Wanita Dunia
Penghuni Surga Lebih Cantik dari Bidadari Surga
Kita mungkin pernah mendengar ungkapan untuk memotivasi
para wanita “agar bidadari cemburu padamu”. Maksud ungkapan tersebut adalah
wanita dunia yang masuk surga akan lebih cantik dan lebih baik keadaannya
dibandingkan bidadari surga. Ungkapan ini benar. Hanya saja, di surga tidak ada
rasa cemburu dan hasad lagi.
Sering kali wanita di dunia tidak “terlalu suka” dengan
penjelasan bidadari surga dan kecantikan mereka. Padahal dengan membahas hal
tersebut, mereka akan tahu bahwa mereka lebih baik keadaannya daripada bidadari
surga.
Sebuah pertanyaan diajukan kepada Syaikh Muhammad bin
Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah,
هل
الأوصاف التي ذكرت للحور العين في القرآن تشمل نساء الدنيا يا فضيلة الشيخ؟
“Apakah
sifat-sifat (kecantikan) bidadari dalam Al-Qur’an juga mencakup sifat para
wanita dunia (yang masuk surga), wahai syaikh?
Beliau
menjawab,
الذي يظهر لي أن نساء الدنيا
يكنّ خيراً من من الحور العين حتى في الصفات الظاهرة، والله أعلم.
“Pendapat
terkuat menurutku bahwa wanita dunia lebih baik daripada bidadari, termasuk
sifat dan karakteristik lahiriahnya (penampilan dan kecantikan), wallahu
a’lam.” (Fatwa Nur ‘Alad Dard, kaset 283)
Di
kesempatan lain, beliau menjelaskan bahwa para suami mereka (wanita dunia)
lebih tertarik pada wanita dunia (istri mereka di dunia) dibandingkan bidadari.
Beliau rahimahullah berkata,
المرأة الصالحة في الدنيا-
يعني: الزوجة- تكون خيراً من الحور العين في الآخرة ، وأطيب وأرغب لزوجها
“Wanita
shalihah di dunia, yaitu para istri, lebih baik daripada bidadari di akhirat,
lebih cantik dan lebih menarik bagi suaminya.” (Fatwa Nur ‘Alad Dard 2: 4,
Syamilah)
Ahli Tafsir
Al-Qurthubi rahimahullah, menjelaskan bahwa wanita dunia lebih baik dan lebih
cantik dari bidadari karena amal baik mereka di dunia, berbeda dengan bidadari
yang langsung Allah Ta’ala ciptakan di dalam surga. Wanita dunia juga akan
menjadi ratu dan tuan putri di surga. Beliau rahimahullah berkata,
حال المرأة المؤمنة في الجنة
أفضل من حال الحور العين وأعلى درجة وأكثر جمالا ؛ فالمرأة الصالحة من أهل الدنيا
إذا دخلت الجنة فإنما تدخلها جزاءً على العمل الصالح وكرامة من الله لها لدينها
وصلاحها ، أما الحور التي هي من نعيم الجنة فإنما خُلقت في الجنة من أجل غيرها
وجُعلت جزاء للمؤمن على العمل الصالح ….؛ فالأولى ملكة سيدة آمرة ، والثانية – على
عظم قدرها وجمالها – إلا أنها ـ فيما يتعارفه الناس ـ دون الملكة ، وهي مأمورة من
سيدها المؤمن الذي خلقها الله تعالى جزاءً له
“Keadaan
wanita beriman di surga lebih utama dari bidadari dan lebih tinggi derajat dan
kecantikannya. Wanita shalihah dari penduduk dunia masuk surga sebagai balasan
atas amal saleh mereka. Hal ini adalah kemuliaan dari Allah untuk mereka karena
bagusnya agama dan kebaikan mereka. Adapun bidadari adalah bagian dari
kenikmatan surga. Mereka diciptakan di dalam surga sebagai kenikmatan bagi
makhluk selainnya, sebagai balasan bagi orang beriman atas amal salihnya.
Jenis yang
pertama, (yaitu wanita dunia) adalah sebagai ratu, tuan putri, dan yang
memerintah. Adapun jenis kedua, (bidadari surga) dengan keagungan kedudukan dan
kecantikannya – sebagaimana yang diketahui oleh manusia – maka kedudukan
bidadari di bawah ratu. Dia menjadi pelayan bagi tuannya yang beriman yang
Allah ciptakan sebagai balasan bagi orang beriman.” (Tafsir Al-Qurthubi, 16:
154)
Berbahagialah
wahai para wanita dunia, dengan beramal salih dan berdoa kepada Allah Ta’ala
agar dimasukkan surga Allah yang tertinggi. Kenikmatan surga tidak dapat
dibayangkan sedikit pun, kecantikan para wanita surga kelak tidak bisa
dibayangkan sedikit pun.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam menukil firman Allah Ta’ala dalam hadis qudsi,
يَقُوْلُ اللهُ : أَعْدَدَتُ
لِعِبَادِيَ الصَّالِحِيْنَ مَا لاَ عَيْنٌ رَأَتْ وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلاَ
خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَر، وَاقْرَأُوا إِنْ شِئْتُمْ فَلاَ تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا
أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
“Allah
telah berfirman, ‘Aku telah menyiapkan bagi hamba-hambaku yang salih (di surga)
kenikmatan-kenikmatan yang tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pernah
terdengar oleh telinga, dan tidak pernah terbetik dalam benak manusia.” (HR.
Bukhari dan Muslim).
Penyusun: dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Artikel: www.muslim.or.id
0 komentar:
Posting Komentar