Rahasia Sunnah di
Antara Sholat Maghrib dan Isya
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sholat Maghrib adalah penutup
sholat siang hari dan menjadi pembuka sholat malam.
Sholat Maghrib memiliki rahasia dan keutamaan,
sebagaimana dijelaskan Al Ghazali dalam kitab Ihya 'Ulumuddin.
Dalam kitab tersebut disampaikan, Rasulullah SAW bersabda
bahwa yang paling utama bagi Allah SWT di antara sholat-sholat yang diwajibkan
adalah sholat Maghrib, karena sholat Maghrib itu tidak dikurangi bagi musafir
maupun bagi yang mukim. Masih dalam sabda tersebut, Rasulullah SAW berkata:
من عقب
ما بين المغرب والعشاء بني له في الجنة قصران ما بينهما من مسيرة مئة عام، فيهما
من الشجر ما لو يراهما أهل المشرق وأهل المغرب لأوحلهم أي لأوسعهم فاكهة،
"Siapa
yang sholat dua rakaat setelah sholat Maghrib, maka akan dibangunkan untuknya
dua istana di surga. Jarak antara dua istana itu dijalani selama 100 tahun. Di
antara keduanya pun tumbuhlah pepohonan yang cukup bagi seluruh penduduk dunia
berteduh setelah mengembara."
Selain itu
Rasulullah SAW juga pernah bersabda, "Siapa yang mengerjakan sholat 10
rakaat antara Maghrib dan Isya, niscaya Allah SWT akan mendirikan baginya
sebuah istana di surga."
Lalu Umar
bin Khattab bertanya, "Ya Rasulullah, banyakkah istana kita?" Nabi
SAW menjawab, "Allah SWT memiliki lebih banyak dan lebih baik lagi."
Suatu saat,
mantan hamba sahaya Nabi SAW, Ubaidillah RA, ditanya "Apakah Rasulullah
SAW menyuruh sholat di luar sholat wajib?" Lalu Ubadillah berkata,
"Ada, yaitu sholat sunnah antara Maghrib dan Isya, yakni sholat
awwabin."
Anas bin
Malik dan Ibnu Mas'ud, diriwayatkan selalu mengerjakan sholat awwabin itu.
Tokoh sufi dari Damaskus, Abu Sulaiman al-Darani menyampaikan bahwa sholat
awwabin ini lebih baik dari puasa sunnah lainnya.
Rasulullah
SAW juga pernah bersabda, "Siapa yang sholat Maghrib berjamaah lalu sholat
dua rakaat setelahnya, dan tidak berkata-kata soal urusan dunia di antara
keduanya, dan pada rakaat pertama membaca Al Fatihah, 10 ayat bagian awal Al
Baqarah, dua ayat pertengahan Al Baqarah, surah Al Ikhlas 15 kali, dan kemudian
rukuk lalu sujud, dan ketika berdiri untuk rakaat kedua membaca Al Fatihah,
ayat Kursi, dan tiga ayat dari surat Al Baqarah, dan surat Al Ikhlas 15 kali,
maka pahalanya tidak terhitung."
Rep: Umar
Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
https://www.republika.co.id/berita
0 komentar:
Posting Komentar