7 Persiapan Menyambut Bulan Ramadhan, Rugilah Bagi yang Tak Melakukan Ini
persiapan menjelang ramadhan
Insya Allah kita akan memasuki bulan Ramadhan. Bagus ini,
banyak orang yang senantiasa gembira menyambutnya. Lantaran memang spesialnya
bulan Ramadhan inil, Allah Swt sediakan beragam kenikmatan; mulai dari ampunan,
rahmat, keberkahan, dilipatgandakannya pahala, dan lain-lainnya.
Nah, namun pertanyaannya, bagaimana agar kita bisa
optimal menikmati semua kenikmatan pada bulan Ramadhan tersebut?
Apakah dengan nganggur saja, kita bisa otomatis dapat
keberkahan, pahala, ampunan, dan sebagainya itu? Belum tentu. Tentunya, yah
haruslah kita usahakan.
Sehemat yang saya pahami, haruslah kita mempersiapkan
diri. Setidaknya saya telah mengumpulkan 7 persiapan yang bisa Anda lakukan.
Berikut ini merupakan rinciannya.
1. Pelajari Fiqih seputar shaum Ramadhan
menyambut ramadhan
Iya, ini merupakan sebuah keniscayaan. Tidak bisa tidak,
Anda harus kaji tsaqafah-tsaqafah Islam terkait bulan Ramadhan. Termasuk, fiqih
shaum. Ini merupakan sebuah prioritas depan.
Nah, kebetulan, sebelumnya saya telah menerbitkan artikel
“23 Hukum Seputar Puasa yang Wajib Anda Ketahui“. Silahkan bisa Anda baca
terlebih dahulu, atau nanti.
Setidaknya, 23 poin itu bisa menjadi bekal dasar kita untuk
menjalani bulan Ramadhan. Tentunya, lebih baik lagi kalau Anda kaji lebih jauh
lagi.
2. Pelajari fadhilah-fadhilah di bulan Ramadhan
menyambut bulan suci ramadhan
Kewajiban kita memang banyak, namun insyaAllah itu semua
bisa kita usahakan agar tertunaikan. Nah, selain untuk perihal wajib itu, ada
baiknya waktu kita juga kita gunakan untuk lebih melakoni perihal sunnah.
Maka, agar lebih semangat, ada baiknya kita kaji atau
kita ingat-ingat lagi apa saja keutaman-keutaman di bulan Ramadhan ini. Semoga,
dengan begitu bisa semakin menambah semangat kita beramal.
Yang fardhu memang sudah sepatutnya kita kerjain baik
saat Ramadhan maupun di luar Ramadhan. Nggak usah ditanya. Begitu pula yang
sunnah, pun memang sepatutnya kita kerjain baik saat Ramadhan maupun di luar
Ramadhan. Nah, namun, mumpung di Ramadhan ini “reward” dari amalan sunnah
tersebut lebih lebih, maka ada baiknya kita lebih getol mengerjakannya.
3. Segera meng-qadha’ kewajiban puasa Ramadhan sebelumnya
yang belum Anda tunaikan
menyambut bulan ramadhan
Bagi Anda yang tahun lalu ada bolong puasanya, tidak full
sebulan Ramadhan; maka tentunya wajib meng-qadha’-nya. Dan yang namanya
kewajiban itu tak boleh ditunda-tunda, harus disegerakan. Mumpung masih bulan
Sya’ban. Kalau ada orang yang nunda-nunda tanpa udzur syar’i, dia berdosa.
Ingat hadits dari
A`isyah RA, bahwa dia berkata,”Aku tidaklah meng-qadha` sesuatu pun dari apa
yang wajib atasku dari bulan Ramadhan, kecuali di bulan Sya’ban hingga wafatnya
Rasulullah SAW.” [HR. At-Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah, dan Ahmad, hadits sahih).
(Terdapat hadits-hadits yang semakna dalam lafazh-lafazh lain sebagaimana
diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim. Lihat Imam Syaukani, Nailul Authar,
hal. 871-872, hadits no. 1699].
4. Jaga kesehatan fisik
persiapan bulan ramadhan
Yah, lantaran justru saat Ramadhan ini kita akan makin
getol beramal sholeh, maka kesehatan fisik juga perlu dipersiapkan.
Berhati-hatilah dengan al-haal kondisi yang biasanya
bikin Anda jadi sakit. Barangkali dari sekarang Anda bisa berikhtiar mencegahnya
dengan cara istirahat yang cukup, senantiasa konsumsi buah dan sayur; dan
sebagainya
5. Cek persiapan harta lebih untuk berinfaq lebih
menyambut bulan puasa
Selain kita butuh tenaga, tentu kita juga perlu harta
lebih, untuk beramal sholeh lebih.
6. Lebih ketatkan penjagaan diri dari dosa besar maupun
kecil
persiapan menyambut ramadhan
Menjelang bulan Ramadhan, biasanya mulai semakin populer
hadits dari Abu Hurairah RA berikut ini.
