Sabda Rasulullah
Soal Usia ke 40
REPUBLIKA.CO.ID, Ali bin Ali Thalib berkata, ''Alangkah
cepatnya jam demi jam dalam satu hari, alangkah cepatnya hari demi hari dalam
satu bulan, alangkah cepatnya bulan demi bulan dalam setahun, alangkah cepatnya
tahun demi tahun dalam umur manusia.''
Dalam hidup manusia terdapat tonggak-tonggak umur yang
sangat penting, di antaranya umur empat puluh tahun sebagaimana tertera dalam
Alquran (Al-Ahqaf: 15--16). Nabi Muhammad SAW juga mengilustrasikan dalam
sebuah hadisnya, ''Bila seseorang sudah mencapai usia empat puluh tahun, lalu
kebaikannya tidak mengatasi kejelekannya, setan mencium di antara kedua matanya
dan berkata, 'inilah manusia yang tidak beruntung'. ''
Dalam riwayat lain, Nabi bersabda, ''Barang siapa umurnya
sudah melebihi empat puluh tahun sedang kebaikannya tidak lebih banyak dari
kejelekannya, hendaklah ia mempersiapkan keberangkatannya ke neraka.''
Dari dua hadis tersebut di atas, Nabi SAW menganjurkan
umatnya untuk memeriksa amal perbuatannya setiap kali menyadari umurnya kian
bertambah. Dengan demikian, umur merupakan aset sekaligus pertanggungjawaban.
Kita bisa beruntung dan celaka dengan umur panjang kita.
Semuanya bergantung pada amal yang kita perbuat. Syahdan,
menurut beberapa riwayat, sebelum Rasulullah SAW mengembuskan nafas
terakhirnya, beliau mengatakan, ''Ummati, ummati, ummati,'' dengan lirih dan
sendu.
Kata ummati yang diungkapkan beliau itu sinonim dari kata
komunitas atau masyarakat yang menurut Chairil Anwar dalam salah satu puisinya
adalah laksana lautan, terkadang bergelombang dan bergolak yang melambangkan
keteguhan dan keperkasaan seakan siap menelan dan menghantam semua yang
dihadapi.
Di lain waktu, ia laksana hamparan biru permadani yang
menggambarkan ketenangan dan kedamaian. Namun, laut juga bisa diibaratkan
sebagai "tong sampah", tempat pembuangan segala macam kotoran,
sampah, limbah, dan sebagainya.
Konteks yang diungkap Rasulullah tersebut merupakan
refleksi dari pertanyaan siapakah di antara kita yang semangat imannya terus
bergelombang seiring dengan pertambahan umurnya? Siapa pula yang tetap tenang
dan tenteram meski cobaan datang bertubi-tubi?
Siapakah di antara kita yang justru tidak memanfaatkan
sisa umur ini dalam kebaikan dan keimanan? Orang semacam inilah bak tong sampah,
tempat pembuangan kotoran sosial maupun kultural. Toh, umur ditentukan oleh
mutunya, bukan panjangnya. Rasulullah menyimpulkannya dalam dua kalimat,
''Manusia paling baik ialah yang panjang umurnya dan baik amal perbuatannya.
Manusia paling buruk ialah yang panjang umurnya dan buruk amalnya.''
Oleh Ahmad Fatoni
1 komentar:
Izin ya admin..:)
Halloo kami dari ARENADOMINO ingin mengajak anda semua pecinta games poker untuk bermain disini permainan fairplay menanti anda semua dan 100% no robot player vs player
yuk silahkan langsung bermain dengan kami proses mudah cepat dan nyaman jika kesulitan dalam pendaftaran dapat juga dibantu ya bisa dari live chat ataupun dari WA +855 96 4967353 silahkan ..
Posting Komentar