8 Penyebab Mengapa
Hati Kita Mudah Dilanda Gelisah
REPUBLIKA.CO.ID, Tanda kegelisahan hati adalah hidup yang
terasa hambar. Segala sesuatu dijalani dengan hampa. Makan tidak enak, tidur
pun tidak nyenyak. Oleh karena itu, saatnya kita kenali, mengapa hati selalu
gelisah.
Pertama, karena banyaknya dosa. Disadari atau tidak, ketika
seorang mukmin berbuat dosa, maka akan diliputi oleh rasa bersalah. Dengan
demikian, hati pun menjadi gelisah.
Hidupnya dalam keterasingan. Ibnu Qayyim berkata, ''Jika
kamu menemukan keterasingan karena perbuatan dosa, maka segera tinggalkan dan
jauhi dosa dan maksiat. Hati tidak akan tenang dengan perbuatan dosa.''
Kedua, kurang bersyukur. Padahal, Allah menciptakan segala
sesuatu, termasuk semua yang ada di langit dan yang ada di bumi, dengan penuh
kasih sayang dan hanya untuk manusia.
وَمَا
مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ
مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
"Dan
tidak ada binatang melata pun yang hidup di muka bumi ini melainkan Allah yang
memberinya rezeki ...'' (QS Hud [11]: 6).
Ketiga, banyak menuntut. Bisa dipastikan
hati akan selalu gelisah jika seseorang berpikir harus memiliki segala sesuatu,
sementara ia tidak mempunyai kemampuan dan daya tunjang yang memadai untuk
meraihnya.
Keempat, cinta dunia. Rasulullah SAW
mengkhawatirkan umatnya yang mencintai dunia secara berlebihan.
إِنَّ مِمَّا أَخَافُ
عَلَيْكُمْ بَعْدِي ، مَا يُفْتَحُ عَلَيْكُمْ مِنْ زَهْرَةِ الدُّنْيَا
وَزِينَتِهَا
"Yang
paling aku takutkan dari umat sepeninggalanku adalah jika kesenangan dunia dan
hiasannya dibuka untuk kalian.'' (Muttafaq 'Alaih).
Kelima, terlalu berharap pada manusia.
Seseorang yang bergantung pada selain Allah, hanya akan kecewa.
Keenam, berbuat zalim. Menzalimi orang, itu
artinya meninggalkan perasaan tidak enak. Karena itu, segeralah meminta maaf.
Karena, meminta maaf dekat dengan ketakwaan yang pada akhirnya menimbulkan
ketenangan:
وَأَنْ تَعْفُوا أَقْرَبُ
لِلتَّقْوَىٰ ۚ “Dan janganlah kamu melupakan keutamaan di antara
kamu.” (QS Al-Baqarah [2]: 237).
Ketujuh, lemah iman. Seseorang yang lemah
iman akan mudah mengeluh dan menyalahkan keadaan. Bahkan, orang yang lemah iman
tidak yakin dengan kemahakuasaan Allah. Padahal, hidup dan mati, rezeki dan
jodoh manusia, semua sudah diatur dan ada dalam kekuasaan Allah SWT.
Kedelapan, tidak sungguh-sungguh menaati
syariat Allah, malas beribadah, dan enggan bertaubat kepada-Nya. Itu tampak
pada banyaknya tindakan maksiat yang dikerjakan setiap harinya.
Red: Nashih
Nashrullah
0 komentar:
Posting Komentar