MEMULIAKAN BULAN HARAM
Segala puji hanya milik Allah pencipta langit dan bumi,
yang telah mengatur alam semesta dengan penuh hikmah, mengatur perjalanan siang
dan malam sesaui kehendakNya.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada
junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam yang telah membawa
manusia dari gelapnya kesesatan menuju cahaya hidayah.
Bertaqwalah kepada Allah dengan takwa yang
sebenar-benarnya ! Ketahuilah, sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah
menciptakan semua makhlukNya dengan kekuasaanya dan menjadikan berbagai macam
yang akan mendukung kebaikan mahklukNya dengan hikmah dan kasih sayang.
Allah menciptakan semua yang ada dibumi untuk
kemaslahatan para hambaNya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
وَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَائِبَيْنِ ۖ
وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ ﴿٣٣﴾ وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا
سَأَلْتُمُوهُ ۚ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ
الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ
Dan Dia
telah menundukkan bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam
orbitnya); dan Dia telah menundukkan malam dan siang bagimu. Dan Dia telah
memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadaNya.
Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan dapat
menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari
(nikmat Allah).[Ibrâhîm/14:33-34]
Allah
Subhanahu wa Ta’ala menciptakan matahari dan bulan untuk kemaslahatan kita baik
dunia ataupun agama. Allah Azza wa Jalla mengatur perjalanan dua makhlukNya
dengan penuh kesempurnaan.
Keduanya
tidak akan keluar dari garis edarnya kecuali dengan izin Allah Subhanahu wa
Ta’ala , tidak akan naik atau turun atau hilang kercuali dengan izin Allah
Subhanahu wa Ta’ala .
Keduanya
akan terus demikian sampai pada saatnya nanti, Allah berkehendak matahari
terbit dari arah barat. Saat itu keimanan seseorang tidak bermanfaat kecuali
dia telah beriman sebelumnya.
Allah
Subhanahu wa Ta’ala menundukkan matahari dan bulan dan menjadikannya sebagai
penentu waktu.
Perjalanan
matahari akan memunculkan siang dan malam serta musim-musim. Kalau kita
perhatikan, sejak matahri terbit, ketika matahari semakin tinggi, maka suhu
panas pun meningkat; Dan ketika matahari sudah mendekati tempat tengggelam,
suhu panas pun mulai menghilang.
Perjalanan
matahari ini, mulai terbit hingga tenggelam, semua berjalan hanya dengan izin
dari Allah Azza wa Jalla Begitu halnya dengan bulan, Allah telah menentukan
tempat-tempatnya.
Pada setiap
malam, bulan berada disatu tempat yang berbeda dengan sinarnya yang berbeda
pula. Pada permulaan bulan, sinarnya masih redup dan bertambah sedikit demi
sedikit sampai pada pertengahan bulan yang sangat terang-benderang.
Kemudian
berkurang sedikit demi sedikit sampai kembali seperti permulaan bulan.
subhânallah Semenjak Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan langit dan bumi,
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menentukan jumlah bulan yaitu dua belas bulan;
empat diantaranya adalah bulan haram, tiga bulan berurutan yaitu Dzul qa’dah,
Dzul hijjah, lalu Muharram serta satu yang terpisah yaitu bulan Rajab. Ini
merupakan bulan-bulan diagungkan, baik pada masa jahiliyyah ataupun pada masa
islam, Allah menghususkan larangan berbuat zhalim dibulan-bulan tersebut. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ
شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا
أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ
أَنْفُسَكُمْ
Sesungguhnya
bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di
waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram. Itulah
(ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang
empat itu. [at Taubah/9:36]
Allah
Subhanahu wa Ta’ala melarang untuk berbuat zhalim pada diri kita dengan segala
bentuknya, terutama dibulan-bulan haram yang larangannya lebih keras dibanding
dengan bulan-bulan yang lain.
oleh karena
itu, kita wajib meghormati dan mengagungkan bulan-bulan ini. Kita harus
menjauhi perbuatan zhalim dengan segala ragamnya, baik zhalim terhadap diri
apalagi zhalim terhadap orang lain.
Dengan
demikian kita akan menjadi orang yang berbahagia. Diantara bentuk kezhaliman
adalah meninggalkan apa yang diwajibkan oleh Allah ataupun melakukan apa yang
diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala .
Ketahuilah
wahai saudara-saudaraku, jiwa ini merupakan amanah yang wajib kita jaga.
Hendaklah kita menjadikanjiwa kita menjadi jiwa yang selalu tunduk dan patuh
kepada Khaliqnya.
Gapailah
kebahagiaan yang dijanjikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan selalu
membersihkan jiwa dari noda dan dosa, sehingga jiwa kita menjadi jiwa yang
diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala .
Jadikanlah
pergantian siang dan malam serta perjalanan matahari dan bulan sebagai ibrah.
وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا﴿١﴾وَالْقَمَرِ إِذَا
تَلَاهَا﴿٢﴾وَالنَّهَارِ إِذَا جَلَّاهَا﴿٣﴾وَاللَّيْلِ إِذَا
يَغْشَاهَا﴿٤﴾وَالسَّمَاءِ وَمَا بَنَاهَا﴿٥﴾وَالْأَرْضِ وَمَا طَحَاهَا﴿٦﴾وَنَفْسٍ
وَمَا سَوَّاهَا﴿٧﴾فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا﴿٨﴾قَدْ أَفْلَحَ مَنْ
زَكَّاهَا﴿٩﴾وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا
Demi
matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila mengiringinya, dan siang
apabila menampakkannya, dan malam apabila menutupinya, dan langit serta
pembinaannya, dan bumi serta penghamparannya, dan jiwa serta penyempurnaannya
(ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaannya. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan
sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya [Asy Syams/91:1-10]
Salah satu
bulan haram yang dimuliakan dan diagungkan oleh Allah Azza wa Jalla adalah
bulan Muharram.
