Sungguh Betapa Mengherankan
Berapa kali
aku mencela orang-orang yang dijauhi oleh Allah, tapi celaan itu ternyata tidak
bermanfaat…
Betapa
sering aku menyeru kepada orang-orang yang tuli dan lalai, tapi ternyata seruan
itu tidak terdengar…
Betapa seringnya
aku berbicara pada hatimu dan aku sangat ingin engkau mendengarkannya…
Wahai orang
yang beku air matanya yang tidak pernah bisa menangis karena takut kepada
Allah…
Kenapa
hatimu dan jasadmu telah engkau gunakan untuk mencintai dunia yang fana…
Kenapa
engkau pun selalu saja menampakkan maksiatmu kepada Allah dan kepada
makhluk-Nya…
Kenapa
engkau selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang diharamkan oleh-Nya…
Ketahuilah,
salah satu tanda dari kesesatan itu ialah hati yang tidak mau tunduk kepada
Allah…
Wahai orang
yang lalai…
Hitunglah
kerugianmu selama ini dengan mengumpulkan yang haram-haram…
Segeralah
tinggalkan itu semua…
Jangan
sampai engkau masih berada di kebun kelalaian ketika datang panggilan kematian
dari-Nya secara tiba-tiba…
Hingga
engkau pun berangkat dalam memenuhi panggilan itu dengan cara yang mengenaskan…
Siapa saja
yang memperbanyak dosanya, berarti sungguh ia telah memperbanyak penyesalan…
Abu
Al-Fadhl Jabrail bin Manshur berkata :
“Sampai
kapan engkau larut dalam kelalaian ?
Sepertinya
engkau menganggap remeh akibat penundaan siksa. Masa santai dan muda telah
berlalu, sementara engkau tidak meraih keridhoan dari Tuhanmu ?
Sekarang,
yang tersisa adalah masa-masa hina dan malas serta engkau tidak mendapatkan
manfaat apa-apa…!”
(Al-Bidayah
wan Nihayah XIII hal 126).
Ibnul
Qayyim rahimahullah berkata :
“Sungguh
sangat mengherankan sekali keadaan kebanyakan manusia, waktu terus berlalu dan
umurpun habis, namun hatinya masih tetap tertutup dari Allah dan kehidupan
akhirat. Dia keluar dari dunia sebagaimana dia memasukinya, dia tidak mencicipi
sesuatu yang paling nikmat darinya. Dia hidup seperti hidupnya hewan, dan dia
berpindah seperti pindahnya orang-orang yang pailit. Sehingga dia menjadi orang
yang hidupnya lemah, matinya menyedihkan, dan kembalinya (ke akhirat) adalah
kerugian dan penyesalan” (Thoriqul Hijrotain hal 385)
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Tidak akan
masuk Neraka seseorang yang menangis karena merasa TAKUT KEPADA ALLAH……” ( HR.
At-Tirmidzi no.1633 )
Mengapa seseorang
malu untuk menangis karena takut kepada Allah Ta’ala…
Apakah
karena keras dan hitamnya hati dari maksiat yang begitu sering dilakukan…
Apakah
hatinya telah terkunci…?
Apakah
hatinya sudah lebih keras dari pada batu…?
Hendaklah
seseorang itu menangis karena ia tidak dapat menangis…
Ia takut
akan dosa-dosanya yang tidak terhitung banyaknya…
Ia takut
akan su’ul khatimah…
Ia takut
akan adzab kubur…
Ia takut
Allah akan menolak amal-amal yang telah ia lakukan…
Ia takut
tidak dikumpulkan bersama dengan orang-orang yang ia cintai di akhirat kelak…
Ia takut
nantinya ia dan keluarganya akan dimasukkan ke dalam Neraka Jahannam…
Ia takut
tidak mendapat rahmat dan pertolongan Allah…
Ia takut
tidak mendapatkan keselamatan dan ampunan Allah…
Ia takut…!
Ia takut…! Ia takut…!
Oh…betapa
keringnya mata dari air mata yang mengalir…
Oh…betapa
jauhnya hati dari rasa takut kepada Allah…
Oh…betapa
malunya diri yang selalu dipandang oleh Allah sedang bermaksiat kepada-Nya…
Oh…betapa
sedikitnya ibadah dan doa yang dipersembahkan kepada Allah dalam keadaan
ikhlas…
Ya Allah,
jadikanlah rasa takut kepada-Mu merupakan sesuatu yang paling kami takuti…
Ya Allah,
lindungilah kami dari kedua mata kami yang tidak pernah menangis karena takut
kepada-Mu…
Wahai Rabb,
lindungilah kami dari kedua mata kami yang tidak pernah menangis karena
mengharap ampunan dan rahmat-Mu…
Ya Allah,
lindungilah kedua mata kami yang tidak pernah menangis karena bertaubat
kepada-Mu…
Ya Allah,
gantikan air mata kami yang menetes karena-Mu dengan air penyejuk yang akan
menyejukkan kami dari panasnya api Neraka…
Oleh : Ustadz Najmi Umar Bakkar, حفظه الله
تعالى
Artikel ini
diposting oleh Website Seindah Sunnah
0 komentar:
Posting Komentar