Keutamaan Ayat Kursi
Apa urgensi ayat kursi? Apakah disana ada dalil tentang
keagungan ayat ini?
Alhamdulillah
Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan dalam tafsir
ayat kursi dalam surat Al-Baqarah: “Ayat kursi mempunyai keutamaan yang agung.
Terdapat hadits shahih dari Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam – bahwa ia
termasuk ayat yang paling utama dalam Kitabullah.
عن أُبي
هو ابن كعب أن النبي - صلى الله عليه وسلم - سأله أي آية في كتاب الله أعظم قال:
الله ورسوله أعلم فرددها مرارا ثم قال: آية الكرسي قال" ليهنك العلم أبا
المنذر والذي نفسي بيده إن لها لسانا وشفتين تقدس الملك عند ساق العرش (وقد رواه مسلم .. وليس عنده زيادة والذي نفسي
بيده إلخ)
“Dari Ubay
yaitu bin Ka’ab, sesungguhnya Nabi sallallahu’alaihi wa sallam bertanya
kepadanya tentang ayat apakan yang paling agung dalam Kitabullah, beliau
menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." Beliau ulang
pertanyaannya beberapa kali. Kemudian dia menjawab, “Ayat kursi." Maka
beliau mengatakan, “Selamat bagi anda wahai Abu Mundzir dengan ilmu anda. Demi
yang jiwaku yang ada di tangan-Nya. Sesungguhnya (ayat Kursi) mempunyai mulut
dan dua bibir yang disucikan para Malaikat di kaki Arsy.” (Muslim telah
meriwayatkannya, akan tetapi dalam teksnya tidak ada tambahan ‘Demi jiwaku yang
ada di tangan-Nya dan seterusnya)
Dari
Abdullah bin Ubay bin Ka’ab, sesungguhnya ayahnya telah memberitahukan bahwa
beliau mempunyai sekantong kurma. Berkata, "Dahulu ayahku menjaganya, dan
didapati ternyata berkurang." Beliau mengatakan, maka beliau menjaga pada
suatu malam. Ternyata di dapati hewan mirip anak yang akan balig. Berkata, saya
memberikan salam kepadanya dan dia menjawabnya. "Saya bertanya siapakah
anda? Jin atau manusia." Dia menjawab, “Jin." Dia berkata, ‘Maka saya
katakan kepadanya, tolong tanganmu saya pegang." kemudian tangannya
memegangku ternyata tangan anjing dan rambut anjing. Saya bertanya, “Apakah ini
bentuk penciptaan jin?" Dia menjawab, “Anda telah mengetahui jin dan apa
yang ada di dalamnya. juga ada yang lebih mengerikan dari ini." Saya
bertanya, “Apa yang mendorongmu melakukan ini?" Dia menjawab, “Telah
sampai kepadaku bahwa anda termasuk orang yang senang bershadaqah. Maka saya
ingin mendapatkan bagian makanan anda." Ayahku bertanya kepadanya, “Apa
yang dapat melindungi kami dari kamu?" Dia menjawab, “Ayat kursi
ini." Kemudian keesokan harinya beliau mendatangi Nabi sallallahu alaihi
wa sallam dan memberitahukan (kisahnya), maka Nabi sallallahu alaihi wa sallam
bersabda, "Jin yang jahat itu benar."
Dari Abu
Dzar radhiallahu anhu, dia berkata,
“Aku mendatangi Nabi sallallahu alaihi wa
sallam – sementara beliau di dalam masjid. Maka akupun duduk." Kemudian
beliau bertanya,”Apakah anda telah shalat?" Aku menjawab, “Belum."
Beliau mengatakan, “Berdiri dan tunaikan shalat." Maka aku berdiri
menunaikan shalat kemudian duduk. Beliau berkata, “Wahai Abu Dzar berlindunglah
kepada Allah dari keburukan setan manusia dan jin." Saya bertanya, “Wahai
Rasulullah apakah ada syetan dari jenis manusia?" Beliau menjawab, “Ya." Aku bertanya,
“Wahai Rasulullah (bagaimana dengan) shalat?" Beliau menjawab, “Dia adalah
sebaik-baiknya perkara, yang ingin sedikit atau banyak, silakan ambil
sesukanya." Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, (bagaimana dengan)
puasa?" Beliau menjawab, “Kewajiban yang berpahala, dan pada sisi Allah
terdapat tambahan." Wahai Rasulullah bagaimana dengan shodaqah?"
