12 Macam Bacaan Istighfar Dan Kapan Disunnahkan Membaca Istighfar
Segala puji bagi Allah Rabbul ‘alamin, shalawat dan salam
semoga dilimpahkan kepada.Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan
orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba’du:
Berikut pembahasan tentang, semoga Allah menjadikan
penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat,
Istighfar memiliki beberapa redaksi yang termaktub di
dalam al-Qur’an dan Sunnah. Di antara redaksi istighfar yang disebutkan dalam
al-Qur’an;
➡ Pertama:
“ربَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي
أَمْرِنَا، وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا، وانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ“.
“Robbanâghfirlanâ
dzunûbanâ wa isrôfanâ fî amrinâ, wa tsabbit aqdâmanâ, wanshurnâ ‘alal qoumil
kâfirîn”.
Artinya:
“Wahai Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang
berlebihan (dalam) urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami. Serta tolonglah
kami terhadap orang-orang kafir”. QS. Ali Imran (3): 147.
➡ Kedua:
“رَبَّنَا إِنَّنَا
آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ“.
“Robbanâ
innanâ âmannâ faghfirlanâ dzunûbanâ wa qinâ ‘adzâbannâr”.
Artinya:
“Wahai Rabb kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah dosa-dosa
kami dan lindungilah kami dari siksaan neraka”. QS. Ali Imran (3): 16.
➡ Ketiga:
“رَبَّنَا إِنَّنَا
سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلإِيمَانِ أَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا،
رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا،
وَتَوَفَّنَا مَعَ الأبْرَارِ“.
“Robbanâ
innanâ sami’nâ munâdiyan yunâdî lil îmâni an âminû birabbikum fa âmannâ.
Robbanâ faghfir lanâ dzunûbanâ wa kaffir ‘annâ sayyi’âtinâ, wa tawaffanâ ma’al
abrôr”.
Artinya:
“Wahai Rabb kami, sesungguhnya kami mendengar orang yang menyeru kepada iman,
(yaitu), “Berimanlah kalian kepada Rabbmu”, maka kami pun beriman. Wahai Rabb
kami, ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami dan
wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti”. QS. Ali Imran (3): 193.
➡ Keempat:
“رَبَّنَا آمَنَّا
فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَأَنتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ“.
“Robbanâ
âmannâ faghfir lanâ warhamnâ wa Anta khoirur rôhimîn”.
Artinya:
“Wahai Rabb kami, sungguh kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah
kami rahmat, Engkau adalah pemberi rahmat yang terbaik”. QS. Al-Mu’minun (23):
109.
➡ Kelima:
“رَبَّنَا أَتْمِمْ
لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ“.
“Robbanâ
atmim lanâ nûronâ waghfirlanâ, innaka ‘alâ kulli syai’in qodîr”.
Artinya:
“Wahai Rabb kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami.
Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu”. QS. At-Tahrim (66): 8.
Pada
pertemuan lalu kita telah membahas beberapa redaksi istighfar yang termaktub di
dalam al-Qur’an. Berikut ini beberapa redaksi istighfar yang disebutkan dalam
Hadits;
➡ Keenam:
“اللَّهُمَّ أَنْتَ
رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي، وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى
عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ. أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ،
أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي
فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ”
“ALLÔHUMMA
ANTA RABBÎ LÂ ILÂHA ILLÂ ANTA KHOLAQTANÎ, WA ANA ‘ABDUKA, WA ANA ‘ALÂ ‘AHDIKA
WA WA’DIKA MASTATHO’TU. A’ÛDZU BIKA MIN SYARRI MÂ SHONA’TU, ABÛ`U LAKA
BINI’MATIKA ‘ALAYYA WA ABÛ`U BIDZANBÎ, FAGHFIRLÎ FA INNAHU LÂ YAGHFIRUDZ
DZUNÛBA ILLÂ ANTA”
(Ya Allâh,
Engkau adalah Rabbku, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar
selain Engkau. Engkau yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku
menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung
kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku
mengakui dosaku kepada-Mu, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat
mengampuni dosa selain Engkau).
Ini
merupakan redaksi istighfar yang paling istimewa, biasa diistilahkan dengan
Sayyidul Istighfar. Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam menjelaskan
keutamaannya, “Barangsiapa mengucapkannya di waktu siang dengan penuh keyakinan
lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore; maka ia termasuk penghuni
surga. Barangsiapa membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan lalu
meninggal sebelum masuk waktu pagi; maka ia termasuk penghuni surga”. HR.
Bukhari dari Syaddad bin Aus radhiyallahu’anhu.
➡ Ketujuh:
“اللَّهُمَّ إِنِّي
ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ؛
فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي، إِنَّك أَنْتَ الْغَفُورُ
الرَّحِيمُ”.
“ALLÔHUMMA
INNÎ DZOLAMTU NAFSÎ DZULMAN KATSÎRON, WA LÂ YAGHFIRUDZ DZUNÛBA ILLÂ ANTA
FAGHFIRLÎ MAGHFIROTAN MIN ‘INDIKA WARHAMNÎ, INNAKA ANTAL GHOFÛRUR ROHÎM”
(Ya Allah,
sesungguhnya aku telah banyak menzalimi diriku sendiri dan tidak ada yang bisa
mengampuni dosa melainkan hanya Engkau. Maka ampunilah aku dengan ampunan
dari-Mu dan sayangilah aku. Sesungguhnya Engkau Mahapengampun lagi
Mahapenyayang).
Redaksi di
atas diajarkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam kepada Abu Bakr
radhiyallahu ‘anhu saat beliau meminta diajari doa untuk dibaca di dalam
shalatnya. HR. Bukhari dan Muslim.