Karena
keagungan bulan ini, terkadang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menisbatkannya
kepada Allah.
Pada bulan
ini, seorang muslim disyariatkan untuk melakukan berbagai macam ketaatan kepada
Allah dan menjauhi segala corak perbuatan zhalim. Pada bulan ini, seorang
muslim disunatkan menjalankan puasa Asyûra yaitu pada tanggal sembilan dan
sepuluh.
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ
الْمُحَرَّمُ
Puasa yang
paling utama setelah bulan Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah Muharram [HR
Muslim]
Juga
sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu, beliau
Radhiyallahu anhu mengatakan :
“Ketika
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam melihat kaum Yahudi melakukan puasa Asyûra. Beliau bertanya
kepada mereka : ‘Mengapa mereka melakukan puasa pada hari itu ?’ Mereka
menjawab: Ini adalah hari baik, pada hari ini Allah Subhanahu wa Ta’ala
menyelamatkan Nabi Musa Alaihissallam dan Bani Israil, oleh karena itu Musa
Alaihissallam melakukan puasa pada hari ini.”
Lalu beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
نَحْنُ أَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ فَأَمَرَ بِصَوْمِهِ
Sesungguhnya
kami lebih berhak terhadap nabi Musa dibandingkan kalian.
Kemudian
beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa
pada hari itu. [HR Bukhâri dan Muslim]
Kemudian
dikesempatan lain, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ
Insyaallah,
tahun yang akan datang kita mulai bepuasa pada hari kesembilan.[HR Muslim]
Akan tetapi
beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam belum sempat melakukan ini, karena beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat sebelum bulan Muharram tahun berikutnya
tiba.
Saat beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang keutamaan puasa ini, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab :
يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
Puasa
Asyura menghapuskan dosa satu tahun yang telah lewat.[HR Muslim]
Maka
berpuasalah wahai kaum muslimin pada hari yang kesembilan dan kesepuluh agar
dosa-dosa kalian dihapuskan.
Ikutilah
nabi kalian agar kalian mendapatkan kemulyaan serta pahala yang kalian
harapkan. Orang yang bertekad dan berazam untuk melakukannya atau sudah
terbiasa melaksanakannya tapi kali ini terhalang sesuatu maka Insyaallah akan
dituliskan baginya pahala puasanya tanpa terkurangi sedikitpun.
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا
كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا
Apabila
salah seorang hamba sakit atau dalam bepergian akan ditulis pahala amalannya
sebagai mana ketika dia meluakukannya ketrika dia sehat dan bermukim.[HR
Bukhari]
Bulan
Muharram menyimpan peristiwa besar serta tanda kekuasaan Allah, di bulan ini
Allah menyelamatkan Nabi Musa beserta kaumnya dari Firaun dan bala tentaranya.
Ketika nabi Musa mengajak Fir’aun untuk mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala
, dengan penuh kesombongan ia menolak seraya mengatakan :
“Saya
adalah tuhan kalian yang tinggi”
Sejak saat
itu, Firaun mulai melakukan penekahan terhadap Bani Israil sampai pada akhirnya
Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Nabi Musa Alaihssallam untuk keluar
bersama kaumnya menghindari kejahatan Fir’aun. Mereka terus berlari sampai
ketepi laut merah sementara Firaun beserta bala tentaranya berada dibelakang.
ketika
hampir tertangkap, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan nabi Musa
Alaihissallam agar memukulkan tongkatnya kelaut tersebut. Seketika lautan
terbelah dan menjadi jalan yang bisa mereka lalui. Firaun terus mengejar dan
mengikuti Bani Israil , ketika Musa dan pengikutnya sampai kedaratan, Allah
Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan nabi Musa untuk memukulkan tongkatnya
kembali.
Seketika
juga, jalan yang baru saja mereka lalui kembali menjadi lautan. Akibatnya,
Firaun beserta bala tentaranya tenggelam.
Lihatlah !
Bagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala menolong Nabi Musa Alaihissallam dan
kaumnya. Sesungguhnya Allah maha Kuasa untuk menolong siapa saja yang mau
menolong agamanya dan berusaha mengikuti ridhaNya. Itulah salah satu peristiwa
besar yang terjadi di bulan muharram. Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa
bulan Muharram adalah bulan sial.
Bulan yang
banyak mendatangkan bahaya sehingga sebagian mereka tidak berani melakukan
transaksi jual beli atau mengadakan pernikahan dan lain sebagainya. Keyakinan
seperti ini adalah keyakinan yang bathil serta kesesatan yang nyata. Ini
merupakan tipu daya setan yang menginginkan agar manusia jauh dari ajaran islam
yang benar.
Ini
merupakan propaganda musuh agar kaum muslimin meninggalkan amalan-amalan pada
bulan ini. Kaum muslimin bagaimana mungkin bulan yang diagungkan oleh Allah
Azza wa Jalla, bulan yang diagungkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam membawa kesialan atau membawa madharat.
Sebaliknya
bulan Muharram merupakan bulan kebaikan, maka isilah bulan ini dengan
amalan-amalan shalih dengan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga
kita menjadi hamba-hambaNya yang mendapatkan keridhaanNya Subhanahu wa Ta’ala.
Maraji’:
Dyiaul lami’ min Khutabil Jawami’ Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin jilid
5 hal 397-401
Oleh Syaikh
Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
0 komentar:
Posting Komentar