beliau menjawab, “Dilipat gandakan." Aku bertanya, “Manakah yang paling
utama?" Beliau menjawab, “Semangat
dari (orang yang) kekurangan atau (memberikan) kesenangan kepada orang
fakir." Aku bertanya, “Wahai Rasulullah siapakah para nabi yang
pertama?" Beliau menjawab, “Adam." Aku bertanya, “Apakah dia seorang
Nabi?" Beliau menjawab, “Ya. Seorang nabi yang pernah diajak berbicara
(dengan Allah)." Aku bertanya, “Berapakah (jumlah) para Rasul?"
Beliau menjawab, “Tiga ratus tiga belas, bilangan yang banyak. Dan beliau
pernah mengatakan, lima belas. Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, (ayat) apakah
yang paling agung yang diturunkan kepada anda?" Beliau menjawab, “Ayat
kursi ‘Allahu lailaha illa huwal hayyul Qayyum." (HR. An-Nasai)
Bukhari
telah menyebutkan dari Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata, Rasulullah
sallallahu’alaihi wa sallam mewakilkan kepadaku untuk menjaga (gudang tempat)
zakat Ramadan. Kemudian ada orang datang dan mengambil makanan, maka dia aku
tangkap. Aku katakan, “Akan aku laporkan engkau kepada Rasulullah sallallahu
alihi wa sallam." Dia berkata, “Lepaskan aku, karena aku orang yang sangat
membutuhkan. Aku punya keluarga dan sangat membutuhkan sekali." Maka saya
lepaskan dia. Ketika pagi hari Nabi sallallahu alaihi wa sallam berkata, “Wahai
Abu Hurairah apa yang dilakukan tawananmu semalam?" Saya menjawab, “Wahai
Rasulullah, dia mengeluh sangat membutuhkan sekali dan mempunyai tanggungan
keluarga, sehingga saya kasihan dan saya lepaskan dia." Beliau
mengomentari, “Dia telah berbohong dan nanti dia akan kembali. Saya tahu dia
akan kembali karena sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam bahwa dia akan
kembali. Sehingga saya mengintainya, kemudian dia datang dan mengambil makanan.
Lalu saya tangkap. Saya katakan kepadanya, “Saya akan laporkan engkau kepada
Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam." Dia berkata, “Tolong lepaskan
diriku karena aku membutuhkan dan mempunyai tanggungan keluarga, dan saya tidak
akan kembali," Sayapun kasihan, maka dia saya lepaskan. Ketika pagi hari
Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam berkata kepadaku, “Wahai Abu Hurairah,
apa yang dilakukan tawananmu semalam." Saya menjawab, “Dia mengeluh
mempunyai keperluan dan tanggungan keluarga, sahingga saya kasihan dan
melepaskan dia." Beliau mengomentari, “Sesungguhnya dia telah membohongimu
dan dia akan kembali." Maka saya intai yang ketiga kalinya. Kemudian dia
datang dan mengambil makanan kemudian saya pegang. Saya katakan kepadanya,
“Saya akan laporkan engkau kepada Rasulullah dan ini yang ketiga kali bahwa
kamu tidak akan datang, tapi kamu masih datang. Dia mengatakan, “Lepaskan
diriku, akan aku ajarkan kepadamu kalimat yang Allah akan memberikan manfaat
kepadamu." Saya menjawab, “Apa itu?" Dia menjawab, “Jika anda ingin
berbaring di ranjang, maka bacalah ayat kursi ‘Allahu lailaha illa huwal hayyul
Qoyyum’ sampai akhir ayat. Allah akan senantiasa menjaga anda dan setan tidak
akan mendekati anda sampai pagi hari." Maka dia saya lepaskan. Ketika pagi
hari, Nabi sallallahu’alaihi wa sallam mengatakan kepadaku, “Apa yang dilakukan
tawananmu semalam?" Saya menjaawab, “Wahai Rasulullah, dia mengaku bahwa
dia akan mengajarkan kepadaku kalimat yang dengan itu Allah akan memberikan
manfaat kepadaku, sehingga aku lepaskan dia." Beliau bertanya, “Ayat
apakah itu?" Saya menjawab, “Dia mengatakan kepadaku, ketika anda ingin
tidur di ranjang anda, maka bacalah ayat kursi dari awal sampai akhri ayat.
