Manajemen Waktu ala Rasulullah
Assalamualaikum sobat Al Hasanah! Tahukah kamu bahwa
waktu sangat berarti dan penting dalam kehidupan kita, Islam telah memberikan
gambaran yang utuh mengenai pentingnya memuliakan waktu. Dalam Al-Qur’an Allah
telah menempatkan tentang waktu diposisi sangat tinggi, sampai-sampai Allah
bersumpah atas nama waktu. Misalnya “Demi waktu” dalam surah Al-Ashr dan ada
contoh lagi yaitu “Demi waktu saat matahari naik sepenggalah,” dalam surah Adh-Dhuha.
Dan ketahuilah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah mengabarkan bahwa waktu salah satu nikmat diantara nikmat-nikmat
Allah kepada hambaNya yang wajib disyukuri, Jika tidak, nikmat tersebut akan
diangkat dan pergi menginggalkan pemiliknya.
Didalam kehidupan waktu sangatlah penting, maka dari itu
harus dimanfaatkan sebaik-baiknya agar tidak menyesal dikemudian hari, akibat
ulah dari kita sendiri karena tidak bisa mengelola dengan baik dan sesuai
dengan hokum dan aturan Islam.
Percayalah, tidak akan rugi sedikitpun jika kita
mengikuti apa yang menjadi petunjuk dan perbuatan (sunnah) dari Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka Allah Ta’ala berfirman:
{قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللهَ فاتَّبِعُونِي
يُحْبِبْكُمُ اللهُ ويَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ، وَاللهُ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ
“Katakanlah:
Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah (sunnah/petunjuk)ku,
niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang”
(QS Ali
‘Imran:31).
Allah telah
memberikan setiap hari “modal” waktu kepada semua manusia dan semuanya sama
tidak ada yang berbeda, yaitu 24 jam sehari, 168 jam seminggu, 672 jam sebulan,
dan seterusnya.
Nah
sekarang sobat Al-hasanah perlu tahu nih, ada tujuh poin manajemen waktu ala
Rasulullah Nabi Muhammad SAW. Berikut salah satu kiat-kiat manajemen waktu
dalam perspektif Islam dan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
1.
Jadikan Shalat Fardu sebagai pola disiplin
Rasulullah
SAW menjadikan shalat fardu sebagai cara membentuk pola kedisiplinan dan
membentuk watak dan ritme hidup. Pemilahan waktu dalam sehari bagi umat Islam
sangatlah jelas, dan melalui manajemen waktu shalat fardu ini dapat menjadikan
kita disiplin dan tepat waktu sehingga segala aktivitas kita terprogram dengan
baik.
2.
Terapkan pola berpikir investasi
Pola
berpikir investasi bukanlah manajemen waktu yang instan, artinya jangan
mengelola waktu dengan instan atau hanya berpikir jangka pendek, namun coba
membuat daftar kegiatan untuk jangka Panjang, karena jika mengelola waktu
dengan instan karena akan membuat kita malas dalam berproses. Persiapkan segala
hal untuk masa depan kita sehingga natinya kita dapat memetik hasil terbaik
dikemudian hari.
Didalam
ajaran Islam memang selalu diajarkan menabur benik kebaikan, seperti yang
diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW. Tetapi bukan artiny akita bisa langsung
memanen kebaikan tersebut dikeesokan harinya, tapi kita harus yakin bahwa Allah
maha adil setiap kebaikan pasti dibalas dengan kebaikan. Pola berpikir investasi
yang diajarkan Rasulullah SAW sangat perlu diterapkan agar menjadikan akhlak
pribadi kita menjadi baik.
3. Terus
produktif, jangan biarkan waktu terbuang percuma
Islam
sangat menjunjung tinggi waktu dan sangat mengutamakan nilai-nilai
produktifitas secara semputna, baik produktifitas terhadap melakukan ibadah
atau pengintkatan serta perbaikan diri maupun produktifitas yang dapat
menghasilkan suatu karya dan sesuatu yang bermanfaat.
Allah
pernah berfirman didalam Al-Quran:
“Maka
apabila kamu telah selesai dari satu urusan, maka kerjakanlah dengan sungguh
sungguh urusan yang lain”
(QS.
Al-Insyirah : 7)
Tampak
sederhana, tapi jika direnungkan ayat tersebut terlihat jelas menjelaskan bahwa
Allah tidak menginginkan umat-Nya menjalani waktu tanpa produktivitas. Karena
hakikatnyna waktu bagi seorang muslim adalah sebuah ritme perputaran waktu yang
tidak akan pernah putus. Untuk itu, selalu lakukan aktivitas yang sekiranya
membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain, dan jangan lupa usahakan
pergunakan waktu sebaik mungkin.
