Para Wanita Perindu
Surga
Termasuk para wanita …
Lalu, siapakah mereka yang benar-benar jujur dengan
pengakuannya bahwa mereka merindukan surga?
Allah Ta’ala telah menyebutkan karakter wanita perindu
surga di dalam Al-Qur’an.
Allah Ta’ala berfirman,
فَالصَّالِحَاتُ
قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ
“Sebab itu
maka wanita yang salihah, ialah yang taat kepada Allah, lagi memelihara diri
ketika suaminya tidak ada. Hal itu karena Allah telah memelihara (mereka).”
(QS. An-Nisa’ [4]: 34)
Potongan
ayat tersebut mengumpulkan karakter sejati para wanita yang jujur dengan
pengakuannya bahwa mereka adalah para wanita perindu surga. Ayat tersebut
menggambarkan bahwa para wanita perindu surga itu mengumpulkan dua karakter
utama,
Pertama,
karakter yang berkaitan dengan hubungannya dengan Rabb-nya.
Kedua,
karakter yang berkaitan dengan hubungannya dengan suaminya.
Karakter
pertama, tergambarkan dalam firman Allah Ta’ala,
قَانِتَاتٌ
”yang taat
kepada Allah”
Wanita yang
“qaanit” adalah wanita yang konsisten dan istiqamah dalam ketaatan kepada Allah
Ta’ala, menjaga ibadah kepada Allah Ta’ala, menjaga kewajiban-kewajiban yang
harus dia tunaikan sebagai seorang muslimah, dan tidak melalaikan perkara
syariat yang menjadi kewajibannya. Semua makna tersebut tercakup dalam sifat
“qaanit”.
Karakter
kedua, tergambarkan dalam firman Allah Ta’ala,
حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ
“memelihara
diri ketika suaminya tidak ada”
Yaitu,
menjaga hak-hak suami. Dengan kata lain, wanita perindu surga akan senantiasa
berusaha melaksanakan kewajiban-kewajibannya sebagai seorang istri dengan
sebaik-baiknya. Baik ketika suaminya tidak ada di rumah, atau ketika sedang
bersama dengan suaminya. Seorang istri akan menjaga harta suaminya, menjaga
kehormatan dirinya, menjaga hak-hak suami yang itu menjadi kewajiban seorang
istri.
Namun perlu
diingat bahwa dua karakter tersebut akan didapatkan oleh para wanita perindu
surga semata-mata karena hidayah dan taufik dari Allah Ta’ala. Oleh karena itu,
Allah Ta’ala berfirman,
حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا
حَفِظَ اللَّهُ
“ … lagi
memelihara diri ketika suaminya tidak ada. Hal itu karena Allah telah
memelihara (menjaga) (mereka).”
Dengan kata
lain, dua karakter tersebut tidaklah semata-mata didapatkan karena kemampuan,
kecerdasan, dan kepandaian seorang wanita. Akan tetapi, semua itu hanyalah
karena taufik, hidayah, pertolongan, dan kemudahan dari Allah Ta’ala. Hal ini
karena kesalihan itu hanyalah karena hidayah dan pertolongan Allah Ta’ala yang
telah memudahkan diri kita dalam mengerjakan berbagai macam amal ketaatan.
Senada
dengan ayat di atas adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
diriwayatkan dari sahabat ‘Abdurahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu,
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ
خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا
قِيلَ لَهَا: ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
“Jika
seorang wanita (1) menjaga shalat lima waktu, (2) puasa bulan Ramadhan, (3)
menjaga kemaluannya, dan (4) menaati suaminya, maka akan dikatakan kepadanya,
“Masuklah kalian ke dalam surga dari pintu mana saja yang kalian kehendaki.”
(HR. Ahmad no. 1661. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth menilai status hadits ini hasan
lighairihi.)
Dalam
riwayat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ
خُمُسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَصَّنَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ بَعْلَهَا،
دخلت من أي أبواب الجنة شاءت
“Jika
seorang wanita (1) (menjaga) shalat lima waktu, (2) puasa bulan Ramadhan, (3)
menjaga kemaluannya, dan (4) menaati suaminya, maka dia akan masuk melalui
pintu surga mana saja yang dia kehendaki.” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahih-nya
no. 4163. Syaikh Al-Albani menilai status hadits ini hasan lighairihi dalam
Shahih At-Targhib no. 1931)
Perhatikanlah
empat perkara yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebutkan dalam hadits
tersebut. Yang semuanya itu adalah keutamaan dan kebaikan yang Allah Ta’ala
curahkan kepada para wanita, ketika mereka menjaga empat perkara yang
disebutkan. Empat perkara yang apabila dijaga konsistensinya, akan dikatakan
kepada para wanita perindu surga, “Masuklah kalian ke dalam surga dari pintu
mana saja yang kalian kehendaki.”
Bukankah
empat perkara ini sangat layak diperhatikan dan dijaga oleh para wanita? Dia
tentu akan menempa dirinya agar berhias dengan empat karakter yang telah Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam sebutkan tersebut.
Menjaga
shalat …
Menjaga
pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan …
Menjaga
kemaluannya …
Menjaga
hak-hak suaminya …
Ini adalah
dua asas dan landasan pokok karakter para wanita perindu surga, yaitu baiknya
ketaatan dan ibadah kepada Allah Ta’ala, lalu menjaga hak suaminya. Ini adalah
kunci kebahagiaan seorang wanita, kunci hidayah dan taufik dari Allah Ta’ala,
kunci keshalihan anak keturuannya, dan kunci kebahagiaan hidupnya di dunia ini.
Oleh karena
itu, kepada orang tua dan dan wali yang menjaga anak-anak perempuan,
perhatikanlah hal ini. Hendaklah yang menjadi fokus perhatian mereka adalah
agar anak-anak ini tumbuh dalam keshalihan, istiqamah dan menjaga ibadahnya, memperhatikan
kewajiban-kewajiban yang harus dia tunaikan dalam Islam, lebih-lebih menjaga
shalat lima waktu, menjaga puasa Ramadhan, dan menjauhi semua perkara yang bisa
merusak kehormatan dan kemuliaan dirinya.
***
Penulis: dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.
Artikel: Muslim.or.id
Referensi:
Disarikan dari kitab Shifaat Az-Zaujatish Shaalihaat,
karya Syaikh ‘Abdurrazaq bin ‘Abdul Muhsin Al-Badr hafidzahullahu Ta’ala, hal.
12-16.
0 komentar:
Posting Komentar