Mengucapkan Tasbih Tahmid Takbir Setelah Shalat Wajib
Di antara aktifitas dzikir yang bisa dilakukan oleh
seorang muslim setelah shalat fardhu adalah dengan bertasbih, bertahmid, dan
bertakbir. Yang dimaksud dengan bertasbih adalah mengucapkan “subhanallah (سبحان الله)”,
dan bertahmid adalah mengucapkan “alhamdulillah (الحمد
لله)”, sedangkan
bertakbir mengucapkan “Allahu-akbar (الله
أكبر)”. Lalu,
bagaimana caranya mengucapkan kalimat-kalimat dzikir tersebut? Berapa kali
masing-masing harus diucapkan?
Dr. Sa’id
Al Qohtoni dalam catatannya untuk kitab Syarh Hishnul Muslim (145-146),
menjelaskan bahwa terdapat enam cara yang bisa dilakukan dalam melafalkan
dzikir-dzikir tersebut. Keenam cara tersebut merupakan cara yang sah diajarkan
oleh Nabi karena berasal dari hadis-hadis yang sahih. Berikut keenam cara
tersebut.
Pertama
Cara yang
pertama adalah dengan membaca subhanallah sebanyak 33x, alhamdulillah sebanyak
33x, dan allahu-akbar sebanyak 33x, lalu ditutup dengan kalimat
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ
لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيرٌ
/laa ilaha
illallahu wahdahu laa syarikalahu lahul mulku walalhul hamdu wahuwa ‘ala kulli
syai-in qodiir/
Cara
pertama ini berdasarkan hadis yang diriwayatkatkan oleh Imam Muslim dari
sahabat Abu Hurairah, dimana Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ سَبَّحَ اللَّهَ فِي
دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَحَمِدَ اللَّهَ ثَلَاثًا
وَثَلَاثِينَ وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ فَتْلِكَ تِسْعَةٌ
وَتِسْعُونَ وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا
شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ
“Barang
siapa yang bertasbih sebanyak 33x, bertahmid sebanyak 33x, dan bertakbir
sebanyak 33x setelah melaksanakan shalat fardhu sehingga berjumlah 99, kemudian
menggenapkannya untuk yang keseratus dengan ucapan laa ilaha illallahu wahdahu
laa syarikalahu lahul mulku walalhul hamdu wahuwa ‘ala kulli syai-in qodiir,
maka kesalahannya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan.” (HR. Muslim
no. 597).
Kedua
Cara yang
kedua adalah dengan membaca subhanallah sebanyak 33x, alhamdulillah sebanyak
33x, dan allahu-akbar sebanyak 34x.
Cara ini
berdasarakan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dimana Rasulullah
shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
معقبات لا يخيب قائلهن أو
فاعلهن دبر كل صلاة مكتوبة ثلاث وثلاثون تسبيحة وثلاث وثلاثون تحميدة وأربع
وثلاثون تكبيرة
“Ada
beberapa amalan penyerta yang barangsiapa mengucapkannya atau melakukannya
setelah usai shalat wajib maka dirinya tidak akan merugi, yaitu bertasbih
sebanyak 33x, bertahmid sebanyak 33x, dan bertakbir sebanyak 34x.” (HR. Muslim
no. 596).
Ketiga
Cara yang
ketiga adalah dengan membaca kalimat “subhanallah, walhamdulillah,
wallahu-akbar” sekaligus sebanyak 33x.
Cara ketiga
ini dilandaskan pada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan
Muslim yang mengisahkan bagaimana Rasulullah menanggapi keluhan orang-orang miskin
yang merasa kalah beramal dengan orang-orang kaya karena harta mereka.
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
أفلا أعلمكم شيئا تدركون به
من سبقكم وتسبقون به من بعدكم ولا يكون أحد أفضل منكم إلا من صنع مثل ما صنعتم
قالوا بلى يا رسول الله قال تسبحون وتحمدون وتكبرون خلف كل صلاة ثلاثا وثلاثين
“Maukah
kalian aku ajarkan sesuatu yang dapat membuat kalian mengejar orang-orang yang
mendahului kalian, dan yang dapat membuat kalian mendahului orang-orang yang
sesudah kalian, serta tidak ada seorang pun yang lebih utama kecuali ia
melakukan seperti yang kalian lakukan?” Mereka (para orang miskin) menjawab:
“tentu, ya Rasulullah”. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam kemudian
menjelaskan: “kalian bertsabih, dan bertahmid, dan bertakbir setiap selesai
shalat sebanyak 33x.” (HR. Bukhari no. 843 dan HR. Muslim no. 595).
