Dengan istigfar,
Allah akan bebaskan umat muslim dari kesusahan
Merdeka.com - Astaghfirullah atau istighfar salah satu
ucapan yang mencakup banyak makna. Istighfar merupakan benteng diri yang harus
kita bangun setelah rasa syukur, agar kita selalu mengingat Allah SWT.
Istighfar adalah salah satu sumber utama dan terbesar
datangnya rezeki. Allah SWT berfirman "Maka aku katakan kepada mereka,
'beristighfar-lah (mohonlah ampun) kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha
Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu yang lebat, dan
membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan
mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai,". (QS Nuh ayat
10-12).
Istighfar memang sering dikaitkan dengan bertobat. Banyak
umat yang memohon ampunan dan perlindungan dari perbuatan dosa di masa lampau
dengan mengucapkan Istighfar. Tobat sendiri diartikan dengan kembali dan
memohon perlindungan dari perbuatan dosa yang sama di masa yang akan datang.
"Barang siapa memperbanyak istighfar maka Allah akan
membebaskannya dari kedukaan, dan memberinya jalan keluar bagi kesempitannya
dan memberinya rezeki dari arah yang tidak diduga-duga,". (HR Muslim, Abu
Daud, dan Nasa'i).
Menurut buku "The Power of Istighfar" karangan
Hasan bin Ahmad Hasan Hamam mengatakan, bahwa sebaik-baiknya manusia yang telah
berbuat dosa agar selalu memohon ampunan atas segala dosa yang telah dilakukan,
yaitu dengan istighfar. Istighfar merupakan salah satu jalan untuk memohon
ampunan-Nya. Selain itu, Istighfar mempunyai kedudukan yang tinggi dalam diri
seorang hamba.
Allah SWT berfirman, "Dan tidak ada sesuatu pun yang
menghalangi manusia dari beriman, ketika petunjuk telah datang kepada mereka,
dan dari memohon ampun kepada Tuhannya, kecuali (keinginan menanti) datangnya
hukum (Allah yang telah berlalu pada) umat-umat yang dahulu atau datangnya azab
atas mereka dengan nyata,". (QS AL Kahfi ayat 55).
Selain itu, terdapat cerita tentang seorang pemuda yang
bertolak ke pasar untuk menjajakan barang dagangannya. Pasar tersebt begitu
padat oleh pedagang dan pembeli. Pemuda itu pun duduk di lapak yang telah
disediakan untuk berjualan. Dia menggelar barang dagangannya sambil duduk di
sebelahnya. Dia menanti cukup lama, namun tak ada seorang merasa cocok dengan
dagangannya, mereka hanya melihat-lihat lalu pergi begitu saja. Sementara sang
pemuda tersebut sangat membutuhkan hasil jual dari dagangannya.
Tiba-tiba dia teringat akan sebuah anjuran untuk membaca
Istighfar sebanyak mungkin dari seorang imam masjid. Selang beberapa waktu
kemudian, barang dagangannya kemudian habis oleh para pembeli. [hhw]
Reporter
: Adriana Megawati
0 komentar:
Posting Komentar