Allahu lailaha illa huwal hayyul Qoyyum’ dan dia mengatakan kepadaku, Allah
akan senantiasa menjagamu dan syetan tidak akan mendekati anda sampai pagi
hari." Dan mereka sangat bersungguh-sungguh terhadap suatu kebaikan. Maka
Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya dia telah benar
kepadamu padahal dia adalah pendusta. Apakah anda tahu dengan siapa anda
berbicara selama tiga malam wahai Abu Hurairah?" Saya menjawa,
“Tidak." Beliau mengatakan, “Itu adalah setan. "
Dalam
redaksi lain, “Aku pernah menangkap salah seoranga dari kalangan jin yang
fakir, maka dia aku lepaskan. Kemudian dia kembali yang kedua dan ketiga. Saya
katakan, “Bukankah engkau telah berjanji
tidak akan kembali? Saya tidak akan melepas kamu sampai saya bawa kamu kepada
Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam." Dia mengatakan, “Jangan anda
lakukan, jika engkau melepaskan diriku, saya akan ajarkan kepadamu kalimat yang
jika engkau baca tidak seorangpun dari jenis jin, baik yang kecil maupun besar,
laki-laki maupun perempuan, dapat mendekatimu." Saya katakan kepadanya,
“Apakah kamu pasti akan melakukannya?" Dia menjawab, “Ya." Saya
berkata, “Apa ayat itu?" Dia menjawab, "Allahu lailaha illa huwal
hayyul Qoyyum…. Dia membaca ayat kursi hingga terakhir. Maka saya lepaskan dia
dan dia pergi tidak pernah kembali lagi. Kemudian Abu hurairah menceritakan hal
itu kepada Nabi sallallahu alaihi wa sallam. Kemudian beliau sallallahu alaihi
wa sallam berkata kepadanya, “Bukankah engkau tahu, bahwa (ayat Kursi) memang
seperti itu (keutamaannya)."
Telah
diriwayatkan oleh Nasa’i dari Ahmad bin Muhammad bin Ubaidillah dari Syu’aib
bin Harb dari Ismail bin Muslim dari Abu Al-Mutakil dari Abu Hurairah. Dan tadi
telah ada dari Ubay bin Ka’b kejadian seperti ini juga. Ini ada tiga peristiwa.
Abu Ubaid
berkata dalam kitab Al-Gharib, kami telah diberitahukan oleh Abu Muawiyah dari
Abu Asyim Al-Qofi dari Sya’bi dari Abdullah bin Mas’ud, dia berkata, “Seseorang
keluar dan bertemu dengan jin. Lalu jin itu berkata, “Apakah kamu dapat
bergulat denganku. Jika kamu dapat mengalahkanku, aku akan ajarkan kamu suatu
ayat yang kalau kamu baca ketika masuk rumah, setan tidak akan masuk.' Kemudian
dia berkelahi dan dapat mengalahkannya. Dia berkata, “Saya lihat kamu kecil
lagi kurus. Kedua tanganmu seperti tangan anjing. Apakah kamu semua seperti
ini wahai jin atau kamu diantara
mereka?" (jin) mengatakan, “Saya di antara mereka termasuk kurus. Maka
bisa diulangi pertarungan. Kemudian bertarung lagi dan dikalahkan oleh manusia.
Maka dia berkata, “Hendaklah engkau membaca ayat kursi. Tidaklah seseorang
membacanya ketika masuk rumah, kecuai setan akan keluar. Dia punya suara buang
angin seperti keledai." Dikatakan kepada Ibnu Mas’ud, “Apakah orang itu
adalah Umar?" Beliau menjawab, “Siapa lagi yang dapat seperti itu kalau
bukan Umar."
Dari Abu
Hurairah radhiallahu anhu sesungguhnya Rasulullah sallallahu alaihi wa salalm
bersabda,
سورة البقرة فيها آية سيدة آي
القرآن لا تقرأ في بيت فيه شيطان إلا خرج منه: آية الكرسي
“Dalam
surat Al-baqarah ada ayat-ayat utama dari ayat Al-Qur’an. Tidaklah engkau
membacanya di dalam rumah, kecuali setan akan keluar. Itu adalah ayat Kursi.”
