Jika Tidak Memenuhi Rukun Syukur Ini, Tidak Disebut
Bersyukur
Bagaimana cara kita bersyukur?
Dalam Mawsu’ah Nadhrah An-Na’im (6:2393) disebutkan
pengertian syukur secara bahasa (lughatan). Syukur itu terdiri dari huruf syin
kaaf raa’ yang menunjukkan pujian pada seseorang atas kebaikan yang ia perbuat.
Baca: Pengertian Syukur
Imam Asy-Syaukani rahimahullah berkata, “Bersyukur kepada
Allah adalah memuji-Nya sebagai balasan atas nikmat yang diberikan dengan cara
melakukan ketaatan kepada-Nya” (Fath Al-Qadir, 4:312).
Ibnu Taimiyah rahimahullah menyatakan,
الشُّكْرُ
يَكُوْنُ بِالقَلْبِ وَاللِّسَانُ وَالجَوَارِحُ وَالحَمْدُ لاَ يَكُوْنُ إِلاَّ
بِاللِّسَانِ
“Syukur
haruslah dijalani dengan hati, lisan, dan anggota badan. Adapun al-hamdu
hanyalah di lisan.” (Majmu’ah Al-Fatawa, 11:135)
Hakikat
syukur menurut Ibnul Qayyim dalam Thariq Al-Hijratain (hlm. 508) adalah,
الثَّنَاءُ عَلَى النِّعَمِ
وَمَحَبَّتُهُ وَالعَمَلُ بِطَاعَتِهِ
“Memuji
atas nikmat dan mencintai nikmat tersebut, serta memanfaatkan nikmat untuk
ketaatan.”
Ibnul
Qayyim dalam ‘Uddah Ash-Shabirin wa Dzakhirah Asy-Syakirin (hlm. 187), rukun
syukur itu ada tiga:
·
Mengakui
nikmat itu berasal dari Allah.
·
Memuji
Allah atas nikmat tersebut.
·
Meminta
tolong untuk menggapai rida Allah dengan memanfaatkan nikmat dalam ketaatan.
Rukun
syukur ini jika kita jalankan itulah disebut cara bersyukur yang benar.
Ibnul
Qayyim berkata, “Oleh karenanya orang yang bersyukur disebut hafizh (orang yang
menjaga nikmat). Karena ia benar-benar nikmat itu terus ada dan menjaganya
tidak sampai hilang.” (‘Uddah Ash-Shabirin, hal. 148)
Dalam
hadits disebutkan,
وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ
الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ
“Sesungguhnya
seseorang terhalang mendapatkan rezeki karena dosa yang ia perbuat.” (HR. Ibnu
Majah, no. 4022. Hadits ini adalah hadits dhaif kata Syaikh Al-Albani)
Abu Hazim
juga berkata,
وأما مَن شكر بلسانه ولم يشكر
بجميع أعضائه : فمثَلُه كمثل رجل له كساء فأخذ بطرفه ، فلم يلبسه ، فلم ينفعه ذلك
من البرد ، والحر ، والثلج ، والمطر ” .
“Siapa saja
yang bersyukur dengan lisannya, namun tidak bersyukur dengan anggota badan
lainnya, itu seperti seseorang yang mengenakan pakaian. Ia ambil ujung pakaian
saja, tidak ia kenakan seluruhnya. Maka pakaian tersebut tidaklah manfaat
untuknya untuk melindungi dirinya dari dingin, panas, salju dan hujan.” (Jami’
Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:84)
Cara
bersyukur, mulailah dari yang sedikit atau kecil.
Dari
An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
مَنْ لَمْ يَشْكُرِ
الْقَلِيلَ لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ
“Barang
siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri
sesuatu yang banyak.” (HR. Ahmad, 4:278. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa
hadits ini hasan sebagaimana dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 667).
Jangan
sampai nikmat Allah digunakan untuk bermaksiat.
Muhammad
bin Ahmad bin Muhammad bin Katsir berkata, sebagai penduduk Hijaz berkata, Abu
Hazim mengatakan,
كُلُّ نِعْمَةٍ لاَ تُقَرِّبُ
مِنَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، فَهِيَ بَلِيَّةٌ.
“Setiap
nikmat yang tidak digunakan untuk mendekatkan diri pada Allah, itu hanyalah
musibah.” (Hilyah Al- Awliya’, 1:497)
Namun,
memang yang mau bersyukur dengan benar hanyalah sedikit.
Allah
Ta’ala berfirman,
وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ
الشَّكُورُ
“Sangat
sedikit sekali di antara hamba-Ku yang mau bersyukur.” (QS. Saba’: 13).
Ibnu Katsir
berkata,
إخبار عن الواقع
“Yang
dikabarkan ini sesuai kenyataan.” Artinya, sedikit sekali yang mau bersyukur.
Bentuk
syukur adalah dengan menyandarkan nikmat itu kepada Allah dan ucapkan di lisan
bahwa itu berasal dari Allah. Misalnya, kita sukses, kita sebut,
“Alhamdulillah, ini semua karena Allah.” Jangan sampai kita sebut, “Ini karena
saya memang pintar mengelola bisnis.” Jangan semata-mata lantaran kita,
sebutlah nama Allah ketika bersyukur.
Kesimpulan
Cara
bersyukur adalah:
·
akui
nikmat itu dari Allah dalam hati
·
ucapkan
syukur di lisan
·
sebut
nikmat itu berasal dari Allah, bukan karena diri kita
·
manfaatkan
nikmat untuk ibadah
·
bersyukur
bukan dengan bermaksiat
·
mulai
bersyukur dengan yang sedikit
bisa jadi
kita termasuk orang yang terasing dalam bersyukur, maka teruslah bersyukur
Semoga
penulis dan pembaca tulisan ini menjadi hamba yang bersyukur.
—
Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.Com
0 komentar:
Posting Komentar