Mengajarkan Anak
Apa Itu Arti Istidraj dalam Agama Islam
Sama halnya dengan ilmu pengetahuan lainnya, memberi
pemahaman tentang pengetahuan agama Islam pada anak juga tidak kalah penting,
Ma. Bahkan, sudah menjadi kewajiban para orangtua untuk mengajarkan agama Islam
kepada anak-anak.
Ajaran dalam agama Islam yang paling utama ialah ibadah.
Seluruh umat diwajibkan untuk senantiasa beribadah kepada Allah SWT.
Menunaikan ibadah dengan benar dan tepat waktu pun
menjadi jembatan umat Islam untuk mendapatkan berkah serta karunia dari-Nya.
Namun, beberapa umat Islam justru dianugerahi banyak
nikmat dari Allah SWT meskipun tidak pernah beribadah.
Misalnya, rezeki yang berlimpah, kehidupan bahagia, dan
banyak hal duniawi sehingga tak jarang dapat membuat orang lain iri padanya.
Padahal, kondisi tersebut merupakan bentuk ujian yang
dinamakan Istidraj, Ma. Berikut penjelasan tentang Istidraj serta ciri-cirinya
yang telah Popmama.com rangkum dari berbagai sumber.
1. Arti itu Istidraj?
Istidraj adalah berasal dari kata 'daraja' dalam bahasa Arab yang berarti naik satu
tingkatan ke tingkatan berikutnya. Namun, Istidraj lebih dikenal sebagai
istilah azab yang berupa kenikmatan yang sengaja diberikan pada seseorang.
Jadi, Allah SWT menguji hamba-hambanya yang lalai dalam
beribadah dengan melimpahkan mereka kenikmatan dunia. Padahal, segala hal yang
dinikmati tersebut adalah suatu jebakan.
Adapun dalil dalam Alquran yang menjelaskan tentang
Istidraj ialah Surah Al-An'am ayat 44:
فَلَمَّا
نَسُوۡا مَا ذُكِّرُوۡا بِهٖ فَتَحۡنَا عَلَيۡهِمۡ اَبۡوَابَ كُلِّ شَىۡءٍ ؕ
حَتّٰٓى اِذَا فَرِحُوۡا بِمَاۤ اُوۡتُوۡۤا اَخَذۡنٰهُمۡ بَغۡتَةً فَاِذَا هُمۡ
مُّبۡلِسُوۡنَ
Fa lammaa
nasuu maa zukkiruu bihii fatahnaa ‘alaihim abwaaba kulli syaii’, hattaaa izaa
farihuu bimaaa uutuuu akhoznaahum baghtatang fa izaa hum mublisuun
Artinya:
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka,
Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila
mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa
mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.”
Semoga Mama
dan keluarga bukan golongan penerima istiraj, azab berupa kenikmatan dari Allah
SWT.
2.
Ciri-ciri Istidraj, diberi kenikmatan berlimpah
Umumnya,
Istidraj terjadi pada umat Islam yang lalai dalam beribadah. Namun, mereka
selalu dapat merasakan banyak kenikmatan di dunia.
Misalnya,
seorang umat yang tidak pernah menunaikan salat dan mengerjakan amalan lain,
tetapi dilimpahkan rezeki begitu banyak. Padahal, kenikmatan yang membuat
mereka terlena adalah sebuah jebakan atau azab dari Allah SWT.
Sebagaimana
yang diterangkan dalam Alquran Surah Ali Imran ayat 178:
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ
كَفَرُوْٓا اَنَّمَا نُمْلِيْ لَهُمْ خَيْرٌ لِّاَنْفُسِهِمْ ۗ اِنَّمَا نُمْلِيْ
لَهُمْ لِيَزْدَادُوْٓا اِثْمًا ۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُّهِيْنٌ
Wa laa
yahsabannallaziina kafaruuu annamaa numlii lahum khoirul li’ angfusihim,
innamaa numlii lahum liyazdaaduuu ismaa, wa lahum azaabum muhiin
Artinya:
“Dan jangan sekali-kali orang-orang kafir itu mengira bahwa tenggang waktu yang
Kami berikan kepada mereka lebih baik baginya. Sesungguhnya tenggang waktu yang
Kami berikan kepada mereka hanyalah agar dosa semakin bertambah, dan mereka
akan mendapat azab yang menghinakan.”
