Misteri Energi
Tahajjud
Shalat Tahajjud Dimata Para Ilmuan. Sebelum diungkapnya
beberapa penelitian ilmiah tentang manfaat shalat tahajud bagi kesehatan
manusia, Rasulullah telah mengungkapnya terlebih dahulu dengan sabda beliau:
"Shalat tahajjut dapat menghapus dosa, mendatangkan ketenangan dan
menghindari penyakit (HR Turmudzi)" Mengapa sholat tahajud dapat
menghindarkan seseorang dari penyakit? Apa yang terjadi pada tubuh seseorang
saat ia melakukan shalat tahajud? Penyakit-penyakit apa saja yang dapat
disembuhkan melalui shalat tahajud? Itulah beberapa pertanyaan yang ingin
dijawab oleh para peneliti. Gerakan sholat Dr.Bahar Azwar, SpB Onk, seorang
spesiali bedah umum dan supersialis bedah onkologi dari FKUI/RSCM dalam bukunya
mengatakan: "Shalat dimulai dengan takbir.Bagi kesehatan ia adalah awal
dari operasi gabungan yang disertai oleh semuasistem tubuh seperti pertahanan,
aliran getah bening,pernapasan, pengembangan dan pengempisan paru, pencernaan,
pijatan usus, kerangka, olahraga tulang dan otot, makanan, darah, penglihatan,
mata yang dipusatkan, pendengaran, telinga, yang diistrahatkan, rohani yang
diserahkan mutlak kepadanya, dan sistem lain sesuai dengan kodratnya".
Seorang Doktor ahli saraf asal Amerika tertarik memeluk Islam setelah ia
melakukan kajian saraf. Ia mengatakan terdapat beberapa urat saraf di dalam
otak manusia tidak dimasuki oleh darah. Padahal setiap inci otak manusia
memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal. Setelah melakukan
kajian yang memakan waktu akhirnya ia menemukan bahwa darah tidak akan memasuki
urat saraf di dalam otak tersebut melainkan ketika seseorang melakukan sholat
yaitu ketika sujud. Urat tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu
saja. Ini artinya darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikuti kadar
sembahyang 5 waktu yang diwajibjan oleh Islam. Gerakan shalat mirip yoga
Menurut seorang ahli sufi, Prof Hazrat Syah Maqshud Ahadiq Angha, dalam
kitabnya yang berjudul Al-Shalah, kelima sikap tubuh saat shalat mampu
menyelaraskan aspekaspek pikiran (niat dan keinginan), kata-kata (pelafalan),
dan tindakan, sehingga meningkatkan kesehatan dan penyembuhan dalam sebuah
medan energi. Sikap sujud mirip dengan sikap yoga yang disebut shashaungasana
atau sikap kelinci. Gerakan menekankan jidat atau puncak kepala ke tanah secara
berulang merupakan langkah strategis untuk mengaktifkan, merangsang, dan
mengalirkan kelenjar pineal. Kelenjar pineal adalah jendral bagi hormon-hormon
lain yang menstabilkan dan memadu organ dalam berbagai proses fisiologis.
