Ciri ciri Suami
Calon Penghuni Surga
Rencongpost.com, Jakarta – Setiap pasangan mendambakan
kehidupan yang enak di dunia dan kekal di akherat. Jika perlu, bereuni di Surga
bersama keluarga besar kita. Ibnu
Taymiyyah berkata, “Sesungguhnya di dunia ini terdapat Surga, barangsiapa yang
tidak memasukinya, maka ia tidak akan memasuki Surga akhirat.”
Allah Subhanahu Wata’ala pernah bernaji dalam Al-Quran
Surat Yasin 55-58. “Sesungguhnya penghuni Surga pada hari itu bersenang-senang
dalam kesibukan (mereka).Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat
yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan.Di Surga itu mereka memperoleh
buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta.(Kepada mereka dikatakan):
“Salam”, sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.”
Para suami, sebagai kepala keluarga, bisa memboyong anak
dan istrinya menuju Surga. Tapi ada syaratnya. Inilah ini ciri-ciri suami yang
bisa mengajak istri, anak dan keluarga melakukan reuni di Surga.
1.Beriman pada Allah
Suami calon penghuni Surga yang selalu berusaha mengajak
keluarganya menjadi lebih baik dalam hal apapun. Ia mendidik dan membimbing
anak dan istrinya kepada keimanan, bukan jalan kesesatan. Ia juga suami yang
senantiasa menjaga anak dan istrinya dari fitnah dunia dan fitnah zaman,
menjaga aurat istri dan putra/putrinya, tidak membiarkan keluarganya masuk
dalam pergaulan bebas dan melanggar syariat Islam.
”Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan
keluargamu dari (siksa) api Neraka…” (QS: At-Tahrim 6)
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan,
oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas
sebahagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (QS: An-Nisaa’: 34).
“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah
Ismail (yang tersebut) di dalam al-Qur’an. Sesungguhnya dia adalah seorang yang
benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi. Dan dia (selalu)
memerintahkan kepada keluarganya untuk (menunaikan) shalat dan (membayar)
zakat, dan dia adalah seorang yang di ridhoi di sisi Allah.” (QS: Maryam:
54-55).
2. Beramal Shaleh
“Siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki
maupun perempuan dan dia beriman (kepada Allah dan Rasulnya), maka sesungguhnya
akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri
balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.” (QS: An-Nahl :97).
3. Suami yang Berbakti pada Orang Tua (tanpa meninggalkan
keluarga)
”Orangtua adalah pintu Surga yang paling tengah, apabila
kau mau maka sia-siakanlah pintu tersebut atau peliharalah.” (HR. Tirmidzi).
“Beribadahlah kepada Allâh dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang
ibu-bapak.” [QS: An-Nisa’/4:36]
4. Beraklak Mulia dan Berbuat Baik pada Istri dan
Keluarganya
Rasulullah Muhammad ﷺ bersabda yang artinya :
“Sebaik-baik kalian adalah yang berbuat baik kepada
keluarganya. Sedangkan aku adalah orang yang paling berbuat baik pada keluargaku.”
(HR. At-Tirmidzi)
Suami calon penghuni Surga, ia seorang memiliki akhlak
mulia. Terutama pada keluarganya. Inilah 5 hal perbuatan mulia para suami yang
insyaAllah dijamin Surga;
Mua’syaroh bil ma’ruf (mempergauli dengan ma’ruf)
Rasulullah ﷺ mengatakan, “Sebaik-baik kalian para suami, adalah orang yang paling baik
pada keluarganya. Dan saya adalah orang yang paling baik di antara kalian,
kepada keluargaku.” (HR at Tirmidzi dan Ibnu Hibban)
Berwasiat yang baik kepada Istri
Kebanyakaan para istri mengedapankan emosi. Tetapi para
suami, tetap diwajibkan berkata dan berkomunikasi yang baik kepada pra
istrinya.
Para ulama menafsirkan; Berilah pesan yang baik pada
istrimu, terakhir laksanakan pesan Nabi ﷺ agar para suami bisa bersikap
ma’ruf pada istri.
“Ketahuilah, berwasiatlah tentang kebaikan terhadap para
wanita (para istri), karena mereka hanyalah tawanan di sisi (di tangan) kalian,
kalian tidak menguasai dari mereka sedikit pun kecuali hanya itu, terkecuali
bila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Bila mereka melakukan hal itu,
boikotlah mereka di tempat tidurnya dan pukullah mereka dengan pukulan yang
tidak meninggalkan bekas. Namun bila mereka menaati kalian, tidak ada jalan
bagi kalian untuk menyakiti mereka.” (HR: At Tirmidzi).
Melihat kebaikan, Bukan Kekurangannya
Di dunia ini tidak ada kesempurnaan, karena kesempurnaan
hanya milik Allah. Karena itu Nabi ﷺ berpesan;
“Janganlah seorang suami memarahi Istri, jika tidak
senang perangai istri, lihatlah kebaikan/kelebihannya yang lain.”
Banyak suami kurang suka istri cerewet, tetapi banyak
kelebihan dan cerewetnya istri shalihat justru melahirkan anak-anak sholeh dan
sholihah.
Penuhi Hak-hak & Kebutuhan sehari-hari
Mu’awiyah bin Haidah bertanya Wahai Rasulullah, apakah
hak istri salah seorang dari kami terhadap suaminya?” Rasulullah n
menjawab:“Engkau beri makan istrimu bila engkau makan, dan engkau beri pakaian
bila engkau berpakaian. Jangan engkau pukul wajahnya, jangan engkau
jelekkan[1], dan jangan engkau boikot kecuali di dalam rumah.” (HR. Abu Dawud).
Selalu Berupaya Berbuat Baik pada istri
“Paling sempurnanya orang-orang beriman, yakni orang yang
baik akhlaknya. Dan seabaik-baik kalian adalah orang yang paling baik pada
istrinya.” (HR: At Tirmidzi).
Dalam Kitab Raudhatul Muttaqin, Syeikh Hasan Al Basri
mengatakan hakikat ahsanul khuluq adalah, betul-betul mencurahkan kebaikannya
(menguras kebaikan) pada istrinya. Dan tidak pernah menyakiti istri baik
melalui ucapan, muka atau dengan gerak-geriknya.
Tidak Pelit dan Memberi Belanja Terbaik pada Istri dan
Keluarga
Dari Abu Hurairah ia berkata; Rasūlullāh shallallāhu
‘alayhi wa sallam bersabda: “Dinar (harta) yang kamu belanjakan di jalan Allah
dan dinar (harta) yang kamu berikan kepada seorang budak wanita, dan dinar yang
kamu sedekahkan kepada orang miskin serta dinar yang kamu nafkahkan kepada
keluargamu. Maka yang paling besar ganjaran pahalanya adalah yang kamu
nafkahkan kepada keluargamu.” (HR Muslim).
“Dinar yang paling utama yang dibelanjakan oleh seseorang
adalah dinar yang dinafkahkan untuk keluarganya, dan dinar yang dibelanjakan
oleh seseorang untuk tunggangannya dalam jihad di jalan Allah ‘azza wa jalla
dan dinar yang diinfakkan oleh seseorang untuk teman-temannya di jalan Allah
subhanahu wa ta’ala.” (HR. Muslim).
“Seseorang dianggap melakukan dosa, jika dia
menyia-nyiakan orang yang orang yang wajib dia nafkahi (anak/istri).” (HR.
Ahmad). (CK)
Oleh: Nurcholis
0 komentar:
Posting Komentar