Keempat
Cara yang
keempat adalah dengan mengucapkan subhanallah sebanyak 10x, alhamdulillah
sebanyak 10x, dan allahu-akbar sebanyak 10x.
Cara
keempat ini dilandaskan pada hadis yang bercerita tentang kisah yang sama
dengan hadis di atas, hanya saja diriwayatakan dengan kandungan dan jalur yang
berbeda oleh Imam Bukhari. Dalam hadis ini Rasulullah shallallahu ’alaihi wa
sallam bersabda,
أَفَلَا أُخْبِرُكُمْ
بِأَمْرٍ تُدْرِكُونَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ وَتَسْبِقُونَ مَنْ جَاءَ بَعْدَكُمْ
وَلَا يَأْتِي أَحَدٌ بِمِثْلِ مَا جِئْتُمْ بِهِ إِلَّا مَنْ جَاءَ بِمِثْلِهِ
تُسَبِّحُونَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ عَشْرًا وَتَحْمَدُونَ عَشْرًا
وَتُكَبِّرُونَ عَشْرًا
“Maukah
kalian aku ajarkan sesuatu yang dapat membuat kalian mengejar orang-orang yang
mendahului kalian, dan yang dapat membuat kalian mendahului orang-orang yang
sesudah kalian, serta tidak ada seorang pun yang lebih utama kecuali ia
melakukan seperti yang kalian lakukan? Yaitu kalian bertasbih sebanyak 10x,
bertahmid sebanyak 10x, dan bertakbir sebanyak 10x.” (HR. Bukhari no. 6329).
Kelima
Cara kelima
yaitu dengan membaca subhanallah sebanyak 11x, alhamdulillah sebanyak 11x, dan
allahu-akbar sebanyak 11x.
Hadis yang
menjadi landasan cara kelima ini adalah hadis yang sama dengan hadis Muslim no.
595 di atas. Hanya saja pada akhir riwayat tersebut, terdapat tambahan
keterangan dari salah seorang periwayatnya yang bernama Suhail.
وزاد في الحديث يقول سهيل
إحدى عشرة إحدى عشرة فجميع ذلك كله ثلاثة وثلاثون
“Terdapat
tambahan pada hadis tersebut, dimana Suhail berkata: masing-masing (tasbih,
tahmid, dan takbir) berjumlah sebelas kali, sehingga total seluruhnya menjadi
33x.” (HR. Muslim no. 595).
Keenam
Cara keenam
adalah dengan membaca kalimat “subhanallah,
walhamdulillah, wa laa ilaaha illallah, wallahu-akbar” sekaligus
sebanyak 25x.
Cara keenam
ini berdasarkan hadis yang mengisahkan tentang seorang sahabat Anshor yang
bermimpi mengenai cara berdzikir yang kemudian disetujui oleh Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam. Dalam mimpi tersebut ada yang berkata,
سبحوا خمسا وعشرين واحمدوا
خمسا وعشرين وكبروا خمسا وعشرين وهللوا خمسا وعشرين فتلك مائة
“Bertasbihlah
25x, bertahmidlah 25x, bertakbirlah 25x, dan bertahlillah 25x, maka totalnya
menjadi 100x.”
Pada pagi
harinya, sahabat tersebut mengabarkan tentang mimpinya kepada Rasulullah. Lalu
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam pun bersabda,
افعلوا كما قال الأنصاري
“Lakukanlah
sebagaimana yang dikatakan oleh sahabat Anshor ini.” (HR. An Nasa-i no. 1351).
Yang mana
yang lebih afdhol untuk diamalkan?
Dikarenakan
keenam cara tersebut sah datangnya dari Nabi, maka sebagaimana dijelaskan oleh
Dr. Sa’id Al Qohtoni, yang paling afdhol untuk diamalkan adalah dengan secara
bergantian mengamalkan cara yang ada. Terkadang berdzikir dengan cara pertama,
terkadang dengan cara kedua, terkadang dengan cara ketiga, dst. Dengan demikian
kita akan mengamalkan dan menghidupkan sunnah Nabi dengan lebih komprehensif.
Demikian
pembahasan singkat ini. Semoga lisan kita senantiasa dimudahkan untuk berdzikir
kepada Allah. Wallahua’lam.
—
Penulis: Muhammad Rezki Hr, ST., M.Eng
Artikel Muslim.Or.Id
1 komentar:
ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
terimakasih ya waktunya ^.^
Posting Komentar