Begitu juga
yang diriwayatkan dari jalan lain dari Zaidah dari Hakim bin Jubair kemudian
mengatakan, “Sanadnya shahih. Dan belum dikeluarkan oleh keduanya. Demikian
dikatakan.
Telah
diriwayatkan oleh Tirmizi dari hadits Zaidah dengan redaksi, "Setiap
sesuatu ada puncaknya. Dan puncak Al-Qur’an adalah surat Al-Baqarah. Di
dalamnya ada ayat mulia yakni Al-Qur’an yaitu ayat kursi." Kemudian dia
berkata, hadits ini gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Hakim
bin Jubair. Syu’bah telah memperbincangkannya dan melemahkannya. Saya berkata,
“Bagitu juga Ahmad, Yahya bin Main dan selain dari kedua imam tersebut
melemahkannya. Ibnu Mahdi meninggalkannya sementara As-Sa’di (dituduh)
berbohong.
Dari Ibnu
Umar dari Umar bin Khatab radhiallahu anhu, suatu ketika beliau menemui orang-orang yang sedang menghadapi
hidangan, lalu bertanya, “Siapa diantara kalian yang dapat memberitahukan
kepadaku ayat yang paling agung di Al-Qur’an. Ibnu Mas’ud radhiallahu anhu
mengatakan, “Saya yang akan menyampaikan, saya mendengar dari Rasulullah
sallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
أعظم آية في القرآن
"الله لا إله إلا هو الحي القيوم".
“Ayat yang paling agung dalam Al-Qur’an adalah
‘Allahu lailaha illa huwal hayyul Qoyyum’.
Terkait
dengan kandungannya, ada nama Allah yang agung. Imam Ahmad mengatakan, ‘Dari
Asma’ binti Yazid bin Sakan berkata, saya mendengar Rasulullah sallallahu
alaiahi wa sallam bersabda:
في هاتين الآيتين "الله
لا إله إلا هو الحي القيوم" و "الم الله لا إله إلا هو الحي
القيوم" إن فيهما اسم الله الأعظم
"Dalam
dua ayat ini 'Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum' dan 'Alif laam miim,
Allahu laa ilaaha illah huwal hayyul qayyum', pada keduanya ada nama Allah yang
agung."
(HR. Abu
Daud dari Musaddad dan Tirmizi dari Ali bin Khosyrram. Ibnu Majah dari Abu
Bakar bin Abu Syaibah)
Ketiganya
dari Isa bin Yunus dari Ubaidillah bin Abu Ziyad. Tirmizi mengomentari; Hasan
shahih.
Dari Abu
Umamah, dia nyatakan bersumber dari Nabi, “Nama Allah yang agung, apabila Dia
diminta dengannya akan dikabulkan, ada di tiga (surat); Surat Al-Baqarah, Ali
Imron dan Thaha.
Hisyam
berkata, dia adalah Ibnu Amar Khatib Damaskus, "Adapun yang terdapat dalam
surat Al-Baqarah adalah, "الله لا إله إلا هو الحي القيوم", dan dalam surat Ali Imran adalah "الم
الله لا إله إلا هو الحي القيوم"
sedangkan dalam surat Thaha, adalah
"وعنت الوجوه
للحي القيوم"..
Dari Abu
Umamah, tentang keutamaan membacanya setelah shalat fardu, dia berkata,
Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:
من قرأ دبر كل صلاة مكتوبة
آية الكرسي لم يمنعه من دخول الجنة إلا أن يموت.
“Barangsiapa
yang membaca ayat kursi setiap setelah selesai fardhu, tidak ada yang dapat
menghalanginya masuk surga kecuali dia meninggal dunia.”
(Diriwayatkan
oleh Nasai di kitab Al-Yaum Wal Lailah dari Hasan bin Basyar. Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam
shahihnya dari hadits Muhammad bin Humair beliau dari Himsi, dia termasuk
perawi Bukhari juga. Sanadnya sesuai syarat Bukhari)
Wallahua'lam
.
Syekh
Muhammad Shaleh Al-Munajjid
0 komentar:
Posting Komentar