4 Cara yang Bisa
Ditempuh Muslim untuk Meraih Surga-Nya
REPUBLIKA.CO.ID, Umat Islam dikaruniai beragam cara untuk
mendapatkan kebahagian di surga kelak. Ragam cara tersebut sebagian ada yang
berkaitan langsung dengan hubungan kepada Allah SWT dan yang berkaitan pula
dengan sesama makhluk.
Pernah Ditawari Hadiah untuk Maksiat? Ingat Pesan
Rasulullah Corona, Tunisia Tunda Layanan Orang yang Ingin Memeluk Islam Media
Lokal Inggris Minta Maaf Menyinggung Komunitas Islam
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Thabrani, Abu
Darda berkata, "Rasulullah SAW telah memberi wasiat kepadaku agar aku
melihat kepada orang yang lebih rendah daripadaku dan tidak melihat kepada
orang yang berada di atasku, mencintai orang-orang miskin dan mendekati mereka,
menyambung tali silaturahim dengan orang yang memutuskan hubungan denganku,
berkata atas nama Allah dan tidak takut dalam menegakkan kebenaran di jalan
Allah, tidak meminta apa pun dari orang lain, dan memperbanyak bacaan hawqalah.
Sesungguhnya semua itu adalah bekal menuju surga."
Ada beberapa prinsip hidup yang terkandung dalam hadis di
atas yang jika dipegang teguh akan mengantarkan setiap Muslim menjadi penghuni
surga.
Pertama, tidak tergoda oleh gemerlap kenikmatan dunia. Ia selalu
melihat kepada orang yang lebih rendah dalam hal urusan dunia. Dengan begitu,
ia tidak akan diperbudak nafsu untuk mengejar kenikmatan dunia.
Baginya, kepuasan yang sesungguhnya bukan karena
melimpahnya harta dan benda, tetapi karena keberhasilannya mensyukuri nikmat
Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, "Bukanlah kekayaan itu dengan
melimpahnya harta dan benda, melainkan kekayaan itu adalah kekayaan jiwa."
(HR Abu Ya'la).
Kedua, meningkatkan ibadah sosial. Dalam hidup, setiap Muslim
tidak hanya cukup dengan ibadah ritual tetapi juga ibadah sosial. Ini dapat
dilakukan dengan memberi perhatian kepada orang miskin. Sikap ini akan
melahirkan kesadaran bahwa hikmah perbedaan kondisi kehidupan manusia adalah
agar satu sama lain saling menolong.
Menyambung tali silaturahim dengan orang yang telah
memutuskan hubungan dengan kita juga merupakan bentuk ibadah sosial. Ini hanya
bisa dilakukan oleh orang yang ikhlas dan berjiwa besar.
Rasa kasih sayang telah mengalahkan prasangka buruk
terhadap orang lain. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang ingin
dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung
tali silaturahim." (HR Bukhari Muslim).
Ketiga, berjuang menegakkan kebenaran di jalan Allah. Ini
adalah perjuangan yang sangat mulia di sisi Allah. Orang yang yakin atas
pertolongan Allah, ia tidak akan mundur dalam memperjuangkan kebenaran. Puncak
kebahagiaan adalah ketika kebenaran berhasil mengalahkan kebatilan. Allah
berfirman, "Kebenaran itu datang dari Tuhanmu. Dan janganlah kamu
sekali-kali termasuk orang-orang yang ragu terhadap kebenaran itu."
(QS 2:147).
Keempat, hidup mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain.
Ini berarti bahwa setiap orang diperintahkan untuk berusaha dan bekerja dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hidup sederhana dengan hasil keringat sendiri lebih baik
daripada hidup berlimpah tetapi dari pemberian orang lain. Rasulullah SAW
bersabda, "Tidaklah sekali-kali seseorang itu makan makanan lebih baik
daripada apa yang dimakannya dari hasil jerih payahnya sendiri. Dan Nabi Daud
AS itu makan dari hasil jerih payahnya sendiri." (HR. Bukhari).
0 komentar:
Posting Komentar