➡ Kedelapan:
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ
الْعَظِيمَ الَّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ، وَأَتُوبُ
إِلَيْهِ
“ASTAGHFIRULLÔHAL
‘ADZÎM ALLADZÎ LÂ ILÂHA ILLÂ HUWAL HAYYUL QOYYÛM WA ATÛBU ILAIHI”.
(Aku
memohon ampunan kepada Allah yang Mahaagung. Tidak ada sesembahan yang berhak
disembah melainkan Dia Yang Mahahidup dan Maha berdiri sendiri).
Barang
siapa mengucapkannya, niscaya akan diampuni dosa-dosanya walaupun ia lari dari
medan pertempuran. HR. Al-Hakim dan dinilai sahih oleh beliau juga al-Albany.
Pada
pertemuan lalu kita telah membahas beberapa redaksi istighfar yang termaktub di
dalam Hadits. Berikut kelanjutannya;
➡
Kesembilan:
“اللَّهُمَّ اغْفِرْ
لَنَا وَارْحَمْنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ“
“ALLÔHUMMAGH
FIRLANÂ WAR HAMNÂ WA TUB ‘ALAINÂ, INNAKA ANTAT TAWWÂBUR ROHÎM”
(Ya Allâh,
ampunilah kami dan sayangilah kami, serta terimalah taubat kami. Sesungguhnya
Engkau Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang). HR. An-Nasa’iy dalam al-Kubra.
➡ Kesepuluh:
“أَسْتَغْفِرُ اللهَ
وَأَتُوبُ إِلَيْهِ”
“ASTAGHFIRULLÔH
WA ATÛBU ILAIH”.
(Aku
memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya).
Dalam HR.
Bukhari, Abu Hurairah radhiyallahu’anhu menerangkan bahwa Rasulullah
shallallahu ’alaihiwasallam dalam sehari membacanya lebih dari tujuhpuluh kali.
➡ Kesebelas:
“رَبِّ اغْفِرْ لِى
وَتُبْ عَلَىَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ”
“ROBBIGHFIRLÎ
WA TUB ‘ALAYYA INNAKA ANTAT TAWWÂBUR ROHÎM”
(Ya Rabbi
ampunilah aku dan terimalah taubatku. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat
dan Maha Penyayang).
Dalam HR.
Abu Dawud yang dinilai sahih oleh al-Albany, Ibn Umar radhiyallahu’anhuma
menjelaskan bahwa Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam sering membaca
istighfar di atas dalam sekali duduk sebanyak seratus kali.
Dalam
berbagai redaksi di atas, istighfar digandengkan dengan permohonan taubat. Ibn
al-Qayyim dalam Madârij as-Sâlikîn menjelaskan bahwa jika istighfar disebutkan
secara bersamaan dengan taubat, maka yang dimaksud dari istighfar adalah
meminta perlindungan dari keburukan dosa yang telah terjadi. Sedangkan taubat
adalah kembali dan meminta perlindungan dari keburukan yang dikhawatirkan
terjadi di masa yang akan datang, berupa kejelekan amal yang dia perbuat. Maka
istighfar adalah menghilangkan keburukan, sedangkan taubat adalah meminta
adanya manfaat (kebaikan). Ampunan akan
melindungi diri kita dari keburukan dosa yang telah terjadi. Adapun taubat,
setelah adanya perlindungan tersebut, maka terwujudlah apa yang dia cintai atau
dia harapkan berupa maslahat atau kebaikan.
➡ Keduabelas:
“أَسْتَغْفِرُ اللهَ”
“ASTAGHFIRULLÔH”.
(Aku
memohon ampun kepada Allah).
Redaksi di
atas dibaca antara lain setiap selesai shalat fardhu, sebanyak tiga kali.
Sebagaimana dalam HR. Muslim dari Tsauban radhiyallahu’anhu.
=
➡ Pahala
Istighfar
✅ Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ,
ﻭَﺍﻟَّﺬِﻯ ﻧَﻔْﺴِﻰ ﺑِﻴَﺪِﻩِ
ﻟَﻮْ ﻟَﻢْ ﺗُﺬْﻧِﺒُﻮﺍ ﻟَﺬَﻫَﺐَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑِﻜُﻢْ ﻭَﻟَﺠَﺎﺀَ ﺑِﻘَﻮْﻡٍ
ﻳُﺬْﻧِﺒُﻮﻥَﻓَﻴَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻓَﻴَﻐْﻔِﺮُ ﻟَﻬُﻢْ
“ Demi Dzat
yang jiwaku ada di tangan-Nya, seandainya kalian tidak pernah berbuat dosa,
niscaya Allah akan mengganti kalian dengan mendatangkan suatu kaum yang
kemudian kaum tersebut berbuat dosa, kemudian mereka meminta ampun kepada
Allah, dan Allah akan mengampuni mereka” (HR. Muslim)
=
➡Kapan
Disunnahkan Membaca Istighfar
Sejatinya
seorang hamba disyariatkan untuk memperbanyak istighfar kapan saja. Al-Hasan
al-Bashry menjelaskan, “Perbanyaklah istighfar di rumah kalian, di meja makan
kalian, di jalan-jalan kalian, di pasar dan di majlis-majlis kalian. Sungguh
kalian itu tidak tahu kapankah ampunan Allah turun”.
Jadi,
istighfar itu disyariatkan untuk dibaca kapan pun. Hanya saja hukumnya menjadi
wajib saat kita melakukan perbuatan dosa. Dan hukumnya sunnah setelah kita
selesai melakukan amal salih. Fungsinya adalah untuk menyempurnakan berbagai
kekurangan yang ada di dalamnya.
https://assunahsalafushshalih.wordpress.com
1 komentar:
Numpang promo ya gan
kami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan referral 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*
Kini Hadir Deposit via Pulsa Telkomsel / XL ( Online 24 Jam )
Posting Komentar