Proses ini di antaranya kegiatan elektis pada sistem saraf pusat, kegiatan
penggerak, siklus bangun/tidur dan temperatur. Kelenjar ini juga memproduksi
sejumlah neurotransmitter, termasuk serotonin, dopamine, dan melatonin yang
semuanya bertanggung jawab atas keseimbangan otak. Serotonin mengatur suasana
hati, seperti juga endorfin mengontrol rasa sakit. Dopamine merangsang
temperatur dan metabolisme yang menambah tingkat energi, kesiagaan dan
kemampuan mental. Melatonin menentukan siklus pola tidur dan paling banyak
diproduksi di malam hari (paling sedikit di siang hari), puncaknya pukul 02.00
dinihari, ketika shalat tahajud berlangsung. Posisi berdiri tegak juga memiliki
arti khusus. Dalam yoga, sikap ini disebut tadasana atau sikap gunung (mountain
pose). Dengan melatih berdiri tegak terusmenerus secara benar akan memberi
kekuatan pada paha lutut, leher dan pundak. Sikap gunung akan memperbaiki
postur tubuh, sehingga tidak bungkuk dan menyeimbangkan pikiran. Gerakan
membungkuk (ruku) dalam yoga berfungsi untuk menenangkan ritme napas. Juga
membuat panas tubuh meningkat. Sistem saraf yang berada di punggung dirangsang
dengan gerakan ini, sehingga pikiran menjadi tenang. Gerakan ini bisa mengatasi
insomnia dan sangat bagus dilakukan sebelum tidur. Bila kita membungkuk
benar-benar dan melakukan pernapasan dengan benar, maka dapat membantu
mengurangi ketegangan di otot wajah. Wajah menjadi rileks karena seluruh darah
dialirkan ke wajah. Sehat dengan shalat tahajud Dari segi medis sholat tahajud
dapat mempengaruhi kerja jantung dan kelenturan tulang belakang. Penelitian ini
dilakukan oleh Rabuthah al alam al Islam, organisasi ilmu-ilmu kedokteran Islam
Amerika, asosiasi Islam kedokteran di Kuwait, organisasi masjid-masjid
international, dan universitas Al-Azhar. Pada kesempatan itu Dr. Salwa Muhammad
Rusydi, guru besar Universitas Hilwan pada fakultas pendidikan olahraga
berujar,”Saya berpesan melalui forum ini agar semua pihak memberikan motivasi
kepada setiap muslim agar rajin mengerjakan sholat secara umum khususnya sholat
tarawih (termasuk qiyamul lail) yang telah terbukti manfaatnya bagi kesehatan
tubuh.” Namun apa yang sebenarnya terjadi sehingga shalat tahajud dapat
menyehatkan tubuh? Sebuah penelitian ilmiah telah membukikan bahwa shalat
tahajud dapat membebaskan orang dari pelbagai penyakit. Mohammad Sholeh, Seorang
dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya dalam usahanya mempertahankan
disertasi doktornya, mengatakan bahwa shalat tahajud yang dilakukan secara
rutin, benar, khusuk dan ikhlas akan membebaskan seseorang dari serangan
infeksi dan kanker. Ia melontarkan pernyataan itu dalam disertasinya yang
berjudul Pengaruh Shalat Tahajud terhadap Peningkatan Perubahan Response
Ketahanan Tubuh Imonologik: Suatu Pendekatan Psikoneuroimunologi. Sholeh
melakukan penelitian ini terhadap 51 siswa SMU Lukmanul Hakim Pondok Pesantren
Hidayatullah Surabaya. Dari 51 siswa hanya 23 yang sanggup bertahan menjalankan
shalat tahajud selama sebulan penuh. Setelah diuji lagi tinggal 19 siswa yang
bertahan shalat tahajud selama dua bulan. Shalat dimulai pukul 02-00 hingga 3:30
sebanyak 11 rakaat. Selanjutnya hormon kortisol mereka diukur di tiga
