Tanda
Seseorang Memiliki Kecerdasan Emosional Rendah
Meski pun sulit diukur, tetapi ada beberapa tanda yang
bisa menunjukkan seseorang memiliki tingkat kecerdasan emosional yang rendah.
10 Tanda Seseorang Memiliki Kecerdasan Emosional
RendahIlustrasi (Thinkstock)
Tak cukup memiliki kecerdasan intelegensia, orang yang
ingin sukses dalam hidupnya juga wajib mengasah kecerdasan emosionalnya
(emotional intelligence/EQ).
Penelitian bahkan mengungkap, 90 persen orang yang berada
di puncak kesuksesan terbukti memiliki kecedasan emosional yang tinggi.
Walau kecerdasan emosional relatif sulit diukur, namun
mereka yang punya kecerdasan ini umumnya memiliki kepribadian yang disukai,
mampu mengelola emosinya dengan baik, serta mampu membina hubungan dengan orang
lain.
Meski pun sulit diukur, tetapi ada beberapa tanda yang
bisa menunjukkan seseorang memiliki tingkat kecerdasan emosional yang rendah,
yaitu:
- Gampang stres
Setiap orang tentu menghadapi kesulitan-kesulitan, namun
jika tantangan itu dengan cepat membentuk sensasi tidak menyenangkan, seperti
stres atau kecemasan, kemungkinan kecerdasan emosional Anda rendah.
Orang yang kurang mampu menggunakan kecerdasan
emosionalnya cenderung akan menyalahkan orang lain serta tidak bisa mengatur
mood-nya. Kecerdasan emosional akan membantu kita mengendalikan stres sebelum
stres itu menguasai hidup kita.
- Sulit Tegas pada diri sendiri
Orang dengan tingkat EQ yang tinggi umumnya memiliki
perilaku yang baik, empati, dan kebaikan, namun tetap mampu bersikap tegas pada
diri sendiri sehingga bisa menghindari reaksi emosi yang tidak perlu.
- Minim kosa kata emosi
Setiap orang mengalami berbagai emosi, tetapi hanya
sedikit yang bisa secara akurat mendefinisikan apa yang mereka rasakan. Label
emosi yang tidak jelas sering menimbulkan pemahaman yang keliru dan akhirnya
memicu pilihan irasional dan kurang produktif.
Orang dengan tingkat EQ tinggi memahami apa yang terjadi
pada dirinya. Misalnya, kalau kebanyakan orang mengungkapkan perasaannya
"sedang tidak enak", mereka yang punya kecerdasan emosional akan
melihat lebih dalam lagi apakah yang dirasakan itu "frustasi",
"mudah tersinggung", atau "cemas".
Makin spesifik kata yang dipakai untuk menggambarkan
emosi, makin baik kemampuan kita mengambil tindakan akan perasaan itu.
- Cepat membuat asumsi
Ciri yang nyata dari orang dengan kecerdasan emosional
yang rendah adalah cepat membuat opini lalu malas melakukan konfirmasi. Dengan
kata lain, mereka hanya mengumpulkan informasi yang mendukung opininya dan
mengabaikan bukti dari pendapat sebaliknya. Biasanya mereka pun akan berdebat
keras agar orang menerima pendapatnya.
Kondisi tersebut sebenarnya berbahaya bagi seorang
pemimpin, karena ia perlu mengumpulkan banyak masukan dari timnya. Ia juga
perlu berkomunikasi untuk membangun ide secara efektif.
- Menyimpan unek-unek
Emosi negatif yang menyertai unek-unek yang disimpan
sebenarnya bisa memicu respon stres, seperti sakit kepala, sulit
berkonsentrasi, sampai susah tidur. Melepaskan ganjalan di hati bukan hanya
membuat kita merasa lebih baik tapi juga berdampak positif bagi kesehatan.
- Tidak melupakan kesalahan
Kemampuan untuk menjaga jarak dari kesalahan yang pernah
dibuat sangatlah penting. Kita tidak melupakannya, tapi menjaga jarak aman
sehingga bisa mengingatnya dan belajar dari kesalahan itu demi sukses di masa
depan.
Tenggelam dalam kesalahan atau kegagalan akan membuat
kita gelisah dan cemas, namun melupakannya juga rentan menyebabkan kita jatuh
dalam kesalahan yang sama. Kuncinya ada pada kemampuan kita untuk mengubah
kesalahan menjadi pembelajaran.
- Sering merasa tak dipahami
Anda merasa orang lain tak memahami maksud Anda karena
sebenarnya Anda tidak mampu menyampaikan pesan dalam cara yang orang lain
pahami. Orang yang punya kecerdasan emosional tinggi akan menyadari apakah ia sudah
mengomunikasikan idenya dengan baik. Jika dirasa kurang dipahami ia akan
melakukan pendekatan lain.
- Tak bisa marah
Kecerdasan emosional bukan soal menjadi orang yang baik,
tetapi mengatur emosi untuk mencapai hasil terbaik. Terkadang, ini berarti kita
menunjukkan pada orang lain kita marah, sedih, atau frustasi.
Terus-terusan memamerkan emosi berupa rasa bahagia dan
positif bukan cuma tidak jujur, tapi juga tak produktif. Orang dengan EQ tinggi
bisa menunjukkan emosi positif dan negatif dalam situasi yang tepat.
- Menyalahkan orang lain
Emosi berasal dari dalam diri. Terkadang memang lebih
mudah untuk menghubungkan apa yang kita rasakan dengan tindakan orang lain.
Namun, kita harus bertanggung jawab pada emosi sendiri. Tidak ada orang yang
bisa membuat kita merasakan apa yang tidak ingin kita rasakan.
- Gampang tersinggung
Orang yang punya kecerdasan emosional tinggi akan percaya
diri dan berpikiran terbuka sehingga tak mudah tersinggung.
Terkadang kita tak takut membuat lelucon tentang diri
sendiri atau membiarkan orang berkelakar tentang kita, karena kita mampu
membedakan mana yang bercanda dan mana yang mengolok-olok.
(Lusia Kus Anna/Kompas Health)
0 komentar:
Posting Komentar