4.
Gunakan aji mumpung
Yang
dimaksud dengan aji mumpung disini adalah yang berarti bagaimana kita
memanfaatkan waktu peluang yang ada untuk mengambil kesempatan yang diberikan
oleh Allah SWT dengan sebaik mungkin. Seperti halnya selagi masih muda gunakan
waktu untuk belajar dan beribadah, menghafal Al-Quran atau hal-hal kegiatan
yang menjadi peluang pahalanya banyak. Seperti halnya hadits dibawah ini :
Dari Ibnu
‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah SAW, pernah menasehati seseorang,
“Manfaatkanlah
lima perkara sebelum lima perkara
(1) Waktu
mudamu sebelum datang waktu tuamu,
(2) Waktu
sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
(3) Masa
kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
(4) Masa
luangmu sebelum datang masa sibukmu,
(5) Hidupmu
sebelum datang matimu.”
5. Jauhi
sikap menunda-nunda
Jangan suka
menunda-nunda sesuatu kebaikan, niat baik atau pekerjaan-pekerjaan yang
mendatangkan manfaat apalagi sampai menuda-nunda ibadah, karena yang pertama
Allah dan Rasul sangat benci kelakuan kebiasaan menunda-nunda dan menjadikan
kebiasan buruk bagi diri kita.
6.
Cepat, tapi bukan tergesa-gesa
Ketahuilah
bahwa cepat itu bukan berarti terburu-buru atau tergesa-gesa. Namun tetap
teliti dan melakukan dengan segera bukan berarti lambat. Kira-kira itulah yang
diajarkan dalam hadist tersebut. Kegesitan Rasulullah SAW, bukan artinya kita
juga harus melakukan segala sesuatu dengan tergesa-gesa, sebab ketergesaan
biasanya tak lepas dari kecerobohan.
“Karena
sifat tergesa-gesa itu halnya berasal dari setan.”
( HR Anas
bin Malik).
Sala satu
contohnya adalah ketika mendengar suara adzan seharusnyna 5 menit sebelum adzan
memanggil, kita sudah siap untuk mengambil wudhu dan bersiap-siap shalat ke
masjid/mushola. Jangan sampai waktu shalat sudah mau habis kita terburu-buru
atau tergesa-gesa untuk melaksanakan shalat, itulah yang seharusnya seorang
muslim yang beriman tidak lakukan hal yang tergesa-gesa. Sementara Allah dan
Rasulullah berkali kali memperingatkan kita agar kita bersegera,dan menjauhi
sikap menunda.
“Menunda-nunda
melaksanakan kewajiban (bagi yang mampu) termasuk kezaliman”
(HR.
Bukhari).
Untuk itu
mulai saat ini coba untuk jauhi sikap menunda-nunda, terlebih dalam hal
menjalankan kewajiban beribadah. Karena dalam Alquran juga disebutkan
“Bersegeralah
kalian kepada ampunan Rabb kalian dan kepada surga yang seluas langit dan bumi
yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa”
(Ali Imran
: 133).
7. Rutin
melakukan evaluasi
“Orang yang
berakal dan dapat mengendalikannya, seharusnya memiliki empat waktu: pertama, waktu
untuk bermunajat kepada Allah; Waktu untuk mengintrospeksi diri; ketiga waktu
untuk memikirkan ciptaan Allah; keempat waktu untuk memenuhi kebutuhan jasmani
dari minuman dan makanan.”
(HR. Ibnu
Hibban).
Evaluasi
disini artinya meneliti dan melihat kembali apa yang telah sudah kita lakukan
sebelumnya, serta mencermat segala kekurangan dan kelemahan yang ada ddalam
diri kita sendiri. Tanpa melakukan evaluasi, kita tidak akan pernah menyadari
kelemahan dan kekurangan pada diri kita, dan akibatnya kita akan terus
melangkah dengan kesalahan yang sama.
Untuk itu,
Rasulullah SAW, selalu menerapkan evaluasi dalam manajemen waktunya, karena
secepat apa pun kita, sebenci apa pun kita pada sikap menunda, sampai
seproduktif apa pun kita terhadap melakukan sesuatu, tetap saja kita wajib
mengevaluasi diri kita dan segala hal yang pernah kita lakukan sebelumnya.
Oke Sobat
Al-hasanah, sekian informasi tentang Managemen waktu ala Rasulullah SAW.
Pastikan kita dapat menjalankan dan menerapkan Sunnah Rasullulah SAW dalam kehidupan
pribadi kita dan di dalam keseharian kita.
0 komentar:
Posting Komentar