3.
Ketenangan hidup, meski sering bermaksiat
Ciri-ciri
Istidraj lainnya ialah rasa tenang dan tentram dalam menjalani hidup. Padahal,
dirinya selalu melakukan maksiat.
Segala dosa
yang diperbuat pun terasa biasa saja, tidak merasa bersalah atau menimbulkan
kegelisahan di hati.
Ibadah juga
tidak pernah ditunaikan sehingga terlalu dalam menikmati dunia. Padahal,
sesungguhnya dirinya sedang tersesat.
Hal ini
karena Istidraj merupakan hukuman dari Allah SWT yang terjadi sedikit demi
sedikit.
Sebagaimana
dalam firman-Nya berikut:
فَذَرۡنِىۡ وَمَنۡ يُّكَذِّبُ
بِهٰذَا الۡحَـدِيۡثِؕ سَنَسۡتَدۡرِجُهُمۡ مِّنۡ حَيۡثُ لَا يَعۡلَمُوۡنَۙ
Fazarnii wa
many yukazzibu bihaazal hadiisi sanastad rijuhum min haisu laa ya'lamuun
Artinya:
“Nanti Kami akan menghukum mereka dengan berangsurangsur (ke arah kebinasaan)
dari arah yang tidak mereka ketahui.” (QS. Al-Qalam: 44).
4. Jarang
sakit juga tanda-tanda Istidraj
Banyak yang
berpendapat bahwa kesehatan adalah hal tak ternilai. Hingga beberapa orang akan
mengeluh jika dirinya merasa tidak sehat. Padahal, sakit merupakan bentuk
nikmat dari Allah SWT pada hambanya.
Maka, umat
Islam yang jarang sakit ini pun termasuk dalam ciri-ciri tertimpa Istidraj.
Ketika tubuhnya selalu sehat, mereka biasanya akan lalai dalam ibadah dan terus
terlena pada urusan-urusan duniawi yang fana.
Dari Ubah
bin Amir radhiallahu ‘anhu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda.
إِذَا رَأَيْتَ اللَّهَ
تَعَالى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى
مَعَاصِيهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنْهُ اسْتِدْرَاجٌ
Artinya:
“Apabila Anda melihat Allah SWT memberikan kenikmatan dunia kepada seorang
hamba, sementara dia masih bergelimang dengan maksiat, maka itu hakikatnya
adalah Istidraj dari Allah SWT.”
5. Ajarkan
anak untuk rajin dalam beribadah
Setelah
memahami makna Istidraj, orangtua hendaknya selalu mengingatkan anak untuk
senantiasa beribadah dan bertaubat kepada Allah SWT. Biasakanlah anak mama dan
papa agar terus mengingat Allah SWT di kala suka maupun duka.
Hal ini
bertujuan untuk menghindarkan diri anak dari Istidraj, berupa kenikmatan yang
berlimpah. Padahal, kenikmatan tersebut adalah hukuman yang diberikan oleh
Allah SWT.
Itulah
penjelasan apa itu Istidraj beserta ciri-cirinya yang bisa orangtua ajarkan
pada anak.
Sunggung
mengerikan jika seseorang tergolong dalam kaum penerima istiraj, azab yang
berupa kenikamatan dari Allah SWT. Semoga dapat memotivasi Mama, Papa, dan buah
hati agar selalu istiqomah dalam menjalankan segala perintah-Nya.
0 komentar:
Posting Komentar