Selasa, 30 Agustus 2022

Hikmah di Balik Musibah Tolak Ukur Menguji Kesabaran Orang Beriman

Hikmah di Balik Musibah Tolak Ukur Menguji Kesabaran Orang Beriman

 

HIKMAH di balik musibah patut kiranya menjadi pelajaran bagi Kaum Muslimin. Musibah adalah sunnatullah yang berlaku bagi hambaNya, dan bisa menimpa siapa saja. Tidak hanya menimpa orang-orang yang ingkar dan banyak berbuat dosa, tetapi juga menimpa orang-orang beriman dan rajin beribadah. Bahkan semakin tinggi kedudukan seorang hamba di sisi Allah SWT, seringkali ujian atau musibah yang diberikan Allah kepadanya semakin berat karena Dia hendak menguji kualitas keimanan dan ketakwaan hambaNya.

Allah SWT berfirman dalam Surat Al Baqarah :155-157 sebagai berikut :

 

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ والْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْاَمْواَلِ والْاَنْفُسِ وَاثَّمَراَتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِيْنَ . اَلَّذِيْنَ اِذَا اَصاَبَتْهُمْ مُصِيْبَةٌ قاَلُواْ اِنَّا للهِ وَاِنَّا اِلَيْهِ راَجِعُوْنَ . اُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَواَتٌ مِنْ رَبِهِمْ وَ رَحْمَةٌ وَاوُلَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ .

 

“ Dan sungguh Kami akan berikan ujian kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang bila ditimpa musibah, mereka berkata :” innaa lillaahi wa innaa ilahi roojiuun “. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk “.

Dari sekian banyak musibah yang sering menimpa setiap insan, musibah kematian atau ditinggal mati oleh mereka yang dicintai adalah musibah yang dirasakan paling berat.

Ulama dan mantan Anggota Komisi Ukhuwah MUI DKI Jakarta, KH Drs Syarifuddin Mahfudz MSi menjelaskan, sesungguhnya dibalik musibah yang terjadi terdapat banyak hikmah dan pelajaran yang berharga yang bisa dipetik oleh seorang mukmin, antara lain :

1.Untuk muhasabah atau introspeksi dan mendapat ampunan dari dosa yang pernah dilakukan.

FirmanNya dalam Surat Asy Syura (42):30 sebagai berikut :

 

وَماَ اَصاَبَكُمْ مِنْ مُصِيْبَةٍ فَبِماَكَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍ .

 

 “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Dan Allah memaafkan sebagian besar dari (kesalahan-kesalahanmu) “.

Dalam ayat ini terdapat kabar gembira, yakni “ Allah memaafkan sebagian besar dari (kesalahan-kesalahanmu ), dan mengingatkan bahwa musibah yang menimpa adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri”.

Dalam hadits riwayat Bukhari dari Abu Hurairah ra Rasulullah saw bersabda :

“ Tidak ada penyakit, kesedihan dan bahaya yang menimpa seorang mukmin hingga duri yang menusuknya melainkan Allah akan mengampuni kesalahan-kesalahannya dengan semua itu “.

2. Mendapat kebahagiaan dan pahala di akhirat.

Seorang mukmin yang mendapat musibah atau penderitaan yang dialami di dunia yang dengan keimanannya dia lebih dekat lagi dengan Allah swt, akan mendapat pahala serta kebahagiaan di akhirat yang abadi.

Dalam sebuah hadits Rasul SAW bersabda :

 

عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ قاَلَ : قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم : الدُّنْياَ سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةٌ الْكاَفِرِ .

 

“ Dari Abu Hurairah ra, ia berkata , bahwa Rasulullah saw bersabda :” Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir “. (HR Muslim no 2392).

Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda :

“ Kematian adalah hiburan bagi orang beriman “. (HR. Ibnu Abid Dunya ).

3. Sebagai parameter atau tolok ukur kesabaran seorang mukmin.

Satu adagium mengatakan bahwa “ Seandainya tidak ada ujian maka tidak akan tampak kualitas kesabaran dan ketangguhan seseorang “. Dengan ujian, cobaan atau musibah yang menimpa seseorang, maka akan kelihatan, apakah yang bersangkutan bisa bersabar atau tidak.

Ulama mengatakan “ Besarnya pahala tergantung kepada besarnya cobaan. Jika Allah mencintai satu kaum atau seorang mukmin, maka Dia akan mengujinya dengan cobaan. Siapa yang ridho dengan cobaan tersebut, maka dia akan mendapat keridhoan Allah. Siapa yang berkeluh kesah (bahkan marah-marah), dia akan mendapat murka Allah SWT .

Bila seorang mukmin bersabar dan imannya tetap kokoh, maka akan ditulis namanya dalam daftar orang-orang yang sabar.

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang indah, dari Suhaib riwayat Muslim no 2999 sebagai berikut :

 

عَجَباً لِأمْرِ الْمُؤْمِنِ اِنَّ اَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِاَحَدٍ اِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ اِنْ اَصاَبَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكاَنَ خَيْراً لَهُ وَاِنْ اَصاَبَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكاَنَ خَيْراً لَهُ

 

“ Sungguh menakjubkan keadaan seorang Mukmin, sesungguhnya semua urusannya adalah baik baginya.Jika memperoleh kebaikan dia bersyukur, dan itu adalah baik baginya. Dan jika ditimpa kesulitan dia bersabar, dan itu baik baginya. Hal itu tidak ada pada orang lain, kecuali ada pada orang beriman “.

4. Memurnikan tauhid dan banyak berdoa kepada Allah SWT.

Allah SWT berfirman dalam Surat Fushshilat (41):51 sebagai berikut :

 

وَإذَا اَنْعَمْناَ عَلىَ الْاِ نْساَنِ اَعْرَضَ وَ نَئَا بِجاَنِبِهِ وَإذَا مَسَّهُ الشَّرُّ فَذُو دُعاَءٍ عَرِيْضٍ .

 

“ Dan apabila Kami berikan nikmat kepada manusia dia berpaling dan menjauhkan diri (dengan sombong), tetapi apabila ditimpa malapetaka, maka dia banyak berdoa “.

Musibah dapat menyebabkan seorang mukmin berdoa dengan sungguh-sungguh, tawakal dan khusyu dalam berdoa. Dengan kembali kepada Allah seorang mukmin yang mendapat musibah, sakit misalnya akan merasakan manisnya iman, bahkan bisa lebih nikmat dari kesembuhan itu sendiri.

5. Mendekatkan diri atau taqarrub kepada Allah SWT

Karena musibah yang menimpa dirinya, seorang mukmin akan berusaha lebih dekat dengan Allah = taqarrub ilal laah, sehingga ibadahnya akan lebih khusyu dan khasysyah (rasa takut) kepada Allah swt. Betapa banyak musibah yang menyebabkan seorang mukmin istiqomah = konsisten dan konsekwen dalam agamanya. Berlari mendekat kepada Allah dan menjauhkan diri dari berbagai maksiat dan kemungkaran.

Maka marilah kita kembali kepada Allah dengan bertaubat dari segala dosa dan kekhilafan. Mari kita berintrospeksi “ Apakah termasuk orang yang mendapat musibah karena cobaan dan ujian keimanan ataukah karena wal ‘iyadzu billah , yang disiksa karena dimurkai Allah disebabkan tidak mau beribadah serta banyak melanggar laranganNya “.

 

Vitrianda Hilba Siregar

https://muslim.okezone.com

 

0 komentar:

Posting Komentar