Rahasia Kesehatan
dibalik Waktu dan Shalat Subuh
Sudah menjadi kebiasan banyak orang untuk lebih memilih
terlelap dalam mimpinya dibandingkan harus bangun dan menikmati keindahan
diwaktu subuh. Padahal waktu subuh adalah waktu yang banyak menyimpan manfaat
mulai dari ruhiyyah, nafsiyyah hingga badaniyyah.
Waktu subuh juga menjadi parameter kehidupan seseorang
dalam menjalankan aktivitas hariannya, karena waktu subuh adalah waktu dimana
adanya satu gas ozon yang mengandung peresentase oksigen paling tinggi dan ia
akan berkurang seiring terbitnya Matahari.
Banyak dalil yang menyinggung tentang waktu dan keutamaan
shalat subuh. Salah satunya adalah Sahabat Abu Hurairah R.A yang meriwayatkan
bahwa Rasulullah Shalallahu’alaihiwassalam bersabda “Kalau sekiranya manusia
mengetahui apa yang tersembunyi dalam adzan dan shaf pertama, maka mereka tidak
akan mendapatkan bagian kecuali dengan jalan diundi didalamnya, niscaya mereka
akan ikut serta dalam undian (banyaknya yang berbondong – bondong guna
mendapatkan shaf pertama)”.
“Dan jika mereka mengetahui apa yang didapatkan dalam
awal kedatangan (shalat jam’ah), niscaya akan berlomba – lomba. Dan, mereka
akan mengetahui apa yang tersimpan di dalam shalat Subuh dan Isya, maka mereka
akan mendatanginya walau dengan merangkak,” (H.R. Bukhori). Memang begitu
istimewa shalat wajib pembuka hari ini.
Bahkan shalat Sunnah yang menyertainya juga mendapat
porsi yang tak kalah istimewanya. Aisyah R.A Meriwayatkan “dua rakaat fajar
(Qobliyyah Subuh) lebih baik dari dunia seisinya” (H.R Muslim). Shalat Sunnah
nya saja lebih baik dari dunia seisinya, lalu bagaimana dengan shalat wajib itu
sendiri? Sungguh tak terbayangkan keutamaanya! Namun sayang, orang–orang acap
kali melalaikan ibadah yang satu ini.
Penelitian Secara Medis
Secara medis shalat Subuh memiliki kaitan erat dengan
Tahajud dan Kortisol. Hal ini semacam paket untuk mendapatkan kesehatan,
mengingat ibadah wajib ini tepat berada dipenghujung sepertiga malam terakhir.
Menurut ilmu kesehatan, sholat subuh juga mampu mengurangi kecendrungan
terjadinya Kardiovaskular (system jantung dan pembuluh darah).
Dalam buku Super Health, terdapat studi penelitian MILIS,
studi GISSI 2 dan studi – studi lain di luar negeri, yang dipercaya oleh
sebagai suatu penelitian yang valid, yang dikatakan puncak terjadinya serangan
jantung sebagaian besar dimulai pada pukul 06:00 sampai 12:00. Mengapa
demikian? Sebab, pada waktu itu sudah terjadi perubahan pada syaraf simpatis
dan penurunan tegangan syaraf prasimpatis. darah meningkat, denyut jantung
lebih kuat dan setrusnya. Sebaliknya, syaraf prasimpatis berperan dalam
penurunan tekanan darah, pengurangan denyut jantung dan seterusnya.
Ibaratnya, saat kita menghadapi bahaya atau sebuah
tantangan, saat itulah syaraf simpatis berperan sangat dominan. Sementara,
perut yang kenyang, tempat tidur atau tempat duduk yang nyaman, disertai
perasaan rileks, maka sangat jelas syaraf parasimpatislah yang mengambil alih
peran dalam tubuh kita.
