Keutamaan Syukur
Nikmat Dibanding Sabar atas Musibah
Imam Al-Ghazali menjelaskan keutamaan nikmat dibanding
musibah bagi umat Islam. Dari banyak dalil keutamaan sabar, kita seakan
memahami bahwa musibah atau bala lebih utama. Lalu apakah kita meminta musibah?
Imam Al-Ghazali menerangkan bahwa nikmat lebih utama
daripada bala atau musibah. Tidak ada jalan bagi kelebihan musibah atau bala di
atas nikmat karena Nabi Muhammad SAW dan para nabi sebelumnya selalu meminta
kebaikan dunia dan akhirat.
عن رسول الله صلى الله عليه وسلم أنه كان يستعيذ فى دعائه
من بلاء الدنيا وبلاء الآخرة وكان يقول هو والأنبياء عليهم السلام ربنا آتنا فى
الدنيا حسنة وفى الآخرة حسنة وكانوا
يستعيذون من شماتة الأعداء وغيرها
Artinya, “Dari Rasulullah SAW, ia memohon perlindungan
dalam doanya dari bala dunia dan bala akhirat. Ia dan para nabi berdoa, ‘Tuhan
kami, berikan kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat,’ (HR Bukhari,
Muslim, Abu Dawud, dan An-Nasai). Mereka juga berlindung dari caci maki musuh
dan keburukan lain,” (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr:
2018 M/1439-1440 H], juz IV, halaman 140).
Imam Al-Ghazali membawa riwayat Sayyidina Ali perihal
keutamaan nikmat dibanding musibah atau bala. Suatu hari Sayyidina Ali berdoa,
“Ya Allah, aku memohon kesabaran.” Rasulullah kemudian mengoreksinya. “Kau tadi
meminta bala kepada Allah? Mintalah afiat kepada-Nya,” kata Rasulullah SAW, (HR
At-Tirmidzi). (Al-Ghazali, 2018 M: IV/140).
Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq ra meriwayatkan hadits
Rasulullah SAW yang memerintahkan, “Mintalah kesehatan kepada Allah. Tidak ada
pemberian untuk seseorang yang melebihi kesehatan selain keyakinan,” (HR Ibnu
Majah). Keyakinan yang dimaksud dalam hadits ini adalah kesehatan batin dari
penyakit hati seperti kebodohan dan keraguan.
Imam Al-Ghazali juga mengutip Imam Al-Hasan Al-Bashri
yang mengatakan, “Kebaikan yang tidak mengandung kekurangan padanya adalah
kesehatan yang disertai syukur nikmat. Pasalnya, berapa banyak orang yang
dianugerahi nikmat tidak mensyukurinya?”
Mutharrif bin Abdullah, kutip Imam Al-Ghazali,
mengatakan, “Aku sehat dan aku mensyukurinya lebih kusukai daripada aku diberi
musibah dan aku bersabar.” (Al-Ghazali, 2018 M: IV/141).
Rasulullah dalam doanya yang diriwayatkan Ibnu Ishak
dalam sirahnya mengatakan, “Ya Allah, nikmat sehat dari-Mu lebih aku sukai.”
(Al-Ghazali, 2018 M: IV/141).
Dari berbagai riwayat ini, Imam Al-Ghazali menyimpulkan
bahwa syukur atas nikmat lebih utama daripada sabar atas bala atau musibah.
Artinya, kalau boleh memilih kondisi, tentu kita memilih kondisi pertama
sebagaimana doa para nabi. Tetapi tetap saja, ketika kenyataannya kita
mengalami musbah, kita harus bersabar dan ridha. Wallahu a’lam. (Alhafiz
Kurniawan).
0 komentar:
Posting Komentar