Ini Lafal Dzikir
Utama di Waktu Subuh
Imam Nawawi dalam Kitab Al-Azkar menyebutkan bahwa banyak
lafal dzikir yang baik dibaca di waktu subuh berasal dari Rasulullah SAW.
Mereka yang dapat mengamalkan semuanya terbilang orang beruntung yang
mendapatkan nikmat dan anugerah Allah SWT.
Adapun mereka yang tidak sanggup mengamalkan semuanya
dapat menyingkat amalan tersebut meski hanya satu lafal dzikir.
Imam Nawawi menyebutkan sejumlah ayat Al-Qur’an yang
menjadi dasar anjuran dzikir di waktu Subuh, yaitu Surat Thaha ayat 130, Surat
Ghafir ayat 55, Surat An-Nisa ayat 148, Al-An‘am ayat 52, An-Nur ayat 36, dan
Surat As-Shad ayat 18.
Ada baiknya kami kutip dua ayat darinya sebagai berikut:
وَسَبِّحْ
بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا
Artinya, “Bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu
sebelum terbit dan sebelum terbenam matahari,” (Surat Thaha ayat 130).
Sedangkan
Surat Ghafir ayat 55 berbunyi sebagai berikut:
وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ
بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ
Artinya,
“Bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu pada pagi dan petang,” (Surat Ghafir ayat
55).
Semua ayat
ini menunjukkan anjuran agar manusia berdzikir memuji Allah pada waktu subuh
atau pagi hari dan tentu saja sore hari.
Imam
An-Nawawi menyebut Sayyidul Istighfar sebagai lafal yang baik dan utama dibaca
saat subuh atau pagi hari dan petang. Bunyi lafal Sayyidul Istighfar
sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam riwayat Imam Bukhari adalah
sebagai berikut:
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ
وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ. أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ. أَبُوْءُ
لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ. وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ. فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لَا
يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ
Allâhumma
anta rabbî, lâ ilâha illâ anta khalaqtanî. Wa anâ ‘abduka, wa anâ ‘alâ ‘ahdika
wa wa‘dika mastatha‘tu. A‘ûdzu bika min syarri mâ shana‘tu. Abû’u laka
bini‘matika ‘alayya. Wa abû’u bidzanbî. Faghfirlî. Fa innahû lâ yaghfirudz
dzunûba illâ anta.
Artinya,
“Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau
yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai
perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang
kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui
dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain
Engkau.”
Perihal
keutamaan Sayyidul Istighfar yang dibaca waktu pagi atau sore hari disebutkan
di ujung hadits riwayat Imam Bukhari. Mereka yang mengamalkan Sayyidul
Istighfar kemudian wafat beberapa jam kemudian mendapat garansi surga dari
Allah SWT.
إذا قال ذلك حين يمسي فمات من
ليلته دخل الجنة، أو كان من أهل الجنة، وإذا قال ذلك حين يصبح فمات من يومه...مثله
Artinya,
“Dalam Shahih Bukhari terdapat riwayat dari Syaddad bin Aus RA, bahwa
Rasulullah SAW bersabda, ‘Siapa yang membacanya [Sayyidul Istighfar] ketika
sore, lalu ia wafat pada malamnya, maka ia masuk surga atau ia tergolong
penghuni surga. Siapa yang membacanya ketika pagi, lalu ia wafat pada siangnya,
maka nasibnya sama seperti orang yang mengamalkannya pada petang hari,’” (Lihat
Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman
63).
Adapun
dzikir lainnya adalah lafal tasbih sebagaimana dipahami secara harfiah dari
ayat-ayat tersebut. Riwayat hadits pada Shahih Muslim menyebut lafal tasbih
sebagai berikut:
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
Subhānallāhi
wa bi hamdih.
Artinya,
“Mahasuci Allah dengan segala puji bagi-Nya.”
Adapun
riwayat hadits pada Sunan Abu Dawud menyebut lafal tasbih sebagai berikut
سُبْحَانَ اللهِ العَظِيْمِ
وَبِحَمْدِهِ
Subhānallāhil
‘azhīmi wa bi hamdih.
Artinya,
“Mahasuci Allah yang maha agung dengan segala puji bagi-Nya.”
Lafal
tasbih yang dianjurkan untuk dibaca sebanyak 100 kali ini memiliki keutamaan
luar biasa. Siapa saja yang mengamalkannya akan membawa amal terbaik pada hari
kiamat kelak sebagaimana hadits riwayat Imam Muslim berikut ini:
وروينا في صحيح مسلم عن أبي
هريرة رضي الله عنه، قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من قال حين يصبح وحين
يمسي سبحان الله وبحمده مائة مرة لم يأت أحد يوم القيامة بأفضل مما جاء به إلا أحد
قال مثل ما قال أو زاد عليه
Artinya,
“Diriwayatkan kepada kami di Shahih Muslim dari Abu Hurairah RA, ia berkata
bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Siapa saja yang membaca ketika pagi dan ketika
sore ‘Subhānallāhi wa bi hamdih,’ sebanyak 100 kali, niscaya pada hari kiamat
tidak ada orang yang lebih baik membawa amal daripadanya selain orang yang
mengamalkan seperti apa yang diamalkan olehnya atau bahkan melebihi amalnya,”
(Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H],
halaman 63).
Imam
An-Nawawi, sebagaimana di awal disebutkan, mengatakan bahwa lafal dzikir di
waktu subuh atau pagi hari begitu banyak yang tidak mungkin disebutkan satu per
satu. Masih banyak lagi lafal dzikir di waktu subuh yang belum tertera di sini.
Semua lafal itu mengandung keutamaan luar biasa sebaiknya tidak dilewatkan
meski hanya satu jenis dzikir. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)
1 komentar:
DEWAPK^^ agen judi terpercaya, ayo segera bergabungan dengan kami
dicoba keberuntungan kalian bersama kami dengan memenangkan uang jutaan rupiah
ditunggu apa lagi segera buka link kami ya :)
Posting Komentar