laboratorium di Surabaya. (Paramita, Prodia dan Klinika). Hasilnya, ditemukan
bahwa kondisi tubuh seseorang yang rajin bertahajud secara ikhlas berbeda jauh
dengan orang yang tidak melakukan tahajud. Mereka yang rajin dan ikhlas
bertahajud memiliki ketahanan tubuh dan kemampuan individual untuk menaggulangi
masalah-masalah yang dihadapi dengan stabil. Jadi shalat tahajud selain
bernilai ibadah, juga sekaligus sarat dengan muatan psikologis yang dapat
mempengaruhi kontrol kognisi. Dengan cara memperbaiki persepsi dan motivasi
positif dan coping16 yang efektif, emosi yang positif dapat menghindarkan
seseorang dari stress. Menurut Sholeh, orang stress itu biasanya rentan sekali
terhadap penyakit kanker dan infeksi. Dengan shalat tahajud yang dilakukan
secara rutin dan disertai perasaan ikhlas serta tidak terpaksa, seseorang akan
memiliki respons imun yang baik, yang kemungkinan besar akan terhindar dari
penyakit infeksi dan kanker. Dan, berdasarkan hitungan teknik medis menunjukan,
shalat tahajud yang dilakukan seperti itu membuat orang mempunyai ketahanan
tubuh yang baik. Sholeh mengukur kadar hormon kortisol (glukokortikoid alami
utama yang dikeluarkan korteks adrenal. Zat ini memengaruhi metabolisme
glukosa, protein, dan lemak) bisa diketahui apakah seseorang mengalami stres
atau tidak. Pada mereka yang berhasil melakukan shalat tahajud sampai dua
bulan, hormon ini meningkat. Ini pertAnda orang tersebut ikhlas dan tidak
stres,” katanya. Meningkatnya hormon ini akan disertai dengan meningkatnya
kandungan serotonin, epinefrin, dan endorfin. Hormon-hormon inilah yang membuat
kita merasa tenang dan tenteram. Sebaliknya, tingkat acetylcholine pada ke-19
orang ini menurun. Acetylcholine adalah ester asam asetat dari kolin yang
berfungsi sebagai neurotransmiter atau bahan kimia yang berfungsi menyampaikan
pesan dari sel saraf yang satu ke sel saraf yang lain.“Bila bahan kimia ini
meningkat, itu tandanya orang lagi stres. Akibat lanjutannya orang akan mudah
marah, cemas, dan khawatir’ tuturnya. Stres juga ditAndai oleh meningkatnya
kandungan vasopressin atau hormon yang dikeluarkan hipotalamus (bagian otak).
“Bila tingkat vasopressin tinggi dan menumpuk terus-menerus, daya tahan tubuh
orang akan menurun. Orang akan mudah kena kanker. “Dengan sendirinya berbagai
sistem imun yang ada di tubuh seperti makrofag, basofil, monosit, dan lainnya
tidak akan terproduksi,” katanya. Ikhlas dan kontinyu Namun pada saat yang
sama, shalat tahajud pun Bisa Mendatangkan Stres, terutama bila Tidak
Dilaksanakan Secara Ikhlas dan Kontinyu. "Jika tidak dilaksanakan dengan
ikhlas, bakal terjadi kegagalan dalam menjaga homeostasis atau daya adaptasi
terhadap perubahan pola irama pertumbuhan sel yang normal, tetapi jika dijalankan
dengan ikhlas dan kontinyu akan sebaliknya”, tuturnya. Dengan begitu,
keikhlasan dalam menjalankan shalat tahajud menjadi sangat penting. Selama ini
banyak kiai, dan intelektual berpendapat bahwa ikhlas adalah persoalan
mental-psikis. Artinya, hanya Allah swt yang mengetahui dan mustahil dapat
dibuktikan secara ilmiah. Namun lewat penelitiannya, Sholeh berpendapat lain.
Ia yakin, secara medis, ikhlas yang dipandang sebagai sesuatu yang misteri itu
bisa dibuktikan secara kuantitatif melalui indikator sekresi hormon kortisol.