Pada pergantian waktu dipagi yang buta (sekitar 03:00
dini hari) sampai siang itulah secara perlahan tekanan darah berangsur naik,
sebab terjadi peningkatan adrenalin. Peningkatan adrenalin berefek meningkatkan
tekanan darah dan menyempitnya pembuluh darah (efek vasokontriksi) disertai
meningkatnya sifat agregasi trombosit (sifat saling menempel satu sama lain
pada sel trmbosit agar darah membeku) yang pada akhirnya meningkatkan resiko
gangguan pada system Kardiovaskular.
Semuanya ini terjadi walaupun kita tertidur. Unik bukan?
“Hal ini terjadi pada semua manusia ,setiap hari termasuk
anda, dan saya maupun bayi anda. Hal seperti ini disebut dengan Ritme
Circardian, ritme sehari – hari ,yang secara kodrati diberikan tuhan kepada
manusia” begitulah kata Dr. Barita Sitompul Sp.JP
Lantas, apa hubunganya dengan shalat Subuh?
Diawali oleh Furchgott dan Zawadsky, (1980) melakukan
penelitian dengan mengeluarkan sekelompok sel sebelah dalam dari dinding
pembuluh darah arteri yang diselidikinya. Pembuluh darah yang normal yang tidak
dibuang sel-sel yang melapisi dinding bagian dalamnya akan melebar bila
ditetesi suatu zat kimia yaitu : asetilkolin.
Pada penelitian tersebut telah terjadi keanehan, dengan
dikeluarkanya sel-sel dari dinding sebelah dalam pembuluh darah itu. Pembuluh
tadi tidak melebar jika ditetesi asetilkolin. Penemuan ini tentunya
menggemparkan dunia kedokteran dan segera diikuti penelitian yang lain di
seluruh dunia kedokteran untuk mengetahui zat apa yang terkandung di dalam sel
bagian dalam pembuluh darah yang mampu mengembangkan atau melebarkan pembuluh
darah tersebut.
Akhirnya, zat tersebut ditemukan oleh Ignarro-Murad, dan
disebut Nitrik Oksida. Diketahui pula Nitrik Oksida juga berperan menjegah
kecendruran membekunya darah dengan cara mengurangi sifat agregasi atau sifat
menempel pada satu sama lain dari trombosit pada darah kita. Inilah zat yang
mampu menstabilkan efek adrenalin pada system Kardiovaskular.
Pertanyaanya adalah kapan zat nitrik oksida diproduksi?
Zat Nitrik Oksida selalu diproduksi, baik dalam keadaan istirahat ataupun
tidur. Produksinya dapat ditingkatkan oleh obat golongan nifedipin, nitrat,
atau yang sejenisnya. Zat Nitrik Oksida juga dapat ditingkatkan dengan cara
kita berolahraga.
Jadi, kalau kita bangun tidur pagi hari yang buta dan
melakukan peregangan atau olah raga ringan, maka hal ini akan memberi pengaruh
baik pada pencegahan gangguan kardiovaskular. Naiknya kadar Nitrik Oksida dalam
darah karena exercise yaitu wudlu, diikuti shalat sunnah dan wajib, apalagi
bila disertai berjalan ke Masjid, merupakan preservasi bagi pencegahan
Kardiovaskular.
Selain itu, patut dicatat bahwa pada posisi rukuk dan
sujud terjadi proses mengejang, posisi ini meningkatkan kekuatan tonus
parasimpatis (yang melawan efek tonus simpatis). Tonus sendiri adalah kontraksi
yang terus dipertahankan oleh otot.
Demikian kekuasaan Allah Subhanahuwataa’la, ciptaanya
yang selalu berpasang-pasangan, siang-malam, panas-dingin, Nitrik Oksida– Anti
Nitrik Oksida. Sudah sejak awal islam datang menggemakan shalat Subuh. Hanya
saja Allah tidak secara jelas menyatakan manfaat akan hal ini sebab, tingkat
pengetahuan manusia belum sampai dan harus mencarinya sendiri walau harus
melalui rentang waktu ribuan tahun. Petunjuk bagi kemaslahatan umat tanda
kasih-Nya pada hamba-Nya.
Mukhammad Khasan
Sumarhadi
(Mahasiswa UIN
Walisongo Semarang)
0 komentar:
Posting Komentar