Memanfaatkan Waktu
Dari Ibnu Abbas RA dia berkata, Nabi SAW bersabda: Dua
kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, yaitu kesehatan dan
waktu luang. (HR Bukhari). Hadis tersebut memberitakan bahwa salah satu
kenikmatan yang sering menipu manusia ialah waktu luang.
Betapa mulia dan berharganya waktu. Namun, masih banyak
di antara kita yang belum menyadari pentingnya memanfaatkan waktu, bahkan ada
yang mengabaikannya begitu saja.
Disadari atau tidak, waktu kita sering dihabiskan untuk
hal-hal yang tidak bermanfaat. Siang bekerja bermalas-malasan, malam begadang
sambil membicarakan sesuatu yang tidak berguna.
Seorang mahasiswa, misalnya, menghabiskan waktunya bukan
untuk membaca buku atau diskusi ilmiah, tapi dengan duduk-duduk sambil ngobrol tanpa
arah. Tentulah di sela-sela obrolan itu ada ghibah. Sungguh yang demikian itu
suatu kerugian yang nyata. Waktunya terbuang, sementara pengetahuannya tidak
bertambah.
Bagi yang paham pentingnya memanfaatkan waktu, ia akan
menyadari makna kehidupan sebe narnya. Waktunya digunakan dan dihabiskan
sebagai persiapan untuk menjalani perjalanan abadi.
Memperbanyak bekal untuk kehidupan setelah mati, hingga
memperoleh keuntungan yang berlipat ganda. Adapun yang lalai, ia hanya membawa
bekal sekadarnya, atau bahkan menjalani perjalanan abadi tanpa bekal sama
sekali.
Seorang yang beriman, tidak akan menyia- nyiakan waktu
sedetik pun. Ia senantiasa menghabiskan waktunya semata-mata untuk lebih dekat
dengan Allah dan selalu menyajikan yang terbaik dalam kata dan perbuatan.
Niatnya selalu tegak untuk melakukan segala kebaikan.
Motivasinya jelas, mengharap ridha Allah semata. Ia senantiasa berhati-hati
dalam berbuat.Perkataannya selalu dijaga agar tidak melukai orang lain.
Tindakannya penuh perhitungan supaya tidak merugikan
orang lain. Ia menyadari bahwa waktu tak akan bisa terulang kembali. Maka sudah
sepatutnya dihabiskan dalam kebajikan.
Sungguh, waktu kita di dunia ini amatlah terbatas.
Kematian akan memutus waktu dan kesempatan berbekal sebanyak mungkin untuk kehidupan
akhirat. Seseorang yang sadar bahwa kematian akan memotong seluruh usaha dan
amal, ia akan senantiasa beramal dan bekerja di masa hidupnya untuk memperoleh
pahala dan ganjaran yang abadi.
Jika memiliki harta di dunia, ia akan berusaha untuk
mewakafkannya. Menanam tanaman yang bisa dinikmati generasi penerus.Berusaha
membangun keluarga yang bisa mendoakan ketika dirinya telah menghadap Allah SWT
dan segala amalan yang pahalanya bisa dipetik tanpa henti.
Ia juga akan menulis buku yang bisa dibaca setiap orang
setelahnya. Sebab, ia tak menginginkan kerugian.
Allah SWT menegaskan dalam Alquran betapa rugi manusia
yang tidak memanfaatkan waktunya dengan baik. Kecuali bagi orang yang beriman,
beramal kebajikan, dan yang saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran (QS
al-`Asr [103]: 1-3). Mereka itulah yang akan mendapatkan keuntungan.
Maka dari itu, gunakanlah setiap detik umur kita sebaik
mungkin. Bersegeralah sebelum kesempatan itu lenyap. Berlombalah dengan waktu,
lawanlah nafsu, taklukkan malas, dan carilah bekal sebanyak-banyaknya.Karena
saat semuanya telah terlambat, takkan berguna lagi penyesalan di kemudian.
Wallahu a'lam.
Red: Agung
Sasongko
0 komentar:
Posting Komentar