlu
kamu pahami adalah tentang ketentuan untuk mendahulukan qodho puasa atau puasa
Syawal. Ya, ternyata kamu harus menunaikan qodho puasa terlebih dahulu agar
mendapatkan ganjaran puasa Syawal, yaitu puasa setahun penuh.
Ibnu Rajab
Al Hambali rahimahullah berkata, “Siapa yang mempunyai kewajiban qodho puasa
Ramadan, hendaklah ia memulai puasa qodho-nya di bulan Syawal. Hal itu lebih
akan membuat kewajiban seorang muslim menjadi gugur. Bahkan puasa qodho’ itu
lebih utama dari puasa enam hari Syawal.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 391).
Begitu pula
beliau mengatakan, “Siapa yang memulai qodho puasa Ramadan terlebih dahulu dari
puasa Syawal, lalu ia menginginkan puasa enam hari di bulan Syawal setelah
qodho-nya sempurna, maka itu lebih baik.
Inilah yang
dimaksud dalam hadits yaitu bagi yang menjalani ibadah puasa Ramadan lalu
mengikuti puasa enam hari di bulan Syawal. Namun pahala puasa Syawal itu tidak
bisa digapai jika menunaikan qodho’ puasanya di bulan Syawal. Karena puasa enam
hari di bulan Syawal tetap harus dilakukan setelah qodho’ itu dilakukan.”
(Lathoiful Ma’arif, hal. 392).
0 komentar:
Posting Komentar