"Keikhlasan Anda dalam shalat tahajud dapat dimonitor lewat irama
sirkadian, terutama pada sekresi hormon kortisolnya", kata pria yang
meraih gelar doktor pada bidang psikoneoroimunologi dari Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga ini. Dijelaskan Sholeh, jika ada seseorang yang merasakan
sakit setelah menjalankan shalat tahajud, besar kemungkinan itu berkaitan
dengan niat yang tidak ikhlas, sehingga gagal terhadap perubahan irama
sirkadian tersebut. Gangguan adaptasi itu tercermin pada sekresi kortisol dalam
serum darah yang seharusnya menurun pada malam hari. Apabila sekresi kortisol
tetap tinggi, maka produksi respon imunologik akan menurun sehingga berakibat
munculnya gangguan kesehatan pada tubuh seseorang. Sedangkan sekresi kortisol
menurun, maka indikasinya adalah terjadinya produksi respon imunologik yang
meningkat pada tubuh seseorang. Niat yang tidak ikhlas, kata Sholeh, akan
menimbulkan Kekecewaan, Persepsi Negatif, dan Rasa Tertekan. Perasaan negatif
dan tertekan itu menjadikan seseorang rentan terhadap serangan stres. Dalam
kondisi stres yang berkepanjangan yang ditAndai dengan ingginya sekresi
kortisol, maka hormon kortisol itu akan bertindak sebagai imunosuprsif yang
menekan proliferasi limfosit yang akan mengakibatkan imunoglobulin tidak
teinduksi. Karena imunoglobulin tidak terinduksi maka sitem daya tahan tubuh
akan menurun sehingga rentan terkena infeksi dan kanker. Kanker, seperti
diketahahui adalah pertumbuhan sel yang tidak normal. Nah, bila melaksanakan
shalat tahajud dengan ikhlas dan kontinyu akan dapat merangsang pertumbuhan sel
secara normal sehingga membebaskan pelaku shalat tahajud dari berbagai penyakit
dan kanker/tumor ganas. Menurutnya, shalat tahajud yang dijalankan dengan
tepat, kontinyu, khusuk dan ikhlas dapat menimbulkan persepsi dan motivasi
positif sehingga menimbulkan coping mechanism yang efektif. Sholeh menjelaskan,
respon emosional yang positif atau coping mechanism dari pengaruh shalat
tahajud ini berjalan mengalir dalam tubuh dan diterima oleh batang otak.
Setelah di format dengan bahasa otak, kemudian ditransmisikan ke salah satu
bagian otak besar yakni Talamus. Kemudian, Talamus menghubungi Hipokampus
(pusat memori yang vital untuk mengkoordinasikan segala hal yang diserap indra)
untuk mensekresi GABA17 yang bertugas sebagai pengontrol respon emosi, dan
menghambat Acetylcholine, Serotonis dan neurotransmiter yang lain yang
memproduksi sekresi kortisol. Selain itu, Talamus juga mengontak prefrontal
kiri-kanan dengan mensekresi dopamin dan menghambat sekresi seretonin dan
norepinefrin. Setelah terjadi kontak timbal balik antara
Talamus-Hipokampus-Amigdala-Prefrontal kiri-kanan, maka Talamus mengontak ke
Hipotalamus untuk mengendalikan sekresi kortisol. Tidur dan shalat tahajud
Umumnya manusia mengatakan tidur malam perlu antara enam hingga delapan jam
sehari. Tetapi pendapat ini ditolak oleh ilmuan Barat seperti Dr. Ray Meddis,
seorang profesor di Department of Human Sciences, England University of
Technology yang mengatakan bahwa manusia sebenarnya hanya perlu tidur malam
selama tiga jam saja. Kita merasa bahwa tidur malam kita selalu tidak cukup.
Ini karena kita tidak terlatih atau tidak mengikuti aturan yang semestinya
dilakukan ketika hendak tidur. Ada beberapa aturan yang semestinya diperhatikan
saat kita hendak tidur guna melakukaan shalat tahajud saat kita bangun: 1.Makan
malam yang sedikit sekedar sebagai alas perut supaya tidak lapar. Jika kita
terlalu banyak makan, maka hal ini akan membuat kita cepat mengantuk dan susah
untuk bangun dari tidur. 2. Tunaikan shalat Isya sebelum tidur. 3. Bersihkan
tempat tidur seperti kasur, bantal dan selimut dari kotoran maupun debu-debu
yang menempel. 4. Amalkan doa-doa sebelum tidur seperti yang diajarkan
Rasulullah s.a.w 5. Kurangkan secara perlahan lama tidur dari delapan jam
sehari menjadi tujuh jam sehari untuk bulan pertama latihan. Pada bulan kedua
kurangkan lama tidur dari tujuh jam menjadi enam jam sehari. Begitu seterusnya
hingga masa tidur kita hanya tiga jam sehari.
0 komentar:
Posting Komentar