MANUSIA BERSIFAT
LUPA
Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan karunia akal dan
pikiran bagi setiap manusia.
Dengan kelebihan itu, manusia dapat mengembangkan
kehidupannya menjadi lebih baik dari
hari ke hari. Namun Allah SWT juga mentakdirkan sifat
lupa akan dialami juga oleh setiap
manusia, dan ini tentu ada hikmahnya. Kenapa?
Karena dengan sifat lupa pada diri manusia, dia bisa
melupakan kesedihan yang mendalam
ketika mendapat musibah, lupa akan kemarahan yang
menyebabkan perpisahan atau putusnya
hubungan silaturahim, lupa akan rasa malu karena
kesalahan, dan beberapa hal lainnya yang
begitu inginnya kita lupakan.
Dalam bahasa Arab mengapa manusia disebut atau dinamai
dengan insan ? Ada yang
berpendapat bahwa manusia dikatakan insan karena kata
insan diambil dari kata س
ن
/ينس /
نسيان / nasiya yang artinya lupa dan memang
manusia sering lupa atau tempat lupa.
Dan karena
lupa ini adalah sebuah fitrah manusia, maka kesalahan, kekhilafan, bahkan
pelanggaran
yang dilakukannya karena lupa, tidak dicatat sebagai sebuah dosa. Sekalipun hal
ini
berkaitan
dengan ibadah khusus kepada Allah SWT semisal makan atau minum di siang hari
Ramadhan.
Dia lupa, ketika tersadar, puasanya dilanjutkan.
Secara umum,
banyak faktor yang mempengaruhi mudah atau sulitnya sesuatu untuk
dilupakan.
Diantaranya adalah faktor fisik. Ada orang yang kuat daya ingatnya, tetapi ada
juga
yang
kemampuan merekam memori dalam otaknya lemah walaupun masih muda, dia
pelupa.Faktor
lain karena intensitas serta seberapa dalam pengaruh suatu hal atau kejadian
membekas
pada diri seseorang, dia tidak akan lupa hal itu.
Tetapi di
luar faktor alami tadi, khusus untuk masalah lupa yang disebabkan oleh
pengabaian,
ada faktor kendali diri yang sangat besar peranannya. Lihat saja kasus Nabi
Adam
'Alaihis
Salam yang dikeluarkan dari Syurga karena memakan buah Khuldi. Kekhilafan Nabi
Adam AS ini
merupakan pengabaiannya pada larangan Allah SWT.Kendali diri yang melemah
tetap saja
berujung pada teguran Allah SWT, meskipun beliau dikatakan 'lupa'. Nabi Adam AS
memohon
ampun kepada Allah SWT dan diampuni.
Pelajaran
bagi kita bahwa sebagai manusia ,
kita
bertanggung jawab atas apa- apa yang bisa membuat kita lupa pada berbagai
larangan atau
perintah
Allah SWT.
Kita
meyakini bahwa hanya Allah SWT yang tidak pernah lupa dan Maha mengetahui apa -
apa yang
kita kerjakan, dan yang kita lupakan. Hal ini sesuai Firman-Nya dalam Al Qur'an
Surat
Maryam ayat
64.
َو َما َكا َن َرل َكۚو َما
بَ ْي َن ذَفَنَاو َما َخلْيِدينَاَما بَ ْي َن أِ َكۖ لَهُۥمِر َرب أََّّل بو َما
نَتَنَ َّز ُل إبُّ َك نَ ِسيًّا
Terjemah
arti: Dan tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu.
Kepunyaan-Nya-lah
apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan
apa-apa
yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa.
Semoga
bermanfaat, selalu berhati-hati dalam melakukan apa saja.Wallahu a'lam. (SZ)
0 komentar:
Posting Komentar