من صام
رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
“Barangsiapa
berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan pengharapan, maka akan
diampuni semua dosa-dosanya yang telah lampau.” [Terdapat pada riwayat shahih
dalam dua kitab shahih; Shahih Bukhori, no. 2014, dan shahih Muslim, no. 760,
dari ]
Sebetulnya
bagus, kalau pada melek dengan hadits ini. Namun, jangan sampai salah paham.
Sayangnya ada sebagian oknum yang salah paham, malah jadi suka-sukanya
mengerjakan dosa kecil maupun dosa besar, karena ia merasa bahwa toh nanti itu
semua bisa diampuni. Dirinya bisa menjadi ‘putih bersih’ lagi. Mulai dari nol
katanya.
Barangkali
dia lupa dengan kaidah syara’, “Makna umum tetap dalam keumumannya, selama
tidak ada dalil yang mengkhususkannya”.
Faktanya,
ternyata ada dalil lain yang mengkhususkan dalil sebelumnya tersebut.
أتدرون ما المفلس؟ قالوا:
المفلس فينا من لا درهم له ولا متاع. فقال: إن المفلس من أمتي يأتي يوم القيامة
بصلاة وصيام وزكاة، ويأتي قد شتم هذا وقذف هذا وأكل مال هذا وسفك دم هذا وضرب هذا،
فيعطى هذا من حسناته وهذا من حسناته. فإن فنيت حسناته قبل أن يقضى ما عليه، أخذ من
خطاياهم فطرحت عليه ثم طرح في النار
“Tahukah
kalian siapa orang yang pailit (bangkrut)? Para sahabat menjawab: “Orang yang
bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta.” Nabi
berkata: “Sesungguhnya orang yang bangkrut di umatku adalah orang yang datang
pada hari kiamat dengan membawa (pahala) shalat, puasa, dan zakat; akan tetapi
dia datang (dengan membawa dosa) telah mencaci si ini, menuduh si ini, memakan
harta si ini, menumpahkan darah si ini, dan memukul si itu; maka si ini (orang
yang terzhalimi) akan diberikan (pahala) kebaikannya si ini (pelaku
kezhaliman), dan si ini (orang yang terzhalimi lainnya) akan diberikan
kebaikannya si ini (pelaku kezhaliman). Jika kebaikannya telah habis sebelum
dituntaskan dosanya, maka (dosa) kesalahan mereka diambil lalu dilemparkan
kepadanya kemudian dia dilemparkan ke dalam Neraka.” [HR. Muslim]
Maka, belum
tentu dengan puasa Ramadhan, beneran semua dosa-dosa kita terampuni semuanya.
Dari nol pulak itu..
Jadi, puasa
Ramadhan itu dapat menghapuskan dosa-dosa kecil, dengan syarat dosa-dosa besar
ditinggalkan.
Dosa-dosa
besar, yaitu perbuatan yang diancam dengan hukuman di dunia dan siksaan di
akhirat. Misalnya: zina, mencuri, minum arak, memutuskan hubungan kekeluargaan,
transaksi ribawi, risywah (suap), memutuskan perkara dengan selain hukum Allah.
7. Mencari
hilal
seputar
hukum puasa ramadhan
Berkenaan
dengan sabab (sebab dilaksanakannya suatu hukum) puasa Ramadhan, syara’
menjelaskan bahwa ru’yah al-hilâl merupakan sabab dimulai dan diakhirinya puasa
Ramadhan. Apabila bulan tidak bisa diru’yah, maka puasa dilakukan setelah
istikmâl bulan Sya’ban.
Ketetapan
ini didasarkan banyak dalil. Salah satu di antaranya adalah Hadits-hadits
berikut:
صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ
وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ
شَعْبَانَ ثَلاَثِينَ
Berpuasalah
kalian karena melihatnya (hilal) dan berbukalah kalian karena melihatnya
(hilal). Apabila pandangan kalian tersamar (terhalang), maka sempurnakanlah
hitungan bulan Sya’ban menjadi 30 hari. [HR. Bukhari]
Berdasarkan
Hadits-hadits tersebut, para fuqaha berkesimpulan bahwa penetapan awal dan
akhir Ramadhan didasarkan kepada ru’yah al-hilâl. Imam al-Nawawi menyatakan,
“Tidak wajib berpuasa Ramadhan kecuali dengan melihat hilal. Apabila mereka
tertutup mendung, maka mereka wajib menyempurnakan Sya’ban (menjadi tiga puluh
hari), kemudian mereka berpuasa. [al-Nawawi, al-Majmû’Syarh
al-Muhadzdzab,6/269]
Nah,
begitulah kurang-lebih 7 hal yang patut Anda persiapkan, menjelang bulan
Ramadhan yang insya Allah akan kita masuki beberapa hari lagi. Semoga kita
semua lebih dikuatkan oleh Allah Swt selama beramal di bulan Ramadhan nanti.
Dan tentunya semoga semangat kita istiqamah hingga akhir Ramadhan, hingga
Syawal, dan seterusnya. Bahkan meningkat. Aamiin.
Oleh Dani Siregar
0 komentar:
Posting Komentar